Extend. Ver|43

4.6K 454 5
                                    

"Ah, mama" Pearl tiba-tiba berteriak.

Suasana canggung pesta tiba-tiba dialihkan oleh teriakan Pearl. Perempuan mungil nan cantik itu memegangi perutnya yang sudah membesar, sedang kesakitan. Pearl sedang kontraksi, padahal kelahiran putri pertamanya dengan Viraj yang akan diberi nama Flower itu diprediksi masih satu minggu lagi. Ultah Priya mendadak heboh karena kontraksi yang mendera Pearl. Mereka semua mulai mendekati Pearl dan khawatir, termasuk Alma yang meminta putrinya menarik nafas dan tenang.

"Tarik nafas nak, hembuskan perlahan" ucap Alma.

Viraj sudah berlari, menyiapkan mobil. Ilhan dan Rock membantu Pearl, menuju mobil. Art dan Lyric mengekor di belakang, dengan Priya yang mulai ribut. Alma sedang menelpon rumah sakit yang akan mereka tuju, untuk persalinan putri keduanya. Mereka semua teralihkan dari pertemuan Rumi dengan dua anak keluarga Prambudi.

"Mommy, aunty Pearl kenapa?"

Gadis kecil yang sedang ultah itu bertanya, hampir menumpahkan air mata karena melihat Pearl kesakitan.

"Oh..tidak apa-apa sayang. Mungkin adik Flower mau dilahirkan sekarang" balas Lyric cepat.

Lyric mengusap dada putrinya yang bergemuruh untuk menenangkan. Gadis kecil itu terlihat sangat khawatir pada aunty-nya. Viraj sudah memarkir mobil. Rock dan Ilhan sedang memapah Pearl masuk. Alma dan Art duduk di samping kanan dan kiri Pearl yang masih menarik nafas dan membuangnya beberapa kali, juga terdengar berseru kesakitan. Lyric dilarang ikut karena sedang hamil, takut kelelahan. Mereka berjanji mengabari proses kelahiran Pearl yang bisa jadi memakan waktu lama.

Alhasil Lyric, Ilhan, dan Priya hanya berdiri menatap mobil yang perlahan menjauh dari halaman vila. Pesta ultah Priya diakhiri dengan kehebohan.

"Apa aku melakukan kesalahan dengan mengundang Rahaja dan Rahajeng? Aku benar-benar tidak tahu mereka mengenal Rumi. Aku pikir hubungan mereka tidak biasa. Hah, apa hanya aku yang merasa demikian. Kenapa mereka mengira Priya anaknya Rumi."

"Ya Tuhan, aku baru ingat. Makanya mereka tertarik sekali pada Priya sejak itu."

Rock masih bergosip, duduk di sebelah Viraj yang fokus menyetir meski berkali-kali mencuri pandang lewat kaca pada istrinya yang masih kesakitan. Laki-laki itu berusaha menyembunyikan kepanikan. Keringat sudah membasahi tubuh Pearl. Terdengar Alma berdecak pelan sebelum berkata,

"Kakakmu mau melahirkan, kamu malah ribut menggosipkan mereka."

"Mama..andai Pearl tidak kontraksi sekarang kita sudah tahu permasalahannya. Aku hanya bisa penasaran kan jadinya."

Rock balik menimpali tetapi berteriak karena rambutnya ditarik dari belakang oleh Pearl yang sedang kesakitan.

"Aarrgh!!!"

"Jangan menganggu suamiku yang sedang menyetir."

Pearl menyuara dengan nafas tersengal.

"Iya..iya."

Rock menarik tangan kakaknya dari rambut yang hampir rontok dari akarnya. Dia mengusap sembari meringis karena sakit. Alma menggeleng pelan melihat kelakuan putri dan putranya, dia berkali-kali menenangkan dan memijat tubuh Pearl. Art di sebelah adiknya sejak tadi meringis dan memejamkan mata, membayangkan sakitnya kontraksi. Perempuan itu semakin yakin bahwa tidak jatuh cinta, menikah, dan memiliki anak adalah pilihan terbaik yang pernah dia buat selama hidup. Dia terbebas dari salah satu kodrat yang memaksa perempuan menerima rasa sakit. Mereka kemudian tiba di rumah sakit, dengan diganggu telepon dari Lyric yang berkali-kali menanyakan keadaan.

*

Lyric menutup telepon setelah memastikan keluarganya tiba di rumah sakit dan mendengar kabar kalau Pearl masih pembukaan tiga. Ilhan masuk dan duduk bergabung di atas ranjang tidur yang mereka gunakan di vila. Semua orang menginap, termasuk keluarga Haroen yang sejak tadi juga menanyakan keadaan Pearl.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang