Extend. Ver|44

4.8K 436 8
                                    

Pada jam 10 menjelang siang di vila, keluarga yang menginap menikmati brunch bersama-sama.

Mereka bergembira saat mendengar kabar bahwa Flower sudah dilahirkan, setelah Pearl mengalami kontraksi 13 jam lamanya.

Priya sudah ribut sejak tadi, mengajak segera ke rumah sakit sehingga Ilhan dan Lyric buru-buru bersiap. Anggota keluarga yang lain akan menyusul turun, setelah menghabiskan satu hari di vila. Mereka lebih memilih mengunjungi Pearl dan bayinya nanti di rumah. Termasuk Andy dan Rumi. Maklum ini akhir pekan, mereka seharusnya memang berlibur.

Ilhan, Lyric, dan Priya tiba di rumah sakit menjelang jam 12 siang. Mereka menuju kamar VIP di lantai dua rumah sakit itu.

Saat mereka masuk, Flower sedang tertidur. Pearl berbaring di atas ranjang, tampak mempesona meski semalaman berjuang dalam proses persalinan.

Lyric mendekat pada kakak keduanya, mencium pipi perempuan cantik nan mungil itu dan mengucapkan selamat.

"Congratulazioni per la nascita" Lyric berbisik pada kakaknya yang tersenyum dan mengangguk.

Ilhan mengedarkan pandangan, pada Viraj yang sedang mengupas buah apel. Rock dan Art baru saja datang dengan membawa cup coffee masing-masing. Mereka baru saja dari kafe di dekat rumah sakit. Mereka butuh asupan kafein tampaknya setelah semalaman terjaga karena persalinan putri kedua keluarga Bhupati.

Alma sedang sibuk membuai cucu barunya yang sedang tidur. Priya sudah berdiri di sebelah omanya, menatap berbinar-binar pada Flower yang masih merah. Sesekali gadis kecil berusia 8 tahun itu tertawa lirih, karena Alma menunjukkan bibir Flower yang mengecap lucu.

Laki-laki itu mendekati Viraj yang duduk di sebelah mertua mereka dan berkata,

"Selamat kak."

Viraj mendongak dengan cepat dan tersenyum.

"Terima kasih Ilhan. Kau harus bersiap-siap, tidak mudah mendampingi istri yang melahirkan" balas laki-laki pemilik perkebunan kopi itu.

Rock menahan tawa mendengar penuturan Viraj. Ilhan menoleh padanya, dengan isyarat bertanya. Laki-laki itu mendekat pada Rock yang bersandar di nakas, menjauhi Viraj yang masih sibuk dengan apelnya.

Rock mengulum senyum sebelum berbisik,

"Viraj menangis semalam."

Ilhan menganga sebelum bergumam,

"Dia sangat terharu dengan kelahiran Flower."

Rock semakin tak dapat menahan tawa. Anak laki-laki satu-satunya Alma dan Shareef itu kemudian bercerita di sela-sela usahanya menahan tawa,

"Pearl menjambak rambut suaminya saat kontraksi. Dia bahkan mencekik Viraj saat mengejan."

Ilhan menelan ludah kasar, menoleh pada bumilnya sendiri yang masih bercakap-cakap dengan Pearl. Tidak mungkin Lyric melakukan hal yang sama. Demikian pemikiran yang berkelibat dalam otaknya. Ilhan buru-buru menggelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran itu. Suara Rock mengalihkan perhatian Ilhan kemudian.

"Kau tahu apa yang lebih buruk? Setelah mengalami itu semua, Viraj harus kehilangan pewaris perkebunannya karena Flower sudah diyakini sebagai calon seniman. Kasihan Viraj, dia akan mengalami ini dua kali lagi."

"Pearl memang gila."

Ilhan memalingkan muka, sebelum kemudian menyeringai tipis mendengar ucapan Rock. Pearl memang gila, dengan rencana tiga anak yang akan meneruskan bakat sebagai seniman. Tiga anak yang namanya saja sudah disiapkan jauh-jauh hari.

Flower, Bliss, dan Glory.

Namun jika bicara tentang gila, Ilhan tahu Pearl bukan satu-satunya. Art tak kalah dari adiknya. Perempuan yang sedang duduk menyandar pada single sofa di sudut lain ruangan itu.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang