3 hari berlalu sejak insiden percobaan bunuh diri yang dilakukan Kim Haera. Saat ini mereka sudah pindah ke apartemen mewah Lee Mark. Tentu saja Kim Haera tidak bisa menolak. Memang pada siapa lagi ia harus bergantung ketika dalam kesulitan seperti sekarang? Lee Sunny bahkan begitu girang kala ia memiliki kamar tidur sendiri. Kamar luas yang dimodifikasi semirip mungkin dengan taman bermain. Tak tanggung-tanggung, Lee Mark sampai harus mengeluarkan nominal uang yang tidak sedikit, hanya demi menyewa jasa arsitek profesional. Kim Haera merasa bersyukur. Setidaknya Lee Mark akan membuat hidup putrinya lebih baik lagi.
"Tegakkan sedikit punggungmu."
Lee Mark berucap serak. Ia dan Kim Haera sedang berendam di dalam bathub, dengan posisi tubuh Kim Haera bersandar di dada bidangnya.
Demi Tuhan, Kim Haera sangat malu. Bisa-bisanya ia menyetujui usulan Lee Mark untuk mandi bersama. Tak hanya itu, Kim Haera bahkan sama sekali tidak protes, saat Lee Mark melucuti satu persatu kain yang melekat di tubuh keduanya.
"Kau mengeras." Cicit Kim Haera. Ia menyadari Lee Mark sedang horny.
"Aku tahu."
"Apa itu sakit?"
"Tidak juga. Hanya saja, sedikit tidak nyaman."
Hening. Keduanya kembali tenggelam dalam pikiran masing-masing. Kim Haera sedang menikmati pijatan lembut Lee Mark di kulit kepalanya. Ia akui kalau Lee Mark sudah merawatnya dengan sangat baik. Pria camar itu tidak pernah hilang dari pandangannya lebih dari 10 menit saja.
"Oppa..."
"Hm?"
"Apa ini akan berhasil? Rasanya aku sudah tidak memiliki tenaga sedikit pun lagi." Keluh Kim Haera.
Akhir-akhir ini ia merasa sangat lemah. Tubuhnya seperti lumpuh dan sulit digerakkan. Wanita itu juga kehilangan nafsu makannya. Rasanya sangat menyiksa hingga ia selalu berpikir untuk mati.
"Jangan patah semangat, tidak ada hal yang mudah untuk dilewati di dunia ini."
"Kau yakin?"
"100% yakin."
Senyum tipis sontak terbit di wajah pucat Kim Haera. Berendam di air hangat seraya mendengar suara rendah Lee Mark, agaknya menjadi pilihan yang tepat untuk mengalihkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Wanita itu terlihat sangat menikmati moment intim tersebut. Namun sayangnya mereka tidak bisa berlama-lama berada di dalam kamar mandi. Bagaimana pun, mereka masih memiliki seorang putri untuk diperhatikan. Lee Sunny bahkan belum mendapatkan sarapan karena orangtuanya terlalu sibuk bermesraan.
"Aku bertanya-tanya. Kemana kau menghilang selama ini? Saat aku mencarimu ke Jeju, tidak ada hasil yang kudapatkan selain kekecewaan."
Lee Mark mulai membuka pembicaraan seputar masa lalu. Pria itu sama sekali tidak membual ketika berkata sudah mencari Kim Haera. Setelah Lee Mark dinyatakan sembuh total, hal pertama yang ia lakukan adalah pergi menemui Kim Haera ke kampung halamannya. Tentu saja tidak sulit mendapatkan alamat Kim Haera mengingat betapa populernya wanita itu pasca turnamen Asian Games. Nama Kim Haera sangat tersohor di seluruh penjuru pulau Jeju.
"Oppa pergi ke Jeju?"
Pernyataan Lee Mark berhasil mengejutkan Kim Haera. Ia cukup takjub mengetahui informasi yang baru saja didengarnya.
"Tentu saja. Aku hampir gila karna tidak berhasil menemukanmu."
Masih terdapat sedikit emosi di nada bicara Lee Mark. Pria camar itu tidak akan lupa bagaimana ia sangat putus asa hanya karena seorang wanita. Jika Lee Jeno tidak berinisiatif untuk menyadarkannya, maka sang kapten akan berakhir menghancurkan karirnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archilles' Heel (END)
FanfictionMarkhyuck fanfiction; Perjalanan cinta Lee Mark dan Kim Haera- atlet kebanggaan Korea Selatan yang diam-diam menjalin hubungan. CW! • 18+ • Love story • Bahasa baku • Genderswitch