Setalah melakukan persiapan Bigael dipindahkan ke rumah sakit jiwa untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hari-hari terlewati, proses demi proses di lalui. Awalnya cukup sulit lama kelamaan semuanya berjalan mulus. Rangkaian pemeriksaan ia lewati. Sosok Vuoto tidak bisa dilenyapkan, jadi Bigael menempuh jalur untuk berdamai.
Bukan Vuoto namanya jika langsung berdamai, Bigael melewati hari-hari sulit untuk menaklukan Vuoto. Demi bebas dari rumah sakit jiwa ia harus kuat melawan Vuoto.
Sama seperti sekarang ini, ia baru saja melewati hipnotis untuk menekan Vuoto.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Bigael duduk didepan dokter.
"Kemajuan besar, tidak seperti pertama kali mengajaknya bicara. Melihatmu yang sehat begini membuatku kasihan harus mengurungmu di ruangan dengan puluhan orang tidak waras," ucap Dokter itu. Bigael mengangguk.
"Tentang Vuoto apa dia bisa diajak konfromi? Aku sama sekali belum pernah mengajaknya berkomunikasi. Aku sampai-sampa bingungi apakah benar dalam tubuhku ada sosok lain," keluh Bigael memegang dadanya.
Dokter itu tersenyum ia meletakkan cermin hias di depan Bigael.
"Bagaimana kalau kau coba berkomunikasi dengannya, caranya cukup gampang, kau tinggal fokuskan perhatianmu pada cermin ini lalu panggil sosok yang ada dalam Dirimu, jika kau fokus makan kau bisa berkomunikasi dengannya." Bigael meraih cermin yang sebesar buku lalu menatap pantulan wajahnya.
"Akan ku coba semoga berhasil," ucap Bigael.
"Ajak dia bicara dari lubuk hati yang paling dalam. Aku yakin alter egomu itu akan mengerti, walaupun jahat dia sebagian dari dirimu," ucap Dokter.
Bigael bangkit dari duduknya. Dua petugas rumah sakit membawanya kbali ke ruangan kusus untuk Bigael.
Bigael terdiam dalam ruangan yang serba tertutup tak ada cela masuk kecuali udara. Dalam ruangan itu lengkap hingga membuat Bigael nyaman. Ia mengerti mengapa dirinya di kurung seperti in, itu karena Vuoto jangan sampai Vuoto yang menguasai lalu membunuh orang-orang dalam rumah sakit.
Dengan pelan Bigael meletakkan cermin didepannya. Menatap serius cermin itu sambil memanggil nama Vuoto. Tak lama melakukan itu Sosok Vuoto terlihat di cermin. Wajahnya sama seperti Bigael tapi versi pria.
"Kau Vuoto?" tanya Bigael.
Pria dalam cermin itu menyeringai menatap Bigael.
"Senang bisa melihatmu, aku kira dokter sialan itu yang memanggilku ternyata kau, ada apa?" tanya Vuoto.
Bigael terdiam masih tidak percaya ternyata benar dalam dirinya ada sosok lain dan itu seorang pria."Bagaimana kalau kita berdamai? Tidak lelahkah kamu berada disini terus menerus, kalau aku lelah juga bosan." bukannya menjawab Vuoto malah tertawa mengejek.
"Apa untungnya aku berdamai denganmu?" tanya balik Vuoto.
"Tidak ada, tapi aku ingin kita berdamai, kau adalah aku. Aku adalah kau. Kita ini satu, jafi lebih kalau kita berdamai, aku tak bisa hidup tamoamu juga, karena kau sisi negatif ku yang tercipta karenaku sendiri," ucap Bigael menunduk.
"Tanganku ini selalu gatal jika tidak membunuh, apa kau siap."
"Aku ingin kita hidup damai seperti hari-hari lalu, aku ingin hidup bebas dan bahagia tak mau terkurung seperti ini. Bukalah hatimu dan ayo kita memulai hidup baru," ucap Bigael.
"Aku mengantuk jangan mengangguku," ucap Vuoto lalu hilang. Bigael menunduk enagap cermin yang hanya menunjukan bayangannya.
"Aku mohon aku ingin hidup seperti dulu, ada kehidupan yang harus kujalani."
Hari berlalu begitu cepat. Sudah beberapa hari sejak terakhir kali Bigael bicara dengan Vuoto. Dan hari ini jadwalnya untuk hinotis lagi.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya dokter saat melihat Bigael duduk dikursi.
"Baik, sepertinya bicara dengan alter ego itu sulit mereka keras kepala," ucap Bigael terbating. Dokter itu mengikat tangan dan kaki Bigael.
"Namanya juga alter ego jadi wajar. Baiklah pejamkan matamu ikuti semua instruksi ku." Dokter kembali melakukan hipnotis.
Clak!
Jentikan jati. Bigael membuka mata menatap dokter."Bagaimana sudah selesai?" tanya Bigael.
"Ikuti instruksiku dengan baik, fokuskan perhatianmu pada suaraku.
" Dokter itu kembali memulai, tapi sayang jasolnya dama seperti tadi.
"Ada apa?" heran Bigael.
"Ini meragukan tapi sepertinya Alter egomu hilang, dia sama sekali tidak muncul, coba rasakan sendiri apa didalam hatimu dia masih ada atau tidak?" pinta dokter. Bigael memegang dadanya mencoba mencari keberadaan Vuoto.
"Dia tidak merespon," ucap Bigael menatap dokter.
"Hari ini sampai disini jika besok alter egomu tak ada mungkin dia sudah hilang. Kau bisa kembali," ucap Dokter. Bigael memegang dadanya apa benar Vuoto sudah lenyap. Ia harus memastikan sendiri.
Setiba di ruangan Bigael meraih cermin lalu mencoba memanggil Vuoto.
Percobaan pertama gagal, kedua pun sama. Hingga ketiganya sosok itu muncul.
"Ada apa lagi memanggilku, bukankah sudah kukatakan kalau aku ingin tidur, ucapanmu benar mungkin saat ini kita harus berdamai, tapi jika seseorang menyakitimu aku tidak akan tinggal diam, akan kuberi satu rahasia. Datanglak ke bank cari semua harta milikku aku menyimpannya disana. Cati menggunakan nama Veron nageki, aku yakin kau takan hidup menderita, hindafi orang-orang yang bersifat jahat jika aku merasakan kai dalam bahaya amaka akan kubunuh mereka tampa sepengetahuanku, jadi by by." Vuoto hilang dari pandangan Bigael.
"terimakasih karena sudah memahamiku," bisik Bigael.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's In The Dark
Misteri / ThrillerRate: 17+ menceritakan seorang gadis yang berusaha bertahan hidup dari teror pembunuh berantai. pembunuhan itu terkenal dengan nama pembunuhan Vuoto. karena di setiap korban si pembunuh meninggalkan kode Vuoto yang artinya hampa. pembunuhan yang be...