10 ~ Lupa (part 2)

890 156 145
                                    

Sudahlah yang dia pikirkan bukan cuma aku
Apalagi ini hanya masalah sepele
Aku saja jarang dia ingat
Apalagi hari penting tentang diriku


~ author

Setelah keadaan Fenly jauh lebih baik, akhirnya Fenly diizinkan pulang oleh dokter, Shandy yang takut jika Fenly mengulang kejadian waktu itu, memaksa Fenly untuk tidur di kamar Shandy bersamanya. Sekali lagi Fenly hanya pasrah dan mengikuti perintah Shandy.

" Fen, sejak dari rumah sakit Fen jarang ngomong lho, cerita sini sama kak Shandy ! Jangan diem aja dong Fen ! "

Fenly hanya diam dan kini memainkan gitar yang pernah dibelikan oleh Shandy, sejak kejadian waktu itu Fenly lebih banyak diam, sifat dinginnya yang dulu mulai mencair kini membeku lagi. Dia semakin tertutup pada semua orang termasuk Shandy.

" Fen... Gabung sama yang lain dulu yuk ! " Ajak Shandy yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Fenly

Delapan bersaudara itu kini berkumpul di ruang keluarga, saling berbincang ringan dan berusaha tidak membahas masalah pertengkaran mereka waktu itu. Hal ini mereka tujukan agar keadaan Fenly membaik dan bisa kembali seperti dulu lagi.

" Oh ya kalian katanya mau ambil rapor kan ya ? Sabtu ini kan ? " Tanya Ricky memecah kesunyian yang sempat tercipta

" Ummmm..  iya bang, Sabtu ini bareng sama bang Fen sama Aji juga " jawab Zweitson

" Kalau gitu yang ambil rapor kalian bertiga aja, biar gue nanti siapin pesta kecil di kedai buat rayain keberhasilan kalian setuju ? " Usul Gilang

" Boleh tuh, kayanya seru juga jadi yang Abil rapor mereka, gue, bang Shan sama bang Han ya "

" Kita mau yang ambil bang Ricky aja boleh ya " pinta Zweitson sambil memeluk lengan Ricky sementara Fiki mengangguk setuju dengan usul Zweitson

" Gue mau bang Shan yang ambil rapor gue " kata Fajri sambil memainkan handphoe miliknya

" Jadi udah jelas ya, bang Han ambil rapor Fenly " kata Gilang yang dijawab anggukan kepala oleh Farhan

" Kalau Lo ngga mau gue bisa ambil sendiri ! Biasanya juga gitu kan ? " Kata Fenly yang kini bangkit dan meninggalkan ruang tengah untuk menuju kamar Shandy

Ricky menatap kepergian adiknya itu dengan senyum miris, Fenly semakin terasa jauh dari mereka saat ini

" Apa ngga lebih baik kalau yang ambil rapor Fenly, bang Shan aja ? Kita tahu sendiri kan kalau Fenly akhir-akhir ini cuma mau denger omongan bang Shan, gue cuma ngga mau aja urusan ini bakal jadi panjang kaya waktu itu " usul Ricky

" Gue cuma mau yang ambil rapor gue bang Shan, kenapa harus ngorbanin gue sih ? Emang salah ya kalau gue mau bang Shan yang ambil rapor gue ? Bang Shan bukan abangnya Fenly doang kan ? Gue juga adiknya, emang kenapa kalau yang ambil rapor Fenly itu bang Han ? Toh bang Han mau kan ? " Kesal Fajri

" Udah Rick, ngga papa gue bakal ambil rapor Fenly kok, Fen juga adek gue kan ? Siapa tahu dengan ini Fenly bisa lebih deket sama gue "

Ricky mengangguk setuju dengan ucapan Farhan, setelah berbincang beberapa menit Shandy berpamitan untuk memeriksa keadaan Fenly. Shandy membuka pintu kamarnya dan menemukan Fenly yang tertidur sambil memeluk robot iron man yang pernah ia berikan padanya itu. Perlahan Shandy mendekat dan mencoba meraih robot itu untuk ia simpan.

" Jangan.... Jangan ambil iron man punya Fenly ! Lo boleh ambil apa aja tapi jangan iron man Fenly ! " Fenly tampaknya mengigau karena saat ini dia masih tampak tertidur

Shandy mengusap pelan rambut Fenly dan mengecup kening adiknya sekilas, Shandy sangat menyanyangi Fenly hal seperti kemarin tidak akan pernah ia biarkan terulang.

C E R M I N || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang