Kematian Anita

29 11 15
                                    

Rumah mewah nan kokoh berdiri dengan pencahayaan minim. Wanita yang memakai seragam pegawai bank memasuki rumah mewah itu, tertulis nama Anita di nama tagnya. Jam menunjukan pukul sepuluh malam, penghuni rumah kos lainnya mungkin sudah tertidur karena rumah yang biasanya ramai kini sunyi.

Rumah megah itu merupakan rumah kos, rumah seorang milyader yang sengaja menyewakan rumahnya untuk membantu orang-orang yang susah mendapatkan rumah di kota, sama hanya Anita. Ia sudah dua tahun tinggal di rumah mewah itu. Rumah cantik, bersih, perabot lengkap dan sewa yang terbilang murah,buat Anita tergiur untuk tinggal, bahkan tidak ada drama penagih sewa kos yang kejam seperti di TV-TV, karena di pegamg oleh pria lembut dan baik. keponakan si pemilik rumah.

"Baru pulang?" sapa salah satu penghuni yang tinggal di lantai atas. Pria yang merupakan kerabat si pemilik rumah dan juga penanggung jawab.

"Ya, aku habis main dirumah teman makannya pulang lambat. Aku kekamar dulu," balas Anita. Ia memasuki kamar yang di pintunya terpajang nama Anita.

"Selamat bermimpi Indah,"  balas pria itu.

Anita membuka pintu kamar, situasi dalam kamar yang gelap gulita karena Anita lupa menyalakan lampu sebelum pergi pagi tadi.

"Bruak!" pintu tertutup, bersamaan dengan pukulan di belakang leher Anita. Seketika pandangan Anita berputar dan menggelap, setelahnya Anita tidak sadarkan diri.

Sebuah senyum mengerikan terlihat saat lampu dalam kamar di nyalakan. Manusia misterius itu megang kaki Anita lalu menyeretnya membiarkan darah dari leher yang robek akibat pukulan memenuhi keramik putih dalam kamar.

Anita membuka mata perlahan, ia memandarkan penglihatan di sekeliling ruangan. Ruangan yang tidk asing untuknya. Ruangan yang sangat dikenalinya. Karena kini ia berada dalam kamarnya sendiri. Saat ingin bangun sakit pada lehernya membuat Anita mengernyit "Awh!" rintih Anita, ia ingin memegang leher belakangnya, tetapi tangannya tidak bisa digerakkan.

"Apa ini!" panik Anita menatap tubuhnya terikat di atas ranjang. Kedua tangan damn kakinya diikat secara terpisah membuat tubuhnya terlentang. Yang membuat Anita takut karena tubuhnya hanya menggunakan satu helai kain putih yang menutup tubuhnya.

"Kau siapa? Tolong!" teriak Anita sekencang-kencangnya saat menatap sosok misterius dengan mata tertutup kain berdiri di pojokan kamar, penampilan sosok misterius itu cukup aneh, pakaiann tebal dengan warnah merah,.dan kepala yang tertutup kain hanya memperlihatkan mulut. Sosok misterius itu berjalan mendekati Anita.

"Kau sangat sempurnah untuk menjadi maha karyaku," ucap sosok misterius dengan suara berat dan mengerikan.

"Tolong! Siapapun tolong!" teriak Anita. Bukannya bala bantuan yang datang sosok itu memuku mulut Anita menggunakan Palu dengan tenaga kuat. Bibir Anita terhambur, darah segar mengalir. Sekuat tenaga Anita teriak maka semakin kuat pukulan misterius itu.

Gigi Anita runtuh satu persatu akibat pukulan. Bahkan gigi yang tersisa di mulut di cabut paksa oleh manusia misterius itu. Tak ada suara dari sosok tadi ia seakan menikmati apa yang di lakukannya.

Dengan kasar tangan si manusia misterius dimasukan kedalam mulut lalu memegang lidah Anita, tanpa aba-aba ia menarik lidah itu hingga putus. Anita memandang dengan wajah kesakitan, air mata mengalir deras dari pipinya.

"Hmmm hmmm hmm." senandung sosok misterius ia meraih pulpen dari tas Anita tadi. Lalu menusukkan pulpen hingga tenggelam dalam telinga Anita. Rasa sakit yang tidak bisa di jabarkan membuat Anita  tidak sadarkan diri.

Melihat Anita tidak sadarkan diri. Sosok misterius itu berhenti. Menunggu Anita kembali bangun.
Cukup lama hingga Anita kembali membuka matanya.

"Tidurmu nyenyak?" tanya si manusia kejam sambil mengiris bola mata hitam Anita menggunkan silet. Gelengan Anita rasaka. Ia sungguh tersiksa tapi tidak bisa berteriak mulutnya hancur.

"Tenang, kau akan menjadi makanan anjingku." darah segar mengalir deras dari perut. Tubuhnya tersayat dari bawah kemaluan hingga perut. Sungguh Anita tidak menyangka jika dirinya akan berakhir mengerikan seperti ini.

Pedih dan perih memenuhi tubuh Anita rasa sayatan sungguh luar biasa sakit, Anita bisa rasakan kulitnya yang bergesekan dengan mata senjata tajam. Setiap sayatan meninggalkan sakit. "Cur!" darah terciprat karena Si sosok salah memotong, ia memotong urat besar membuat darah mengalir deras.

"Aku salah potong, maaf ya." kata maaf yang sungguh mengejek. Bukanya berhenti sosok mistetous itu menancapkan ujung pisau membuat beberapa lobang, lalu tali dimasukan kedalam lobang yang dibuatnya. Mengikat satu sama lain. Senyum bahagia terukir ketika ia selesai menyatuhkan potongan tubuh Anita.

Si misterius menatap Anita yang tidak bergerak lagi. Amarahnya memuncak mengetahui korbanya sudah tewas.

"Kenapa kau tewas, permainanya belum selesai. Kurang Ajar!" sosok misterius itu murka ia meraih pisau menguliti Anita lalu mencincang cincang dagingnya setelah hancur ia melempar-lemparkan ke tembok seakan daging Anita itu lumpur.

Karya yang sangat Indah, sebuah lukisan dari darah dan daging terbentuk di dinding kamar. Tubuh Anita sudah tidak bisa dikenali. Hanya ada beberapa daging membungkus tulang, terlihat jelas organ dalam Anita.

"Kasihan, ternyata ada calon manusia." ucapnya menggengam sebuah daging menggumpal dalam kentongan rahim. Terlihat calon Anak yang hampir sempurna dalam kantongan itu.

"Sampah!" kesel nya menusuk gumpalan itu berkali kali. Lalu ikut melempar ke dinding.

"Wanita jalang yang Malang, Vuoto" tulis si misterius di ujung bawah dinding, ia menulis menggunakan darah, bahkan gigi yang dicabutnya ia kumpulkan menjadi tulisan Vuoto.

"Selamat mimpi Indah, akhirnya kau bisa bertemu dengan anakmu lebih cepat," ucapnya lagi mematikan lampu kamar.

Rasa anyir menusuk hidung. Penghuni rumah mewah itu saling tatap mencari sumber bau. Mereka tahu bau itu bau darah. Dan bauh darah semakin menusuk jika mendekati kamar Anita.

"Argh!" teriak seseorang wanita tepat di depan pintu Anita.

Wanita itu penasaran akan bau tajam yang menusuk hidungnya bau yang semakin dekat parah jika mendekati kamar Anita, karena rasa penasaran ia mengendus mencari tahu apa Sumber bau itu. Dan penemuannya membuat ia tercengang. Pintu kamar Anita terlukis wajah Anita dengan darah. Hal itu membuat si wanita berteriak ketakutan.

"Ada apa!" kaget yang lain berkumpul. Merek ikut kaget menatap pintu berlukis wanita dari darah.

"Uwelk!" muntah salah seorang penghuni.

"Awas!" ucap si pria yang bukan lain keponakan pemilik rumah. Dengan menggunakan kunci cadangan ia berhasil membuka pintu kamar Anita.
Tepat saat pintu terbuka, bau busuk menusuk hidung. Penampilan kamar yang rapi tapi tidak dengan dinding. Terlukis wanita duduk memeluk seorang Anak.

"Argh! Argha! Argh!" histeris wanita tadi menatap jasad mengerikan diatas ranjang. Siapapun yang melihatnya langsung lemas. Sosok cantik yang terkenal baik diantara yang lain kini tewas dengan sangat mengerikan.

"Kak Anita!" panik Bigael. Salah satu penghuni rumah kos. Ia tidak berani mendekat. Seorang pria lainnya berjalan kearah tembok sambil menutup hidung ia menyentuh tembok. Lalu membaca tulisan yang ada paling bawah. "Vuoto? ada yang tahu artinya." Yang ditanya kompak menggeleng.

"Dia di bunuh oleh sosok misterius Vuoto, lihat ini daging Wanita yang kau sebut Anita." Pria itu memegang daging yang sudah berbau busuk. Menggumpulkannya di tangan. Melihat hal itu Bigael ikut memuntahkan isi perutnya.

"Keluar, kalian semua keluar, aku akan menghubungi polisi, biar dia yang menangani semua ini, kalian harus tenang," ucap pria itu menenangkan yang lain lalu menyuruhnya keluar dari dalam kamar Anita. Mengunci kamar yang telah jadi saksi pembunuhan sadis.

He's In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang