"Zee, tugas dari Pak Saktia udah selesai?" tanya Onil yang sedang berjalan beriringan dengan Zee di koridor sekolah. Kebetulan mereka sampai di sekolah barengan."Udah!"
"Di kumpulin kapan?"
"Hari ini."
"Buset, yang bener lo?" Onil menahan tangan Zee.
Zee mengangguk membuat Onil mendenggus, "Gue salin ya Zee, asli gue lupa ngerjainya. Gara-gara Eril ini ngajakin slep call mulu.""Salin aja, biasanya juga gitu." ucap Zee tak ingin ambil pusing.
Onil tersenyum senang sampai tak sengaja matanya menangkap Aran yang sedang berjalan kearah mereka."Ran, lari Ran."
Aran yang mendengar teriakkan itu langsung berlari, begitu sampai Aran langsung merangkul bahu Onil, "Tumben banget Nil lo gak telat."
"Gue udah tobat asal lo tau. Oh ya, tugas udah belum?"
"Emang ada ya? Nyontek lu aja sih gue."
"Gue juga belum, Zee kita-" ucapan Onil terpotong saat tidak melihat adanya Zee, "Lah, ini Zee kemana dah?" Onil menggaruk tengkuknya merasa bingung, bisa-biasanya ia tidak sadar Zee sudah tidak ada di sebelahnya.
"Gue lihat dia pergi setelah lo teriakin nama gue. Dia kenapa Nil?" tadi Aran sadar kepergian Zee, pria itu seperti sedang tidak baik-baik saja.
"Gak tau gue, emang dari awal mukanya udah gak enak di lihat, aneh juga gue lihat Zee kayak begitu." Onil membalas rangkulan Aran dan mereka melangkah bersama untuk menuju kelas.
"Mungkin lagi ada masalah dia." ucap Aran.
"Mungkin. Oh ya Ran, kado Anniversary biasanya apa ya, gue bingung nih mau ngasih Eril apa."
Aran menghentikan langkahnya tepat sebelum mereka sampai di depan pintu kelas, "Anniversary? Lo sama Eril udah mau Anniversary?"
"Yoi bro, satu tahun nih. Lah, tanggal jadian gue kan sama ya sama kelahiran Chika, hari ini ulang tahun dong Chika."
Aran mengambil ponsel untuk melihat kalender dan benar, hari ini adalah ulang tahun Chika. Banyaknya pikiranya sampai membuatnya lupa hari dan tanggal.
Aran menatap Onil, "Nil, gue cabut ya. Ada yang mau gue lakuin dulu." Aran menggenggam erat tali tasnya sebelum berlari. Hari ini Aran kembali bolos sekolah karena ada sesuatu yang harus ia persiapkan, hari ini sangat spesial karena di tanggal dan bulan ini gadis cantik pujaan hatinya di lahirnya. Aran akan menjadikan hari ini berbeda, di momen yang istimewa ini ia harap akan memberi kesan baik untuk Chika.Aran akan memulai semuanya, langkah awal memperbaiki hubungan mereka.
Sedari tadi, Zee tak mengalihkan pandangannya pada Fiony yang asik mengobrol bersama Marsha. Zee menghela napas, Fiony terlihat sedang menghindar darinya. Gadis itu berangkat sangat pagi sampai Zee tidak sempat mengajaknya berangkat bersama.
"Temen-temen dengerin ya, ini ada tugas dari Bu Friska di suruh ngerjain soal halaman 48 sampai selesai."
"Bu Friska gak masuk? Jam kosong dong?" Onil berseru girang menatap sang ketua kelas yang baru saja mengumumkan hal tersebut, sebuah keberuntungan bila guru killer itu tidak masuk kelas.
"Iya."
"JAM KOS WOY JAM KOS, SAPA MAU IKUT GUE KE KANTIIIN." teriak Adey sambil menarik tangan Onil keluar, sedetik setelah mengucapkan itu banyak siswa yang ikut berlari mengikutinya.
"Jangan ada yang keluar kelas sebelum-" Nadia tidak jadi melanjutkan ucapan begitu melihat sebagian siswa cowo sudah melangkah keluar kelas, percuma memberi tahu karena teman sekelasnya itu tidak akan mau mendengar. "Gak ikut keluar juga Zee?" Nadia beralih pada Zee yang tumben sekali tidak mengintil pada temen temennya. Zee hanya melirik Nadia tanpa berniat menyaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (END)
Teen FictionSebuah janji yang teringkari, cinta yang di paksa berhenti, dan rindu yang harus di pendam sendiri.