Flashback
Salah satu Villa di kawasan pondok indah Jakarta Selatan telah di sulap menjadi sebuah pesta yang sangat meriah. Bertempat di samping kolam berenang, Pesta yang di hadiri oleh kaum remaja beranjak dewasa berlangsung dengan sangat meriah, apalagi setelah sang pemilik acara telah melakukan ritual tiup lilin.
Awal-awal datang Chika sempat terkejut, apalagi melihat jamuanya minuman beralkohol dengan berbagai macam jenisnya. Pesta yang Chika kita pesta ulang tahun biasa ternyata salah, pesta ini lebih ke pestanya orang dewasa. Chika menepi dari kerumunan orang, duduk di kursi agak memojok, untung saja ada Olla jadi Chika tidak merasa sendirian ketika Aran pergi untuk menyapa teman-temanya.
"Cantik banget sih." Aran mencuri ciuman di pipi Chika secepat kilat, menarik satu kursi menempatkan diri di samping sang kekasih. Aran sedikit terkekeh lantaran mendapat cubitan di lengannya, ia tahu Chika terkejut karena tindakannya yang tiba-tiba.
"Ngagetin tau gak, aku kira tadi siapa." Chika memberenggut sebentar seraya melepas cubitanya, "Dari mana aja tadi, kok lama?"
"Habis nyamperin Bang Badrun, tadi aja aku ajak kamu gak mau. Padahal kan aku mau pamerin pacar aku yang cantik ini." seakan tak ada pemandangan lain, matanya tak bisa berpaling, Aran mengulum senyum kenikmati kecantikan kekasihnya malam ini.
"Kan aku malu, banyak temen kamu yang gak aku kenal." senyuman Chika mengembang menatap penampilan Aran yang tampak berbeda malam ini. Kekasihnya itu nampak semakin tampan berbalut jas berwarna hitam, rambutnya yang tersisir menyamping menambah aura tegas dalam diri pria itu. Chika menepuk pelan wajah Aran karena gemas.
"Hadeh, bisa gak sih jangan bermesraan di depan gue, asli dah gue muak."
"Oh iya lupa ada Olla, maaf ya La." Chika tersenyum malu pada Olla, sahabatnya itu datang bersama saudara kembarnya. Siapa lagi kalau bukan Onil.
"Iya dah iya, apa gue gabung aja sama Zee, asik bener dah tuh orang joget."
Chika mengikuti arah pandang Olla yang mengarah pada stage kecil di samping kolam renang, Chika sedikit menggelengkan kepalanya melihat sepupunya itu asik bergoyang di bawah cahaya yang cukup meremang, tak hanya Zee. Onil, Adey dan beberapa orang lainya ikut bergoyang mengikuti irama dari musik DJ yang berdendang begitu keras. Pesta ulang tahun ini lebih ke acara dugem menurut Chika.
"Kalau aku ikut gabung sama mereka boleh gak sayang?" Aran menggoda Chika karena tau kekasihnya itu tidak akan mengizinkanya bergabung bersama para sahabatnya itu. Apalagi disaat ada beberapa perempuan berpakaian sexi yang ikut bergoyang liar saling memamerkan lekuk tubuhnya.
"Coba aja kalau berani." Chika mendelik tajam dengan tangan yang memutar kepala Aran agar mengalihkan pandangannya, jujur Chika tidak rela jika Aran menatap perempuan lain selain dirinya.
Aran menatap Chika tanpa memudarkan senyumnya, tapi sedetik kemudian senyuman luntur, Aran baru sadar jika pakaian yang kekasihnya kenakan cukup terbuka. Aran melepas jasnya dan langsung ia gunakan untuk menutupi paha kekasihnya yang sempat terekspos.
"Kenapa pakai baju ginian sih, kelihatan sayang itunya."
"Kamu nyuruh pakai baju warna hitam dan cuma baju ini yang aku punya. Lagian kenapa baru protes sekarang sih, kenapa gak dari awal aja." Chika tersenyum membenarkan jas Aran di pangkuannya. "Lagian gapapa aku pake baju begini biar mata kamu gak jelalatan. Awas aja kalau ketahuan lirik perempuan lain."
"Gimana mau lirik yang lain kalau di depan aku aja udah cukup menyilaukan." Aran bergerak mendekat dan langsung melingkarkan tangannya pada perut Chika, Aran memeluk erat kekasihnya dari belakang setelah menjatuhkan ciumanya di pundak Chika yang terekspos bebas. Wangi tubuh Chika membuat Aran ingin terus menciuminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (END)
Teen FictionSebuah janji yang teringkari, cinta yang di paksa berhenti, dan rindu yang harus di pendam sendiri.