MH 019

934 138 3
                                    

"Sunny-ah!"

Mata-mata penasaran yang memandang Lee Mark secara terang-terangan, nampaknya tidak mempengaruhi sang kapten untuk berhenti bertingkah kekanakan. Sepertinya ia sengaja memancing media untuk mengusik kehidupan peribadinya. Pria camar itu melambaikan tangannya pada Lee Sunny yang sedang asik mengendarai komedi putar di depan sana. Gadis itu tampak sangat ceria. Wajah polosnya tidak lagi memperlihatkan gurat ketakutan karena perlakuan tidak mengenakkan yang ia terima dari Ibu-nya.

Setelah mendapati sikap kejam Kim Haera, Lee Mark berinisiatif membawa Lee Sunny pergi ke taman bermain agar putrinya itu tidak terlalu memikirkan kejadian yang menimpanya. Bagaimana pun, Lee Sunny masih berada dalam usia keemasan, dan Lee Mark tidak akan membiarkan putri kecilnya mengalami kerusakan mental yang berakibat buruk terhadap kemampuan bersosialnya kelak. Lagi pula, Kim Haera sedang membutuhkan ruang. Wanita itu sama sekali tidak protes ketika Lee Mark berkata akan membawa Lee Sunny pergi. Hanya sebentar, okay? Lee Mark masih sadar diri untuk tidak membuat Kim Haera semakin membencinya.

"Bagaimana? Sunny senang?"

Lee Sunny mengangguk semangat setelahnya. Gadis itu tidak mampu untuk mendeskripsikan betapa bahagianya ia saat ini. Memang apa lagi yang bisa ia ungkapkan tentang tempat yang belum pernah ia kunjungi? Lee Sunny bahkan tidak tahu apa itu taman bermain. Kim Haera terlalu sibuk berkerja sehingga tidak memiliki waktu bermain dengannya. Lagi pula tiket masuk ke tempat ini terbilang mahal bagi kalangan kelas bawah seperti mereka. Tubuh kecil Lee Sunny sudah berpindah ke pelukan hangat Lee Mark. Pria camar itu enggan melewatkan waktu sedetik pun untuk berdekatan dengan putrinya.

"Ahjussi, itu apa?"

Suara kecil Lee Sunny membuyarkan lamunan Lee Mark. Pria itu mengikuti arah telunjuk putrinya. Bibirnya kontan mengulum kala mendapati outlet kembang gula. Hati kecilnya terasa diremas, bagaimana mungkin putrinya tidak tahu kembang gula? Begitu sulitkah kehidupan Kim Haera sampai-sampai ia tidak mampu membeli sesuatu yang remeh itu? Lee Mark benar-benar ingin mengubur dirinya saat ini. Secara tidak langsung ia sudah menelantarkan keluarganya sendiri, bukan? Sial.

"Sunny mau?" Tawarnya. Lee Sunny kembali mengangguk semangat. Sepertinya Lee Sunny akan jadi bocah penurut saat bersama Ayah-nya.

"Kalau Sunny mau, berhenti memanggil Ahjussi, Ahjussi ini Appa Sunny, tahu..."

Bukannya terkejut atau pun terharu, Lee Sunny justru tampak kebingungan mendengar ucapan sosok yang lebih tua. Gadis itu masih terlalu kecil untuk memahami informasi yang ia terima.

"Sunny punya Appa?"

"Tentu saja." Sahut Lee Mark.

"Tapi, kata Bibi Ahn, Sunny tidak punya Appa. Karna Sunny anak pelacur..."

Rahang Lee Mark seakan jatuh ke tanah. Bedebah mana yang sudah berani mengatai Haera-nya pelacur? Tidak bisa dibiarkan. Bahkan bedebah sialan itu juga berkata buruk di depan putrinya yang tidak tahu apa-apa. Benar-benar minta dihajar.

"Jangan dengarkan omongan orang lain, Sunny punya Appa, dan Ahjussi adalah Appa Sunny, mengerti?"

"Mengerti, Appa..."

Seruan lucu itu berhasil menghapus raut berkerut sang kapten. Lee Mark tersenyum cerah kala diakui sebagai Ayah. Astaga, ia tidak tahu kalau panggilan sederhana yang keluar dari mulut mungil Lee Sunny memiliki kekuatan magis yang mampu melelehkan hatinya yang beku.

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang