Chapter|22

3.9K 462 11
                                    

Priya Haroen beberapa bulan lagi akan lulus dari TK. Dia libur selama dua minggu menjelang kelulusan. Seharusnya Ilhan dan Lyric mengajak gadis kecil mereka liburan, kalau bisa ke luar negeri seperti Angel atau Natasha.

Sayangnya, pembukaan anak perusahaan Shoppingu beberapa bulan lagi menghalangi mereka untuk pergi karena sang papi sangat sibuk. Awalnya, Priya masih bisa diajak keluar belanja atau mengunjungi rumah keluarga Haroen juga keluarga mommy-nya.

Namun lama kelamaan, gadis kecil mereka mulai merengek ingin liburan karena Angel dan Natasha pamer foto liburan bersama keluarga. Lyric membawa Priya berlibur ke puncak. Ada vila dan studio yang biasa mereka gunakan untuk membuat pottery di sana. Ilhan akan menyusul setelah pekerjaan di kantor selesai. Lyric dan Priya diantarkan oleh supir pribadi sang nona kecil. Toh ada banyak pekerja keluarga Bhupati di sana.

Vila keluarga Bhupati merupakan bangunan bergaya arsitektur Bali yang dikelilingi hutan pinus yang rimbun di daerah Bogor. Sedangkan studio terletak di bangunan berbeda di bagian belakang. Studio digunakan untuk membuat dan memajang hasil karya. Rock dan Lyric merupakan dua orang yang menggemari pottery sejak dulu. Meski Rock merupakan satu-satunya dalam keluarga yang telah debut sebagai artisan. Maka dari itu, Vila ini kerap dihuni oleh satu-satunya putra keluarga Bhupati itu. Termasuk sekarang, Rock sedang berada di sana saat Lyric dan Priya menuju vila.

Lyric dan Priya, juga bi Kinasih yang ceria karena tak sabar untuk berlibur hampir tiba di vila keluarga Bhupati. Supir pribadi Priya bertanya saat melihat bangunan vila di depan mereka.

"Itu vila-nya neng Lyric?" tanyanya memastikan.

Lyric yang sedari tadi bercakap-cakap dengan Priya kemudian menatap ke depan. Bi Kinasih duduk di depan di sebelah kemudi.

"Bukan mang, lima menit lagi kira-kira dari sini. Itu vila milik keluarga Prambudi, bukan keluarga kami" balas gadis itu.

"Oh, baik neng" timpal supir pribadi Priya itu.

Mobil kembali mempercepat lajunya.

Saat melewati vila keluarga Prambudi, Lyric bisa melihat dua bersaudara yang dari dulu tinggal di sana duduk santai di beranda lantai dua. Anak laki-laki keluarga pemilik bank swasta yang berusia 30 tahun bernama Rahaja dan anak perempuan berusia 28 tahun bernama Rahajeng. Mereka tak pernah turun ke kota, kecuali ada pertemuan keluarga. Rumornya, mereka berdua anak di luar nikah sehingga dijauhkan dari keluarga inti. Rock sering bercerita kalau kerap bertemu dengan keduanya saat turun untuk belanja. Meski hanya tegur sapa singkat karena keduanya agak tertutup, mungkin karena alasan di balik kelahiran mereka.

Mereka benar-benar tiba kemudian, Priya turun dengan cepat saat melihat Rock sedang duduk di kursi santai di depan vila. Laki-laki itu tampak capek karena seharian bekerja.

"Uncle Rock" gadis itu berteriak dan berlari.

Rock menoleh cepat. Laki-laki itu tersenyum sumringah dan bangkit dari atas kursi santai. Lyric dan bi Kinasih menyusul kemudian.

"Bagaimana kabarmu gadis manis?" Rock meraih puncak kepala Priya saat gadis kecil itu tiba di hadapannya.

"I am good" balas Priya lugas.

"Kau semakin menggemaskan saja hm. Kau semakin mirip dengan mommy-mu" ucap Rock lagi sembari mencubit pipi Priya.

Priya terkekeh dan melonjak-lonjak bahagia. Lyric menimpali ucapan kakak laki-lakinya dalam jarak tiga langkah,

"Tentu saja, dia putriku. Kalau tidak mirip denganku, lalu dengan siapa dia mirip?"

Rock berdeham pelan dan mengalihkan mata dari sang adik bungsu karena masih merasa bersalah tentang insiden foto keluarga itu. Laki-laki itu menggiring mereka masuk untuk makan siang, agar Lyric tak kembali mengingat-ingat insiden dengan fotografer kenalannya.

Youngest DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang