Extend. Ver|47

4.5K 426 7
                                    

Ilhan baru pulang dari kantor sore ini, disambut Priya yang sedang berenang dengan riang.

Lyric duduk di kursi santai, menunggui putri mereka yang bersenang-senang di dalam kolam. Bumil itu hanya memakai strapless crop top warna hijau sage dan kulot panjang berwarna lebih gelap. Rambut digelung tinggi dengan beberapa helai jatuh dan perut yang besar karena sebentar lagi jadwal melahirkan yang diprediksi dokter.

Anehnya, sang bumil tak menyambut Ilhan dengan raut muka seperti biasa. Paras sempurna itu menunjukkan tanda-tanda kekesalan. Padahal Ilhan tak merasa melakukan satu pun kesalahan. Dia mendengar kabar kalau Lyric, Priya, dan Rumi makan siang bersama tadi. Biasanya, mereka bersenang-senang dan lupa waktu setiap kali keluar.

Ilhan tak mengacuhkan, awalnya.

Laki-laki itu mengira istrinya sedang capek. Meski pelukan dan ciuman sepulang dari kantor hanya ditanggapi dengan wajah jutek yang menggemaskan.

Namun mood Lyric tak berubah hingga waktu makan malam, sehingga mau tak mau Ilhan mencari informasi. Tidak lagi dari Rumi, yang mungkin memiliki jawaban.

"Kita makan siang di restoran, lalu bertemu dengan teman SMA-mu" ucap Rumi di seberang.

"Siapa?" tanya Ilhan cepat.

"Ethan Westbrook. Aku kenal. Dia pernah mengajakku makan malam dulu beberapa kali saat dikenalkan Andy. Aku ingat, sering kami tak sengaja bertemu dulu waktu kamu masih di Australi. Aku bahkan sempat berpikir dia yang punya Jakarta karena terlalu sering bertemu" balas Rumi panjang lebar.

Ilhan mengangkat alis, tinggi. Rupanya Lyric bertemu dengan laki-laki menyebalkan itu. Tapi, kenapa marahnya pada suami sendiri. Ilhan tak habis pikir. Ilhan baru mengerti obsesi dan inferioritas anak pengusaha kaya raya itu padanya setelah mendengar cerita Rumi. Bukan tak sengaja bertemu, Ethan bisa dikatakan memang menguntit Rumi karena ingin mendekati perempuan yang saat itu berstatus sebagai kekasihnya. Laki-laki sinting.

"Apa Ethan mengatakan sesuatu yang menyebalkan pada Lyric?..soalnya istriku kelihatan kesal. Lyric memang pernah berkata tidak menyukai temanku yang satu itu" tanya Ilhan lagi.

Rumi tak menjawab selama beberapa detik, sebelum kemudian terdengar suara perempuan itu yang terkekeh di seberang. Ilhan semakin penasaran.

"Lyric bisa jadi bukan kesal karena Ethan" balas Rumi, setelah tawanya mereda.

"Lalu?" Ilhan bertanya cepat.

Terdengar helaan nafas pendek Rumi sebelum menimpali pertanyaan Ilhan,

"Ethan mengenalkan kami pada seorang perempuan yang sedang makan bersama dia. Namanya Andara..Andara Beatriz" jawabnya kemudian.

Ilhan tertegun. Andara. Andara Beatriz adalah nama mantan pacarnya di SMA. Ilhan tak tahu Ethan masih berhubungan dengan Andara. Dia saja kadang bertemu di pertemuan alumni SMA. Andara tidak di Jakarta setahu Ilhan. Dia tinggal di Bandung dengan suami dan anak-anaknya. Lalu kenapa Lyric kesal pada perempuan itu.

"Lalu?" Ilhan kembali bertanya karena belum mengerti.

"Iih.." Rumi berseru gemas. Dia terdengar mulai ikut kesal, di seberang.

"Dia kan cinta pertamamu. Ethan yang mengatakannya" jawab Rumi, terdengar malas bicara dengan laki-laki ini.

"Iya, lalu kenapa Rum?" laki-laki tak peka ini masih bertanya.

"Kamu pikir sendiri saja lah" Rumi memutus panggilan telpon dengan segera.

Ilhan bersungut kesal.

Kenapa sih perempuan suka sekali membuat laki-laki berpikir. Tidak istrinya, tidak sahabatnya. Semua perempuan sama saja. Langsung mengatakan jawaban kan lebih mudah untuk kebaikan seluruh umat manusia. Ilhan Haroen tak habis pikir. Laki-laki itu menyerah.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang