Extend. Ver|42

5.2K 475 7
                                    

Besok ultah Priya Haroen yang ke delapan, menjelang akhir tahun karena gadis kecil itu lahir di bulan desember. Gadis kecil itu ingin merayakan ultah di vila keluarga Bhupati dan semua orang harus datang, bahkan Pearl yang sedang hamil tua. Untungnya rumah Viraj dan Pearl berada di kota yang sama. Meski semua berangkat sendiri ke vila.

Priya berangkat dengan Lyric dan Rumi yang dijemput di clothing store-nya sore ini.

Mereka bertiga diantarkan mang Gugun, Ilhan dan Andy akan menyusul sepulang dari kantor. Rumi tentu belum tahu, bahwa vila keluarga Bhupati bertetangga dengan vila Rahaja dan Rahajeng. Dua teman lamanya. Bahkan jika tahu pun, Rumi tak akan bisa menolak karena ini ultah Priya yang dia sayangi. Perempuan itu duduk di kursi di sebelah kemudi, sedangkan Lyric dan Priya duduk di kursi belakang.

Gadis kecil itu tak berhenti berceloteh di sepanjang jalan, mengenai rencana ultahnya besok. Sesekali saja mommy-nya dan Rumi menimpali.

Baru saat memasuki Cisarua dan jalan yang dikenalnya, Rumi menyadari bahwa mereka menuju vila yang berdekatan dengan tempat tinggal Rahaja dan Rahajeng.

Perempuan itu tiba-tiba memeluk lengannya sendiri, menyembunyikan kegugupan yang menyerang. Meski begitu, Rumi berusaha tak terpengaruh. Mereka cuma lewat, bukan. Tak mungkin dia bertemu dua kakak beradik itu hanya karena datang ke daerah yang sama.

Pertanyaan dari Lyric kemudian memecah lamunan Rumi,

"Kau sering bertemu dengan tante Meyriska kan..tante sangat menyukaimu. Dia cerita padaku waktu terakhir aku ke butik."

Rumi menoleh dan tersenyum.

"Aku juga sangat menyukai tante. Kadang kami makan siang bersama" ucapnya malu-malu.

"Walaupun sedikit cerewet" balas Lyric sembari mengelus perutnya yang memasuki kehamilan usia lima bulan.

Rumi terkekeh.

"Aku ingin belajar desain dan tante sangat mendukungnya. Entah, apa belum terlambat di usia sekarang" timpal perempuan itu lagi.

"Tidak ada kata terlambat. Kadang justru menyenangkan menemukan sesuatu yang baru tidak peduli umur, karena membuat kita merasa hidup" balas Lyric cepat.

Rumi tersenyum dan mengangguk pelan. Dia tak menjawab karena Priya ikut bicara,

"Kalau tante Rumi mendesain baju. Priya mau dibuatkan satu, ya.." ucap gadis kecil itu tiba-tiba.

Lyric dan Rumi bertukar pandang lewat kaca mobil dan tertawa.

"Ok, sayang" Rumi menjawab saat tawanya reda.

"Nanti Priya buatkan tante Rumi gelas dan mangkuk, dengan uncle Rock. Boleh ya mommy?" Priya lagi.

"Certo Che Puoi! Priya bisa membuatkan tante Rumi gelas dan mangkuk, sebanyak yang gadis kecilku inginkan" balas Lyric sembari tersenyum.

Priya tersenyum lebar, beringsut mendekat pada mommy-nya dan mengelus perut bumil itu. Lyric tergelak saat putrinya menunduk dan menciumi perutnya yang semakin membesar. Gadis kecil itu meniru yang kerap dilakukan papinya. Ilhan bahkan sangat parah. Saat menyetir dan berhenti untuk lampu merah, laki-laki itu kerap melepas seat belt untuk sekedar melakukan hal serupa. Satu tangan Ilhan selalu terulur dan mengusap perut bumilnya saat Lyric duduk di kursi penumpang sebelah kemudi. Menurut Ilhan, hal itu menenangkan pikiran dan Lyric tak memprotes. Dia suka setiap kali suami dan putri mereka meluapkan kasih sayang pada calon anggota termuda keluarga mereka.

Rumi menoleh dan tersenyum menatap tingkah Priya sebelum kembali bertanya,

"Jadi, nama adik yang Priya pilih apa?"

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang