MH 010

915 120 2
                                    

Gema peluit yang ditiup panjang dan diikuti teriakan heboh ribuan suporter yang memadati stadion, menjadi penanda bahwa Timnas Korea Selatan berhasil melaju ke babak perempat final Asian Games 2018, cabang olahraga sepakbola. Setelah melewati permainan yang sengit, pada akhirnya Lee Mark dan kawan-kawan tetap berhasil membawa pulang kemenangan dengan skor telak 2-0. Hasil akhir yang sangat menakjubkan, bukan?

Korea Selatan memang di gadang-gadang menjadi salah satu kandidat terkuat untuk memperebutkan medali emas. Sejak babak kualifikasi hingga penyisihan grup, performa Lee Mark dan kawan-kawan selalu mendominasi permainan. Hal itu dibuktikan dengan bertenggernya Timnas Korea Selatan dipuncak klasemen grup. Tidak hanya itu, Korea Selatan bahkan sukses menjadi tim pertama grup D yang lolos ke babak perempat final. Good job, boys!

"Sangat bagus! Kalian semua luar biasa!"

Pelatih Jung Yunho dan asisten pelatih, Choi Siwon, ikut larut dalam euphoria bersama para pemain. Pria paruh baya itu tentu sangat bangga dengan pencapaian anak didiknya hari ini. Meskipun perjalanan masih panjang, namun ia tetap memberi apresiasi sedemikian besarnya. Bagaimana pun, tim mereka harus selalu didorong agar tetap semangat saat pertandingan berikutnya tiba.

"Yeoksi, uri Jisung-ie..."

Pertandingan hari ini memang milik Park Jisung. Pemain termuda itu sukses mencuri perhatian banyak orang. Performanya yang sangat lincah kontan ditakuti para lawan. Ia bahkan ikut menyumbang gol bersama Lee Mark. Pantas saja kedua mata Jung Yunho berbinar-binar menatap anak didiknya itu. Benar-benar masa depan Korea Selatan!

"Park Jisung sangat menakutkan. Aku bahkan sempat kesusahan mengejar langkahnya."

Ternyata tidak hanya lawan yang dibuat kesusahan. Jung Sungchan pun ikut mengeluh kala mengingat kejadian di lapangan. Park Jisung memberi kode untuk memblokade jalan lawan. Pria jangkung itu memang gemar menerapkan taktik-taktik berbahaya saat berlaga, hingga terkadang menyebabkan kekacauan di tengah-tengah permainan. Ia terlalu spontan, tak heran jika rekan-rekannya dibuat kebingungan. Bukan hanya Jung Sungchan yang menjadi korban kejahilan Park Jisung. Hwang Hyunjin, bahkan Lee Mark pun ikut merasakan hal yang sama.

"Hei, mana mungkin. Kau memiliki kaki yang tidak kalah panjang dengannya, tahu!" Lee Jeno membalas keluhan Jung Sungchan.

"Kau mana paham, Jeno-ssi. Kerjamu kan hanya menjaga rumah. Seperti Eomma."

Semua orang di sana sontak tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat sarkas yang dilontarkan Na Jaemin. Terlebih oknum Lee Mark, pria camar itu tertawa paling keras di antara yang lain. Ia memang sangat senang jika Lee Jeno sudah dinistakan.

"Ya! Asal kau tahu saja, pria yang kau katai Eomma ini sudah berhasil menghalau serangan si kulit bundar sejak awal pertandingan."

Lee Jeno tidak mau kalah. Enak saja ia dikatai sedemikian rupa! Jika tim mereka tidak memiliki penjaga gawang semumpuni dirinya, belum tentu Korea Selatan bisa dengan mulus melaju ke babak perempat final. Memang bagaimana lagi tim mereka berada di puncak klasemen grup, jika bukan karena Lee Jeno yang sejak awal sudah mati-matian mengusir para lawan yang hendak mencetak skor?

"Aku setuju. Lee Jeno sudah bekerja keras, dia berperan besar dalam mengukuhkan posisi tim kita agar tidak mudah disingkirkan dari puncak klasemen."

Meskipun Lee Mark sangat senang melihat wajah kesal Lee Jeno, namun sebagai seorang kapten, ia harus selalu mengapresiasi usaha rekan-rekannya, benar? Tidak bisa dipungkiri kalau Lee Jeno sudah bertahan dengan baik sejak turnamen dimulai.

"Terimakasih, Oppa. Kau yang terbaik." Lee Mark mendengus sebal setelahnya. Sial. Tidak ada gunanya ia bersikap baik pada manusia tidak tahu diri seperti Lee Jeno.

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang