40 ~ Bukti

787 151 264
                                    

Semua akan aku buktikan
Semua yang pernah aku katakan
Ucapanku bukan sekedar kata saja
Kan ku buktikan jika aku akan mempertahankan miliku


~ author

Beberapa pemuda tampak tergesa memasuki rumah mereka setelah mendapat kabar jika Fenly menginginkan mereka untuk pulang, sesampainya mereka dihadapan Fenly tidak ada hal lain yang mereka lakukan selalin memeluk erat tubuh adiknya itu, mereka sangat menyesal telah menyakiti Fenly, setelah ini mereka akan jauh lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan.

Suasana rumah begitu hidup sekarang, tidak ada kebencian, yang terlihat hanya saudara yang saling memiliki satu sama lain. Fenly nampak asik mendengar cerita dari ketiga adiknya yang memang sangat merindukan Fenly, Fajri yang baru saja berdamai dengan Fenly nampak tak ingin terpisah dengan kakaknya itu, ia ikut mendengar cerita Zweitson tentang waktu yang dia habiskan tanpa Fenly, Fajri bersandar pada bahu Fenly sambil memeluk erat tubuh kakaknya itu.

Semua terlihat baik sekarang, rumah ini hanya dipenuhi kebahagiaan, dan sepertinya kebahagiaan itu bertambah saat Mavin dan Rebeca ikut bergabung dengan mereka. Mavin memperhatikan Gilang yang tampak senang saat melihat kehadiran Rebeca di rumah ini, bahkan. Sesekali Mavin memergoki Gilang yang asik menatap Rebeca.

" Lo sering main ke sini ? Fen masih sering konsultasi sama Lo ?  " Tanya Gilang pada Rebeca yang saat ini duduk disisinya

" Ummm.... Ngga sering banget, sesekali aja karena emang jadwal konsultasi sama Fenly udah mulai berkurang, keadaan dia udah jauh lebih baik sekarang "

" Makasih ya, ngga tahu lagi kalau Fenly ngga pernah ketemu sama orang kaya Lo "

" Aku cuma lakuin apa tugasku aja kan ? Kamu harus berterimakasih sama Mavin karena dia yang rawat Fenly selama Fenly di rumah sakit, aku ngga tahu apa-apa tentang Fenly "

" Ya tapi tetep aja Lo punya peran penting buat kesehatan mental Fenly "

" Alus banget modusnya ! " Sindir Mavin yang duduk tak jauh dari mereka

" Vin... Jangan ngga sopan gitu ! Kita bertamu lho "

Gilang terseyum manis kearah Rebeca, bagi Gilang Rebeca adalah orang yang selama ini dia cari, gadis cantik, lemah lembut, sopan dan semua yang ada didalam diri Rebeca berhasil membuat Gilang jatuh hati.

" Ngapain Lo liatin kakak gue ? Suka Lo sama kak Beca ? "

" Iya suka " jawab Gilang tanpa sadar

" Gimana Lang ? " Tanya Rebeca

" Ah.... Anu... Apa ? Itu... Iya aku ehhh maksudnya gue suka ngobrol sama Lo "

" Ngga usah gugup ! Lo boleh deketin kak Beca... Tapi sekali aja gue denger kak Beca nangis gara-gara Lo ? Jangan harap gue diem aja ! Apa yang Lo lakuin ke kak Beca itu juga yang bakal gue lakuin sama Lo ! "

Gilang dan Rebeca kompak menoleh pada Mavin yang kini menatap mereka berdua

" Kenapa ? Kalian pikir gue ngga tahu kalau selama ini Lo berdua sering ketemu ? Ngga usah gengsi jadi orang... Suka ya tinggal bilang suka " kata Mavin lagi

Gilang dan Rebeca kembali kompak tersenyun. Shandy yang tadi berbincang dengan Ricky mendekati Mavin dan merangkul bahu Mavin.

" Kayanya Lo bakal jadi Saudara gue nihh... Siap punya kakak kaya gue ? Atau punya kakak nyebelin kaya Farhan ? Ade yang bawel kaya Fiki ? Siap belum ? Kalau gue sih bakal mikir dua kali ya " kata Shandy

" Shan... Lo tahu ngga kalau gue jadi saudara Lo semua apa yang bakal terjadi ? "

" Apa ? "

" Gue bisa punya adik kaya Fenly... Dan gue yakin gue bisa buat dia lebih deket sama gue daripada sama Lo, yakin Lo siap buat itu ? " jawab Mavin yang membuat Shandy menatap Mavin waspada

C E R M I N || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang