MH 007

1.1K 160 13
                                    

Pesta pembukaan Asian Games ke 18 berlangsung dengan sangat megah dan meriah. Ada banyak kejutan yang terjadi selama acara, dan kejutan-kejutan itu sukses membuat para penonton berdecak kagum. Mereka yang berada di stadion seakan terhipnotis oleh indahnya tata panggung. Tentunya hal itu juga dirasakan oleh mereka yang menyaksikannya dari balik layar televisi.

Warganet di seluruh dunia juga tidak mau ketinggalan. Mereka beramai-ramai membicarakan keragaman budaya yang dikemas dalam sebuah pertunjukan. Sepertinya tuan rumah benar-benar menyiapkannya dengan sangat matang. Bagaimana pun, acara malam ini tidak hanya disaksikan oleh warga lokal, tetapi juga jutaan pasang mata dari berbagai penjuru dunia. Tuan rumah tidak mungkin mempermalukan diri sendiri dengan menyuguhkan pertunjukan secara asal-asalan, benar?

Di sudut stadion, kontingen Korea sedang menunggu giliran memasuki lapangan. Mereka bersenda gurau sekedar membunuh kebosanan. Banyaknya Negara yang ikut memeriahkan Asian Games tahun ini, membuat prosesi iring-iringan berlangsung sedikit lebih lama. Namun bukan hal itu yang menjadi alasan beberapa atlet Korea Selatan menampilkan wajah masam, terutama Kim Haera.

Bagaimana tidak? Wanita itu ditunjuk sebagai pembawa bendera bersama seorang pria. Bukan Lee Mark. Tetapi seorang atlet panahan asal Korea Utara. Ya, Korea Utara. Entah siapa pencetus awal ide itu, kontingen Korea Selatan tiba-tiba disatukan dengan kontingen Korea Utara untuk berjalan bersama.

"Santailah sedikit, sebentar lagi giliran kita."

Pria disamping Kim Haera bertutur lembut dengan aksen Utara yang khas. Sebenarnya Kim Haera tidak merasa grogi atau semacamnya. Ia hanya sedang kesal karena si pria Utara tidak berhenti bersikap sok ramah padanya. Memuakkan sekali.

Sementara di belakang sana, Lee Mark mati-matian menahan diri agar tidak berlari ke arah sang kekasih. Ia tidak suka melihat interaksi Kim Haera dengan pria Utara itu. Sial. Rasanya ia ingin memberikan bogeman mentah di wajah pria buruk rupa yang jelas-jelas sedang menggoda kekasihnya.

"Hyung ada apa?" Park Jisung dibuat heran kala mendapati ekspresi tak santai sang kapten.

"Hah? Oh itu, kenapa lama sekali!" Alibi Lee Mark.

"Hyung lihat sendiri bagaimana panjangnya barisan di depan sana."

"Orang-orang China itu?"

Pertanyaan Lee Mark disambut anggukan lemah Park Jisung. Sepertinya ia juga sedang kesal. Bagaimana mungkin ia tidak kesal saat melihat antrian yang mengular? China benar-benar mengikutsertakan semua atletnya. Park Jisung bahkan berpikir kalau Negara itu sedang melakukan imigrasi besar-besaran.

"Mereka punya banyak atlet hebat. Tentu saja Negara tidak ingin menyia-nyiakan hal itu." Ujar Lee Mark sok bijak.

"Aku tahu. Tapi jumlah mereka hampir setengah dari keseluruhan atlet. Apa itu masuk akal?"

"Setengah? Kau terlalu berlebihan Jisung-ssi. Sebenarnya mereka berada di 4 kontingen yang berbeda. Oh, 3 atau 4. Aku lupa."

"Iya, tapi tetap saja mereka itu China."

Astaga, wawasan Park Jisung benar-benar memprihatinkan. Lee Mark hanya menggeleng maklum dengan ucapan juniornya itu. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari Park Jisung ini? Ia bahkan tidak menyelesaikan sekolahnya dengan benar.

Sejurus kemudian, seseorang muncul dan memberi instruksi pada kontingen gabungan Korea untuk segera memasuki lapangan. Dari awal acara, euphoria para penonton sudah terdengar jelas sampai ke luar stadion, maka ketika kontingen gabungan Korea muncul bersama, teriakan ribuan penonton yang memadati stadion semakin menjadi-jadi. Hal itu sukses membuat merinding para atlet Korea yang sedang melempar senyum cerah nan ceria. Sepertinya semua orang menyukai moment saat Korea Selatan dan Korea Utara tampak akur.

Archilles' Heel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang