MH 013

724 107 1
                                    

"Jung Sungchan!!! Aaaaa... Tampan sekali!!"

"Woahh.. itu Lee Mark Oppa!!!"

"Lee Mark Oppa!! Aku mencintaimu!!!"

Kim Haera mengepalkan kedua tangannya kala teriakan suporter wanita seakan menusuk gendang telinganya. Mereka berteriak kencang seperti sedang berada dipertunjukan grup idola. Menyebalkan sekali. Oh, para pesepak bola itu juga tak kalah menyebalkan, mereka sengaja tebar pesona dimana-mana. Bahkan Lee Mark beberapa kali mengangkat kaosnya untuk memamerkan perut berototnya. Sial. Jika Kim Haera bisa memutar kembali waktunya, ia akan menolak mentah-mentah permohonan Lee Mark untuk datang ke tempat ini. Sia-sia saja ia mengorbankan waktu berharganya.

"Yeayyyyyy!!!!"

Gelombang suara semakin tidak terkontrol saat tim Korea Selatan kembali meraih kemenangan. Kim Haera senang, tentu saja. Tapi tidak bisakah orang-orang memberinya jalan keluar? Karena demi Tuhan! Ia sudah tidak tahan.

"Aeri tolong aku!!"

Sosok yang dimintai tolong enggan merespon. Ia justru tertawa terbahak-bahak ketika bersitatap dengan raut gusar Kim Haera. Sepertinya Aeri Uchinaga sangat bahagia melihat penderitaan Kim Haera. Kapan lagi ia bisa melihat wajah tersiksa teman Korea-nya itu?

"Sabarlah, biarkan orang-orang di belakang sana keluar lebih dulu."

"Tapi mau sampai kapan?" Kim Haera berucap sedemikian melasnya.

"Tidak lama lagi. Lagi pula, apa kau tidak ingin menemui kekasihmu?"

Sebenarnya Aeri Uchinaga sangat penasaran pada kisah cinta temannya. Hubungan macam apa yang Kim Haera jalin dengan pesepak bola itu? Ia memang mengetahui kedekatan Kim Haera dan Lee Mark. Ia juga yakin kalau kehadiran mereka di tempat ini berkaitan dengan Lee Mark. Namun, mereka tidak terlihat seperti pasangan pada umumnya. Jika ia boleh jujur, Kim Haera seperti kekasih gelap Lee Mark. Atau mungkin sebaliknya?

"Tidak usah. Aku hanya perlu mengatakan kalau aku benar-benar sudah melihat pertandingannya." Sahut Kim Haera.

"Woah... kalian romantis, aku sangat iri."

Kim Haera tidak ingin mengakuinya secara gamblang. Tapi ia tidak bisa membohongi diri sendiri. Lee Mark memang pria romatis. Sial. Ia jadi teringat moment-moment yang mereka lewati bersama. Lee Mark yang selalu memandangnya penuh cinta, Lee Mark yang selalu mengucapkan kata-kata manis, Lee Mark yang- oh! Sepertinya ia mulai gila. Bisa-bisanya ia memikirkan Lee Mark di tengah-tengah kerumunan seperti ini.

"Begitukah?" Jawabnya kemudian, dan disambut anggukan kepala Aeri Uchinaga.

Wanita Jepang itu tidak memerlukan waktu untuk memilah jawabannya. Ia yakin kalau Lee Mark dan Kim Haera adalah pasangan romantis, meskipun agak aneh. Kim Haera selalu memiliki suasana hati yang bagus setelah diam-diam bertemu dengan kekasihnya itu. Jadi bisa ia pastikan kalau hubungan mereka benar-benar berjalan dengan lancar. Kim Haera juga tidak lagi marah-marah seperti biasanya, ia justru bertingkah lucu akhir-akhir ini.

"Lihat! Itu dia, bukan?"

Aeri berseru kencang seraya menunjuk Lee Mark. Pria camar itu sedang meneguk air mineral di pinggir lapangan. Kaos yang melekat di tubuh sang kapten sudah basah total, hingga menampilkan kotak-kotak diperutnya. Seksi sekali.

"So sexy..."

Sial! Wajahnya pasti sudah terbakar. Aeri Uchinaga benar-benar bertingkah seperti seorang remaja. Wanita itu menggoda Kim Haera sambil memainkan alisnya. Ia bahkan menyenggol pundak Kim Haera agar temannya itu semakin salah tingkah.

"Aishh..."

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memaki Aeri. Lagi pula ia sedang terpesona melihat pemandangan menggoda di depan sana. Apa Lee Mark sengaja melakukan itu? Menyebalkan sekali. Rasanya Kim Haera ingin berlari ke lapangan lalu menggingit perut kekasihnya sekarang juga. Well, Kim Haera terdengar seperti wanita mesum.

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang