Sukses meraih kemenangan di kejuaraan bergengsi adalah impian semua atlet. Tidak terkecuali Kim Haera. wanita asal Korea Selatan itu telah berhasil mengantongi medali emas pertama dalam karirnya. Fakta bahwa ia juga penyumbang medali emas pertama untuk kontingen Korea Selatan, membuat dirinya semakin dicintai oleh semua kalangan masyarakat di dalam Negeri. Hal itu dibuktikan dengan berbagai macam selebrasi yang dilakukan publik Korea Selatan, mulai dari menerbitkan banyak artikel tentang Kim Haera, hingga memasang wajah sang atlet di seluruh papan berbayar.
Pencapaian itu memang diraih oleh Kim Haera. Namun wanita itu tidak ingin berbesar kepala. Semua pihak yang terlibat sejak awal turnamen tentunya tidak bisa ia abaikan begitu saja. Bagaimana pun, para pelatih dan rekan-rekan sesama atlet harus tetap saling merangkul, benar? Jadi disinilah mereka berada, duduk melingkar di sebuah restoran cepat saji sembari menikmati berbagai menu hidangan lezat yang disponsori oleh pelatih senior. Para atlet panahan sedang ingin menikmati makanan di luar asrama.
"Kalian lihat, tidak? Tadi itu sangat nyaris!" Kim Jungwon mulai bercerita tentang kejadian beberapa jam yang lalu.
"Aku tahu. Aku hampir mati memikirkan Kim Haera gagal meraih skor 10." Sahut Choi Soobin dramatis.
Babak final panahan tunggal putri memang berlangsung sengit. Kim Haera benar-benar mempermalukan sang pemanah kelas dunia, Song Yuqi, berkat kelihaiannya dalam membidik terget. Song Yuqi tampak begitu kewalahan mengejar skor Kim Haera. Wanita Korea itu seakan tidak tersentuh. Setiap kali Song Yuqi mendapat skor tinggi, lalu Kim Haera akan membalas dengan skor yang lebih tinggi.
"Song Yuqi hanya gegabah." Kim Haera ikut menimpali obrolan rekan-rekannya.
"Kalian tahu? Dia hanya terobsesi untuk mengalahkanku hingga akhirnya tidak bisa fokus pada permainan." Lanjut wanita itu.
"Ya. Aku juga bisa melihat itu. Ayolah, siapa yang tidak tahu bagaimana hebatnya Song Yuqi saat bertanding? Tadi itu, seperti bukan dirinya."
Semua orang di sana mengangguk setuju mendengar pernyataan Park Sooyoung. Hari ini Song Yuqi tidak berada dalam performa terbaiknya. Selama pertandingan, wanita asal Tiongkok itu terlihat sangat tertekan hingga beberapa kali kehilangan konsentrasi. Namun di balik semua itu, tidak ada yang tahu bahwa Kim Haera-lah dalang di balik tingkah tidak biasa Song Yuqi.
"Jadi, Noona. Kapan kami bisa pulang?"
Mereka sudah berada di akhir turnamen. Pembahasan tentang pulang otomatis menjadi topik yang paling sering dibicarakan akhir-akhir ini. Sebagaimana anak rantau pada umumnya, Kim Jungwon pun merasakan hal yang sama. Merindukan tanah airnya. Berlebihan sekali. Padahal ia tidak meninggalkan Korea bertahun-tahun lamanya.
"Mungkin lusa sudah mulai diadakan gelombang kepulangan. Tunggu saja, lagi pula kau tidak akan berada di sini sampai malam penutupan, Jungwon-ah. Jadi tenang saja."
"Aku tahu maksud kata-kata Noona." Sungut Kim Jungwon tak suka.
"Aigoo... uri aegi, jangan merajuk, hm?"
Sialan. Kim Jungwon sangat benci situasi ini. Ia sama sekali tidak terima dikatai bayi, okay? Ayolah, bayi macam apa yang bisa membuat bayi?
"Jadi hanya aku dan Kim Haera yang akan tetap di sini sampai hari penutupan?" Ujar Choi Soobin akhirnya.
"Tentu saja. Apa ada lagi yang berhasil meraih medali?"
Semua orang di sana seketika bungkam. Sialan. Park Sooyoung dan sindiran halusnya adalah hal yang paling menyebalkan. Anehnya, wanita itu berucap lembut dengan senyuman cerah yang tidak pernah luntur dari wajah cantiknya. Benar-benar seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archilles' Heel (END)
FanfictionMarkhyuck fanfiction; Perjalanan cinta Lee Mark dan Kim Haera- atlet kebanggaan Korea Selatan yang diam-diam menjalin hubungan. CW! • 18+ • Love story • Bahasa baku • Genderswitch