Tuhan itu memang maha baik
Ia memberi lautan saat aku kehausan
Ia memberi hutan saat aku meminta sebatang kayu
Dan saat aku kesepian dan butuh pertolongan
Tuhan mengirimkan kamu sebagai kaki tangannya~ author
Fajri mengurung dirinya di dalam Kamar sambil menangis, dia tidak menyangka jika orang yang selama ini dia percaya dan melindunginya adalah orang yang menjebaknya menuju jurang penderitaan seperti saat ini. Fajri meraih gantungan kunci berbentuk kepala kelinci yang pernah diberikan oleh Fenly padanya saat mereka baru saja berdamai.
" Gue ngga nyangka Lo kaya gini sama gue... Lo jahat Fen ! GUE BENCI SAMA LO FENLY !!! " teriak Fajri sambil melempar gantungan kunci tadi kearah cermin hingga cermin itu retak
Fajri kali ini sungguh kesal dengan Fenly yang dengan tega menjebaknya padahal selama ini dia begitu percaya pada Fenly, Fajri menghapus air matanya dan kini menatap sebuah frame foto yang menampilkan wajahnya dan Fenly, ia meraih frame foto tadi dan memperhatikannya dengan serius.
" Gue benci banget sama Lo Fen, apa Lo ngga tahu selama ini gue menderita karena Lo ? Gue susah payah bangkit dari penyakit mental yang ternyata Lo adalah penciptanya, Lo brengsek Fen... Gue hidup dalam ketakutan dan ancaman dari kak Rena, gue takut kalau dia minta pertanggung jawaban sama gue sementara Lo yang berbuat bisa hidup santai tanpa beban, Lo keterlaluan Fenly... Lo harus bayar penderitaan yang selama ini gue rasain... Lo harus bayar Fenly, liat aja apa yang bakal gue lakuin sama Lo... Gue ngga akan biarin hidup Lo tenang, Lo harus rasain apa yang gue rasain atau mungkin lebih... Gue ngga mau ketemu sama Lo lagi Fen... Baiknya Lo mati aja " kata Fajri yang kini langsung membanting frame foto tadi
Sementara itu di kamar lain tampak Fiki yang berusaha menenangkan Shandy yang sedari tadi juga menangis. Shandy masih tidak percaya jika Fenly adalah dalang dari semua masalah ini, dia percaya pada Fenly dan dia yakin bukan Fenly yang melakukan ini.
" Bang... Udah ya ! Jangan sedih terus ! Fiki ngga suka liat bang Shan sedih, biasanya tuh bang Shan orangnya rame... Ngga gini "
" Fiki percaya kalau semua ini ulah Fenly ? "
" Jujur... Engga, bang Fenly tuh sibuk belajar sama ikut lomba-lomba gitu... Kapan coba dia ketemu sama kak Rena ? Ngga mungkin bang Fen begitu "
" Tapi kenapa dia ngakuin semuanya ya Fik ? "
" Ngga tahu bang, tapi yang jelas bang Han ngga bakal kasih kita izin buat ketemu sama bang Fen lagi, apa mungkin bang Fen lakuin ini buat Aji ? Bang Fen rela akuin semuanya asal kak Rena berhenti ganggu Aji ? "
" Bang Shan juga mikir gitu Fik, tapi sekarang kita tunggu aja yang lain reda marahnya, kalau udah kita coba temuin Fenly dan bicarain masalah ini "
" Iya bang.... Tapi bang Shan jangan sedih lagi ya ! Bang Fen tuh kuat, pasti bang Fen bisa hadapi ini "
" Semoga ya Fik " kata Shandy sambil mengusap pelan rambut adiknya itu
Shandy bersyukur bukan hanya dia yang mempercayai Fenly tapi ada Fiki yang memang sangat menyanyangi Fenly dan percaya pada Fenly. Semoga saja apa yang saat ini ada di pikiran Shandy dan Fiki Benar.
🍒
~ author
Beberapa hari setelah kejadian itu banyak yang berubah dari kehidupan delapan pemuda itu, Fajri memilih untuk diantar jemput oleh supir yang sengaja disewa oleh Farhan sementara Fiki dan Zweitson diantar oleh Ricky saat ke sekolah. Shandy dan yang lain tetap melanjutkan pekerjaan seperti biasa, sementara Fenly yang saat ini hidup sendiri dan sudah menjalani libur setelah ujian memilih untuk mencari pekerjaan, dia rela melakukan apapun untuk mendapat uang yang cukup memenuhi kebutuhannya, saat siang Fenly bekerja sebagai kurir makanan dan saat malam dia mengisi hiburan di restoran yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
C E R M I N || U N 1 T Y
Fiksi PenggemarBegitu mudahnya jadi kamu, dapat perhatian, kasih sayang dan semua hal baik dari penghuni rumah ini, sementara aku... Aku hanya anak yang tak pernah benar, apapun yang ada dalam diriku itu salah. Dikatakan bungsu katanya bukan, tapi aku juga bukan s...