Extend. Ver|48

10.6K 587 42
                                    

Lyric merasa kalau hari ini akan melahirkan. Entah, itu instingnya di luar tanda-tanda menjelang persalinan yang selalu disebutkan mamanya atau Pearl. Kram dan nyeri di punggungnya semakin terasa sejak seminggu yang lalu dan hari ini kontraksi semakin pendek jaraknya terasa.

Meski demikian, putri bungsu Alma dan Shareef masih melukis setelah suami dan putrinya berangkat ke sekolah.

Lyric memang sudah memasuki HPL, sejak tiga hari yang lalu. Namun Lyric tak ingin panik. Ada bi Kinasih di rumah yang sigap untuk membantunya, dengan tas persalinan yang sudah disiapkan oleh mamanya sejak memasuki empat minggu sebelum HPL.

Lyric kembali bangkit untuk yang ke sekian kalinya menjelang jam 12 siang setelah bekerja sejak pagi tadi, dia rutin melakukan hal tersebut saat melukis sejak hamil. Lyric ingin berjalan-jalan sebagaimana dianjurkan oleh dokter. Namun perempuan itu merasa perutnya semakin sakit, dengan cairan yang merembes terasa di pahanya. Itu air ketuban yang pecah.

Lyric mulai panik.

Bagaimana pun ini persalinan pertamanya. Perempuan itu memegangi perut karena tiba-tiba merasakan kontraksi yang lebih kuat dari yang sebelum-sebelumnya dan meraih handphone, menghubungi bi Kinasih di rumah bagian belakang. Pengasuh putrinya itu datang dengan tergopoh-gopoh.

"Iya neng" tanyanya cepat.

"Bi..saya harus ke rumah sakit sekarang, aduh. Tolong hubungi mama dan papinya anak-anak ya bi. Mang Gugun ada di depan kan?" Lyric menerima uluran tangan bi Kinasih sembari dituntun keluar.

"Ya. Neng Lyric masuk mobil saja. Bibi yang ambil tas" jawab bi Kinasih.

Lyric tersenyum dan mengangguk, sesekali dia mengaduh lirih karena kontraksi yang semakin kuat. Mang Gugun memang sigap, selalu pulang ke rumah tanpa perintah sejak memasuki HPL nyonya rumah mereka. Lyric tiba di rumah sakit, untungnya Alma dan Rock sudah ada di sana. Pelukis terkenal itu dengan sigap membantu putri bungsunya turun dari mobil. Alma memang sengaja tidak bepergian kemana pun saat memasuki HPL Pearl dulu, maupun Lyric sekarang. Dia ingin menemani putri-putrinya melahirkan.

Ilhan sedang rapat saat panggilan telepon tampak di layar, sebentar lagi waktu jam makan siang di kantor mereka. Direktur utama Shoppingu itu menghentikan rapat dan berdiri dengan cepat saat bi Kinasih menuturkan bahwa istrinya akan melahirkan.

Ilhan menyerahkan pekerjaan pada Andy dan segera melesat pergi menuju rumah sakit. Dia diserang kecemasan tiba-tiba, ini pengalaman pertamanya. Lyric menyambut suaminya dengan senyuman, tahu bahwa laki-laki itu sedang gugup. Ini pengalaman pertama mereka. Tak berselang lama sebelum Eilliyah dan Najia menyusul datang.

*

Midas, adik dari Priya dilahirkan dalam keadaan sehat hari itu. Sebagaimana insting mommy-nya.

Anak kedua mereka disambut tangis haru kedua orang tuanya, setelah Lyric harus melewati persalinan dengan didampingi oleh Ilhan yang tak berhenti membisikkan kata-kata cinta dan penyemangat. Ilhan belum pernah sejujur hari itu pada siapa pun. Tak terhitung berapa kali dia menyatakan cinta pada istrinya hari ini. Laki-laki itu juga tak berhenti menciumi wajah Lyric, tidak peduli ada dokter dan perawat di sekitar mereka. Saat melihat perjuangan istrinya melahirkan Midas, setiap kata meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa terpikir.

Ilhan menjadi laki-laki paling gombal hari ini, sialnya Lyric menyukainya. Mereka saling menatap penuh cinta saat Midas yang baru dilahirkan diletakkan di atas dada mommy-nya.

Ilhan bahkan memagut bibir Lyric, sebagai ungkapan cinta begitu dalam dan terima kasih yang tak terhingga pada perempuan yang melahirkan buah hati mereka saat bayi mereka dibersihkan perawat. Meski ada dokter yang menangani istrinya di bawah sana. Dokter dan perawat yang melihat suami-istri itu pun ikut terharu dengan kelahiran bayi laki-laki mereka, juga tersipu karena pasangan yang mengumbar cinta dan kemesraan di ruang persalinan hari itu.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang