MH 005

1.3K 165 8
                                    

"Kapten!"

Lee Mark menghentikan aktivitasnya kala salah satu rekannya berteriak di pinggir lapangan. Pria beralis camar itu sedang asik menggocek bola bersama Lee Jeno dan Park Jisung. Ketiganya hanya bermain-main kecil karena jadwal latihan mereka sudah berakhir sejak kemarin sore. Pembukaan Asian Games akan digelar esok malam, dan para atlet memang diberi kelonggaran untuk sekedar bersantai sebelum mengikuti pertempuran.

"Ada apa?" Sambutnya.

"Ada yang mencarimu!"

Tumben sekali? Alis camarnya bergerak naik merespon informasi yang baru saja didengarnya. Jika yang mencarinya para pelatih, atau pun salah satu rekannya, kenapa harus melalui perantara? Namun demikian, Lee Mark tetap berlari mendekati Hwang Hyunjin si pembawa informasi.

"Siapa yang mencariku, Hyunjin-ssi?" Tanya Lee Mark.

"Itu, aku tidak mengenalnya."

Oh, apa ia sedang dikerjai? Lee Mark mendengus malas setelahnya. Hwang Hyunjin sama sekali tidak membantu.

"Ya sudah, di mana dia?"

"Di sana!"

Telunjuk Hwang Hyunjin mengarah ke salah satu pohon besar yang berada di dekat gelanggang. Namun Lee Mark tidak melihat siapa pun di sana.

"Aku tidak melihat siapa pun." Ujarnya skeptis.

"Oh, kupikir dia sedang duduk bersandar di balik pohon."

"Kau yakin?" Pertanyaan sang kapten disambut anggukan semangat oleh Hwang Hyunjin. Agaknya ia sedang terburu-buru.

Sejurus kemudian, tidak ada lagi percakapan di antara keduanya. Lee Mark sudah berlari menuju pohon besar yang di maksud Hwang Hyunjin. Pria temperamental itu berharap Hwang Hyunjin sedang tidak bermain-main dengannya. Jika ia tidak menemukan siapa pun di balik pohon itu, ia pastikan kalau Hwang Hyunjin akan mendapat pelajaran berharga.

"Kim Haera?"

Benar-benar tidak terduga. Lee Mark dibuat kaget ketika mendapati sosok Kim Haera sedang duduk bersandar sembari memainkan gawainya. Sebenarnya ada apa?

"Huh! Oppa lama sekali! Aku lapar."

Apa yang sedang terjadi di sini? Lee Mark tidak mendapat petunjuk apa pun untuk tingkah Kim Haera saat ini. Wanita itu bersungut-sungut sebal seraya memajukan bibir ranumnya. Ia sampai tidak bisa berkata-kata. Kim Haera benar-benar sesuatu. Lagi pula, kenapa tiba-tiba mendatanginya?

"Lalu apa masalahnya denganku?" Ucapnya kemudian.

"Ck. Aku ingin kita makan siang bersama. Sepertinya teman bodohmu tadi tidak menyampaikan pesanku dengan benar."

"Haera-ah, kita tidak bisa muncul berduaan di depan umum." Pernyataan Lee Mark menimbulkan raut kebingungan di wajah bulat Kim Haera.

"Apa-apaan itu? Oppa pria menikah atau apa? Lalu aku ini selingkuhanmu, begitu?"

Kim Haera sangat frontal. Lee Mark kontan gelagapan seperti seorang idiot. Kalau dipikir-pikir lagi, pemikiran Kim Haera tidak salah juga. Kenapa Lee Mark harus merespon berlebihan ajakan wanita itu?

"B-bukan begitu! Maksudku, kau tahu bagaimana popularitas yang kumiliki." Ia mencicit di akhir kalimatnya.

Balasan tidak tahu malu sang kapten disambut gelak tawa oleh wanita didepannya. Kim Haera tertawa terbahak-bahak mengejek lawan bicaranya. Woah, ia tidak menyangka kalau Lee Mark benar-benar sombong!

"Popularitas apa? Aku bahkan tidak pernah melihatmu di televisi." Cibir Kim Haera.

"Aku serius Haera-ah. Jika sekarang kau masih nekat menyeretku untuk makan siang bersama. Selanjutnya hidupmu tidak akan bisa tenang."

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang