part kusus 1

2 3 0
                                    

Badai pasti berlalu. Kata-kata yang sangat sering didengar oleh telinga, bahkan sudah tak asing.

Kini kalimat itu berlaku pada Bigael. Badai dalam hidupnya sudah berlalu, menunggu badai baru yang entah akan lebih besar atau lebih kecil, yang pastinya Bigael harus siap bertahan dari badai itu.

Setelah di terpa, teror pembunuhan, dan terbukti dirinya yang membunuh, membuat Bigael harus tertahan di penjara. Tidak mudah melalui semua itu, belum lagi penyembuhan di rumah sakit jiwa.

Lika-liku hidup yang sangat rumit, untung Bigael bisa bertahan dari badai itu, hingga kini ia merasakan nikmatnya hidup.

Pria yang dicintainya kini mengucapkan ikrar pernikahan. Didepan pastor. Berjanji bersama hingga ajal memisahkan, susah senang bersama.
Rasa haru Bigael rasakan saat sebuah cincin dimasukkan kedalam jarinya.
"Aku mencintaimu," ucap Lucas.
Kata singkat yang sukses membuat Bigael berbunga. Keduanya melakukan ciuman. Tepuk tangan terdengar saat keduanya berciuman. Hari paling Indah yang Bigael punya.

Beberapa tahun kemudian.

Kehidupan rumah tangga Bigael berjalan lancar, ia dikaruniai dua Putri cantik. Lucas juga sibuk dengan pekerjaanya, menggantikan sang paman. Keluarga sempurna yang Bigael miliki.

"Bunda,coba lihat Adik dia main serangga!" ucap si sulung melapor.

Bigael menatap kearah si bungsu yang duduk memainkan sesuatu.

"Kenapa tidak dilarang? Hati-hati nanti serangganya mengigit," tegur Bigael. Ia melangkah menemui anak bungsunya. Mata Bigael terbelalak menatap si bungsu.

"Serangganya ngak bakalan gigit kok,Bunda," jawab si bungsu.

"Clara ini apa sayang?" tanya Bigael. Menatap Serangga yang sudah terpotong-potong dan anggota tubuh serangga itu di atur sejajar.

"Clala buat karya Bunda. Cantikkan," ucap Clara dengan senyum mnis.

"Itu menjijikan Clara, nnti aku lapor ayah kalau kamu mainin serangga," ucao Jesica si anak pertama.

"Kalau kakak melapor nanti kakak berakhir seperti serangga ini!," ancam Clara. Bigael tersentak langsung memeluk anak bungsunya.

"Sayang, ngak boleh ngomong gitu, kakak Jesica kan saudara Clara,ngak boleh dibunuh. Lagian siapa yang mengajarimu bicara seperti itu?" tanya Bigael mengelus rambut sang anak.

"Ngak ada Bunda,langsung dari kepala Clala," jawab Clara .

"Clara sayang, jangan ikutin apa yang ada dalam kepala Clara ya," bujuk Bigael.

"Tapi bunda rasanya Suara itu terus menggangguku," jawab Clara.

"Tenang ya sayang besok kita pergi ke psikiater  bersama Ayah, jadi ayo masuk. Cuci tangan yang bersih serangga itu kotor, " perintah Bigael.

Clara mengangguk memasuki rumah.

"Adik punya gangguan ya,Bunda kok mau di bawak ke psikiater?" tanya Jessica.

"Ngak ada apa-apa sayang,Ayo masuk." Bigael bawa sang anak memasuki rumah.

Bigael tinggal di rumah yang cukup besar. Rumah yang dulu Bigael tempati sudah Lucas jual, katanya berhantu padahal Hantu hanya cerita belaka. Lucas menjualnya karena rumah itu memiliki kenangan buruk.

Bigael meraih ponselnya. Menelepon Lucas. Saat deringan ketiga Penghilang tersambung.

"Halo ada apa, Sayang?" tanya Lucas.
Bigael menatap khawatir anaknya yang sedang bermain puzzel bersama saudaranya.

"Ayah kapan pulang, aku ada kabar buruk tentang Clara," bisik Bigael takut jika Sang anak mendengar ucapannya.

"Ada apa dengan Clara?"

"Ayah pulang saja dulu nnti aku ceritakan. "

"Baiklah saya akan pulang. "

Telepon berakhir. bigael mrnagao Clara. Ia tidak hanis pikir kenapa anak bungsunya itu memiliki gejala penyakit mental padahal Bigael merawatnya dengan kasih dayang penuh, ia sengaja tidak bekerja hanya karena ingin memberi kasih sayang yang lebih pada anak-anak nya agar tidak seperti Bigael yang harus mengciptalan altet ego, karena perbuatan orang tuanya dulu.

"Bunda sini main!" panggil Clara dan Jesica. Bigael mengangguk lalu ikut bergabung dengan kedua anaknya.

"Bunda teman Clala punya adik laki-laki, Clala juga mau adik," ucap Clara. Anak berusia lima tahun itu terlihat imut dengan ekspresi cemberutnya.

"Kalau Clara punya adik berarti nnti Bunda bakal kurang sayang ke Clara. Nanti saja ya Tunggu Clara besar lalu punya adik. Ayo siapa yang main lagi," Bigael mengalihkan perhatian Clara. Alasan Bigael hanya ingin dua anak itu karena ia takut jika anak-anaknya kekurangan kasih sayang.

"Wah kak Jesica curang, ini kan seharusnya punya Clala," celoteh gadis kecil itu. Jesica terseyum karena aksinya ketahuan.

"Adik kakak ternyata pintar, maaf ya sayang," ucap Jesica.

Keduanya sibuk bermain hingga tidak sadar jika sang ayah sudah duduk di samping mereka.

"Wah anak ayah semuanya pintar bisa menyusun puzzle," ucap Lucas. Kedua putrinya menatap sang ayah lalu berhamburan kedalam pelukan ayahnya.

"Ayah!" kompak keduanya memeluk. Lucas tersenyum ia mrnvium pipi anak-anaknya.

"karen ayah sudah ada,Bunda ke dapur dulu mau menyiapkan makanan kasihan ayah dia kelaparan."

"Baik Bunda." Bigael berjalan kearah dapur menyiapkan makanan untuk Lucas.

"Wah pintar semua,Ayah kedalam dulu ya, ganti baju setelah itu menemani kalian main sampai capek," izin Lucas.

"Baik ayah tapi jangan lama ya." Lucas mengangguk ia bangkit dari duduknya lalu berjalan enemui Bigael yang ada di dapur.

He's In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang