Chapter|08

4.5K 544 7
                                    

Pada hari pertama setelah pesta pernikahan, Ilhan berangkat bekerja seperti biasa. Mereka sudah beralasan untuk pelan-pelan menentukan tujuan bulan madu, dengan dalih ingin Lyric betah lebih dulu di rumah suaminya sehingga tak ada alasan kalau dia tak harus berangkat ke kantor. Lyric berencana terbang ke Paris bulan depan karena ada pertunjukan sehingga berlibur ke luar negeri tidak memungkinkan untuk saat ini. Mereka akan menggunakan waktu di rumah dan berpura-pura tengah berbulan madu pada keluarga.

Ilhan menuju ruang makan, Priya sudah siap dengan seragam sekolah dan sedang disuapi oleh bi Kinasih.

Ilhan hampir ikut duduk sebelum suara teriakan terdengar dari kamar istrinya. Tiga orang dalam ruang makan bertukar pandang sejenak sebelum berdiri, Ilhan setengah berlari menuju kamar istrinya.

Laki-laki itu mengetuk pintu berkali-kali dan tidak ada jawaban. Tetapi beberapa kali mereka bertiga mendengar suara teriakan histeris di dalam sana.

Terdorong perasaan takut kalau Lyric terluka, Ilhan masuk begitu saja. Priya dan sang pengasuh pun mengekor. Suara teriakan semakin jelas terdengar saat mereka masuk, dari arah kamar mandi.

Ilhan mengetuk pintu kamar mandi sembari bertanya dengan cemas,

"Ada apa, kau jatuh?"

Suara teriakan Lyric berhenti dan perempuan itu menjawab dengan suara menahan tangis.

"Tidak..tapi tolong aku keluar dari sini."

Ilhan Haroen membuka pintu kamar mandi setelah memastikan dia mendapat izin. Laki-laki itu tercengang saat melihat istrinya yang dibalut sepotong handuk dengan rambut masih basah, berdiri di dalam bathtub dengan raut muka hampir menangis. Gadis itu mencengkeram tirai kamar mandi dan menunjuk sudut ruangan, ada seekor kecoa yang mengintip istrinya mandi pagi ini. Lyric Bhupati menunjukkan raut muka ketakutan, seolah baru pertama melihat rupa makhluk itu. Ilhan menghela nafas panjang, antara lega dan geli. Dia pikir istrinya terluka.

Bisa panjang urusan dengan mamanya kalau terjadi apa-apa dengan putri bungsu keluarga Bhupati.

"Kenapa bisa ada hewan seperti itu di kamar mandiku?" Lyric bertanya dengan suara tercekat.

"Em..kamar ini lama tak dipakai, aku akan meminta petugas kebersihan datang hari ini dan menyemprotkan pembasmi hama atau apa pun" balas Ilhan cepat.

Lyric mengangguk cepat dengan pelupuk mata berkaca-kaca, semenit saja Ilhan telat datang bisa dipastikan gadis itu menangis kejang hanya karena kecoa. Seumur-umur, baru sekali ini Lyric melihat makhluk lain di kamar mandi. Selama ini, Marya selalu memastikan kamar mandi nona bungsunya bersih tanpa sedikit pun celah sebelum sang pemilik masuk.

Lyric begitu terkejut. Tentu dia tak pernah terpikir kalau dirinya akan menemui makhluk asing itu di kamar mandi di rumah mewah dan modern milik Ilhan.

"Lakukan sesuatu padanya" cicit gadis itu memohon.

"Baiklah, aku akan membereskannya tapi kamu harus keluar. Kalau dia terbang ke arahmu bagaimana?" tanya Ilhan.

Bola mata Lyric melebar dan mulutnya menganga tak percaya.

"Dia bisa terbang?" tanyanya dengan air mata hampir tumpah.

Ilhan ikut menganga, karena istrinya tampak syok dengan fakta yang baru saja dia katakan. Laki-laki itu sungguh ingin tertawa, tapi dia tak ingin Lyric salah paham.

"Kenapa kamu mengatakannya padaku, sekarang bagaimana aku bisa turun?" Lyric mengeluh lirih saat Ilhan tak menjawab pertanyaannya.

Perempuan itu mengeratkan pegangan pada tirai, dengan air mata sebesar biji jagung tak tertahankan jatuh menetes dari mata putri bungsu Shareef dan Alma.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang