MH 003

1.2K 180 8
                                    

"Jam berapa sekarang?"

Adalah kalimat pertama yang meluncur dari bibir pucat Kim Haera. Wanita itu baru saja bangun dari tidur singkatnya dan sialnya sudah dihadapkan dengan wajah menyebalkan Lee Mark. Sementara Lee Mark nampak begitu nyaman meringkuk di kursi pojok ruang kesehatan sambil bermain ponsel. Segera Lee Mark mengalihkan pandangannya pada Kim Haera lalu bergerak menuju brankar dimana tubuh wanita itu terbaring lemah diatasnya.

"Sudah jam 12 malam. Tidurlah lagi." Sahut Lee Mark kemudian.

"Aku ingin kembali ke kamar."

"Tidak. Kau harus tetap istirahat di sini sampai besok. Petugas kesehatan akan menjagamu."

"Aku tidak mau. Di sini sangat bau, aku tidak suka."

Wanita itu memang tidak suka bau obat-obatan, terlalu menyengat hingga membuatnya pusing. Ia bahkan lebih memilih menahan sakit daripada pergi ke rumah sakit sekedar mendapat perawatan.

"Ck. Dasar keras kepala. Kau harus ingat kalau kau sedang tidak berada di Korea. Di sini tidak ada keluargamu yang akan merawatmu dengan senang hati."

Dalam hati Lee Mark menyumpah-serapahi Kim Haera. Bisa-bisanya Kim Haera masih bersikap keras kepala dalam keadaan krusial seperti sekarang. Namun pria itu tidak bisa menghentikan mulutnya mengomel sedemikian rupa. Agaknya Lee Mark mulai paham kalau Kim Haera bukan seseorang yang bisa diberi tahu dengan cara lemah-lembut. Lee Mark masih mempertahankan wajah berangnya, dan Kim Haera hanya diam terpaku ditempatnya. Wanita itu jelas tidak senang mendengar kata-kata yang terlontar dari belah bibir sang pria.

"Tahu apa kau? Aku bahkan tidak memiliki keluarga." Ucapnya akhirnya.

Kali ini giliran Lee Mark yang dibuat tercengang. Pengakuan Kim Haera praktis mencubit hatinya. Ia merutuki diri sendiri karena ucapannya berakhir menjadi bumerang bagi keduanya. Kim Haera pasti sangat tersinggung mendengar kata-kata yang ia lontarkan. Betapa lancangnya ia menyinggung hati seorang wanita yang hidup sebatang kara.

"Ah... maksudku—"

"Terserah. Aku hanya ingin kembali ke kamar."

Sekonyong-konyong ucapan Lee Mark disela sebelum ia berhasil menyelesaikannya. Kim Haera tidak ingin membicarakan hal ini lebih jauh lagi. Ia hanya benci dikasihani. Lantas tanpa mengucap sepatah kata pun lagi, ia bergegas bangkit dan melangkah tertatih-tatih keluar dari ruang kesehatan. Menyaksikan hal tersebut, Lee Mark reflek berlari mengejar Kim Haera demi menawarkan bantuan.

"Naiklah ke punggungku."

Tidak ada siapapun di lorong sepi itu selain Lee Mark dan Kim Haera. Lagipula sudah masuk tengah malam, tentunya mustahil para atlet masih ada yang berkeliaran, tak heran bila Lee Mark berani melakukan skinship dengan lawan jenis di tempat umum. Tubuh Lee Mark sudah berjongkok di depan Kim Haera. Posisinya membelakangi Kim Haera sehingga ia tidak bisa melihat wajah terharu wanita itu. Haera menekuk kedua lututnya dan detik berikutnya dadanya menempel sempurna di punggung lebar Lee Mark. Tidak ada alasan untuk menolak kebaikan Lee Mark, bukan? Pun tubuhnya masih sedikit kelelahan.

"Kapan terakhir kali kau mandi? Tubuhmu sangat bau." Sejatinya Kim Haera baru saja mengatakan hal yang sebaliknya.

"Sepertinya kau juga harus memeriksa hidungmu, Nona."

"Cih. Dasar bodoh."

Langkah Lee Mark seketika berhenti sebab cibiran yang layangkan kepadanya. Kepalanya menoleh ke belakang, mempertemukan manik gelapnya dengan manik terang Kim Haera.

"A-apa?" Ditatap sedemikian rupa, serta-merta Kim Haera didera perasaan gugup. Apalagi wajah keduanya hanya terpaut beberapa senti, terlalu dekat. Wanita mana pun pasti akan gugup jika di tatap dalam jarak sedekat itu.

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang