Extend. Ver|41

6.4K 468 4
                                    

Ilhan keluar dari ruang kerja setelah selesai membaca dokumen-dokumen yang tadi dibawanya dari kantor. Dia baru saja melihat putri mereka keluar dari kamar istrinya, mengucapkan selamat malam seperti biasa.

Ilhan masuk dan menemukan Lyric masih terjaga dan duduk menyandar pada kepala ranjang. Laki-laki itu tersenyum sebelum menutup pintu, Lyric mengekor langkahnya. Ilhan naik, duduk di samping istrinya yang malam ini semakin cantik. Dia duduk di atas ranjang dengan jubah tidur berbahan satin warna merah tua yang ditalikan dengan rapi, juga rambut panjang kecoklatan yang indah digerai. Laki-laki itu menunduk, menciumi perut bumil kesayangannya sebelum beralih pada pipi Lyric Bhupati.

Ilhan tertegun saat menjauhkan wajah karena Lyric sedang menatapnya dan dia tahu isyarat itu. Tatapan mata yang sama setiap kali bumilnya ngidam, menginginkan sesuatu.

Lyric kerap ragu karena tahu permintaannya tidak mudah didapatkan. Dia menggigit bibir bawah dengan bola mata kecoklatan yang indah itu bergerak cepat, saat Ilhan menatap balik.

Laki-laki itu tersenyum penuh pengertian sebelum menangkup wajah istrinya dan berkata dengan lembut,

"Katakan, apa yang kamu inginkan? Demi bayi kita."

Ilhan mengangkat alis, tinggi. Pasalnya Lyric justru semakin ragu-ragu. Tak ada jawaban keluar dari bibir merah merekah itu. Lyric hanya beringsut mendekat, menyandarkan kepala dengan ujung jari telunjuk menusuk-nusuk lengan suaminya. Gelagat istrinya sama persis seperti Priya saat menginginkan sesuatu, menggemaskan sekali. Mana mungkin Ilhan bisa menolak setiap kali Lyric Bhupati bersikap demikian. Tak peduli apa pun yang diinginkan istrinya.

Ilhan semakin penasaran, dengan yang diinginkan bumilnya sehingga Lyric begitu ragu-ragu. Ilhan Haroen tidak masalah apa pun itu, asal masih bisa didapatkan.

Laki-laki itu menundukkan kepala agar dapat meluruskan pandangan dengan mata istrinya. Dia menatap lekat mata rusa itu sebelum kembali berkata,

"Katakan. Aku ingin memenuhi apa pun yang bayi kita inginkan. Plis."

Lyric mendekatkan bibir pada telinga suaminya setelah menarik tengkuk Ilhan dengan satu tangan dan berbisik,

"Do you think it'll be fun for having..sex with pregnant woman?"

Ilhan terperangah dengan pertanyaan itu. Lyric mengalihkan wajahnya yang mulai memerah ke arah pintu setelah berbisik di telinga suaminya. Perempuan itu mengelus baby bump dan menunduk. Ilhan mengulum senyum sebelum menangkup wajah istrinya, kembali menghadap padanya. Laki-laki itu tak bisa menahan rasa gemas saat melihat raut muka malu Lyric Bhupati.

Bola mata putri bungsu Alma dan Shareef itu mengerjap pelan berkali-kali, berusaha tidak membalas tatapan intens mata suaminya. Ilhan bisa mengerti kerisauan Lyric, bisa jadi karena perutnya yang semakin membuncit di usia kehamilan empat bulan lebih. Ini bukan pertama kali mereka bercinta sejak masa kehamilan, sudah sering selama empat bulan terakhir.

Namun Lyric tampaknya mulai memikirkan baby bump-nya.

Laki-laki itu mengelus pipi istrinya yang semakin merah dan balik bertanya,

"Do you want me?"

Lyric menggigit bibir bawah, menahan rasa malu. Dia mengangguk pelan.

Ilhan semakin tidak bisa menyembunyikan senyuman di bibirnya. Laki-laki itu ikut menggigit kasar bibir bawahnya sendiri, memindai wajah istrinya. Lyric semakin malu karena itu. Dia memutar bola mata agar tak bersitatap dengan suaminya.

"Aku tidak ingin mengatakan ini tapi..saat aku tahu kamu hamil, ada satu hal yang paling aku syukuri" ucap laki-laki itu.

Lyric mengangkat wajah dengan cepat, Ilhan yang duduk di samping masih menatapnya. Tak terelakkan mata pasangan suami-istri itu saling mengunci pandangan.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang