"Jangan lupa belanjaan Bunda ya Zee, list belanjaan udah Bunda tulis di wa."
"Tapi nanti uangnya di ganti kan?"
"Pernah Bunda minta beliin gak Bunda ganti uangnya? Biasanya Ayah juga ngasih uang lebih kan?"
Zee sedikit menjauhkan ponsel ketika suara keras itu menyapa telinganya.
"Hehehe, siapa tau gitu Bun. Langsung Tf aja Bunda uangnya." Zee mengambil satu trolli dalam supermarket dan mulai mendorongnya untuk mencari apa saja yang di pesan Shania. "Lagian Bunda ada- ada aja, anak cowok di suruh belanja bulanan, aturanya itu Bunda sama Ayah yang belanja kan besok weekend tuh.""Terus aturan darimana anak cowok gak boleh belanja?"
Zee meringis dalam hati mendengar jawaban dari Shania, tak mau mendengar bundanya kembali mengomel ia segera mematikan sambungan teleponnya. Zee berhenti di depan rak beras dan langsung mengambilnya asal tanpa melihat merk beras yang di belinya, lanjut Zee juga memasukan beberapa bahan yang pasti akan sangat berguna untuk bundanya memasak.
Setelah beberapa saat.
"Beras udah, telur udah, minyak udah, daging udah, buah-buahan juga udah, terus beli apalagi ya?" gumamnya seraya melihat isi dalam trolli yang hampir penuh. "Garam, gula, jahe, lada, merica, sawi, wortel, kentang, minyak wijen juga udah. Udah semua ini keknya, oke sekarang tinggal gue yang belanja sekarang, mie instan enak tuh kayaknya."
Zee kembali mendorong trolli nya hingga berhenti di depan rak yang menyuguhkan berbagai macam rasa dan merk mie instan, dari mulai lokal hingga import. Tak tanggung-tanggu, Zee memasukan banyak mi instan tanpa memikirkan akan semarah apa nanti Shania."Oke sausnya jangan lupa, kecap juga deng." setelah merasa tidak ada yang kurang Zee berbalik ingin membayar belanjaanya ke kasir, namun gerakan kaki dan tanganya reflek terhenti saat matanya menangkap sesosok gadis cantik berambut panjang hitam sedang memilah milah snack apa yang akan dia beli.
Langkah yang harusnya menuju kasir kini malah bergerak mendekati gadis yang menciptakan senyum di wajahnya. "Fiony, kamu belanja juga disini?"
Gadis cantik yang di panggil Fiony itu menoleh dan langsung tersenyum. "Zee, kamu disini juga, iya nih aku lagi belanja di suruh Mama."
"Sama dong, aku juga di suruh Bunda. Kamu sendirian aja apa gimana ini?"
"Iya sendiri, deket juga kan dari komplek." Fiony melirik trolli di tangan Zee dan tersenyum tipis, Fiony jarang melihat ada anak laki-laki seperti Zee yang mau di suruh untuk belanja bulanan. Antara Zee yang terlalu penurut atau memang takut dengan Bundanya yang terkenal sangat galak itu.
"Yaudah bareng aja ya pulangnya, kamu mau cari apa biar aku bantu."
"Kamu udah selesai?"
"Udah kok. Eeh, kamu kayaknya juga udah, trolli kamu udah penuh soalnya." ucap Zee melihat trolli Fiony penuh meski tidak sebanyak belanjaanya yang hampir menggunung.
"Tinggal beli Snack aja sih buat ngemil, biasa perempuan."
Zee hanya mengangguk dan mengikuti Fiony dari belakang, tak berselang lama Fiony selesai dan mereka menuju kasir bersama.
"Habis malam mingguan ya Zee, rapi amat, pasti sama cewe." Fiony memulai obrolan sembari menunggu belanjaanya di hitung.
"Aku tau aku ganteng tapi aku masih jomblo kok Fiony." Zee terkekeh saat melihat ekspresi wajah Fiony yang di buat-buat. "Kalau malam minggu tuh aku memang suka keluar, aku ikut ngisi live musik di cafe cafe gitu, kamu pasti gak tau kalau aku anak band di sekolah."
"Ada Aran gak?"
"Adalah, dia Vokalisnya. Eeh Mba, ini bayarnya di gabung sama punya saya aja ya, bayarnya pakai debit ya." Zee mengeluarkan kartu keuangannya dan menyerahkan pada mba penjaga kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (END)
Teen FictionSebuah janji yang teringkari, cinta yang di paksa berhenti, dan rindu yang harus di pendam sendiri.