penangkapan

2 3 0
                                    

Bukti kuat Bigael dan Lucas dapatkan, tanpa pikir panjang lagi Lucas menelepon pihak kepolisian lalu mengirim bukti kepada mereka agar percaya jika mereka sudah menemukan siapa Vuoto itu.

"Besok pihak kepolisian akan datang kemari, semoga besok Vuoto tertangkap, agar kita bisa hidup tenang, " ucap Lucas memeluk tubuh Bigael tingga sedikit lagi ia terbebas dari teroro menakutkan. (Sebelum teror Deren)

Bigael terdiam jika buka Deren pelakunya lalu siapa? Bukankah semua bukti mengarah pada Deren, tapi Deren juga jadi korban semalam.

Pikiran Bigael bercampur aduk, tak ada untungnya Deren di tangkap kalau bukan Deren pelakunya itu sama saja menjadikan Deren kambing hitam,
"Tok! Tok! "

"Permisi! " teriak seseorang dari luar rumah, Lucas membuka pintu gerbang lalu mempersilahkan anggota kepolisian datang.

"Kami datang atas sebuah laporan!  Silahkan tanggap tersangka. "

perintah komandan. Beberapa anggota mencari Deren lalu menangkap pria itu, kondisi Deren tidak jauh beda dengan semalam.

"Anda kami tangkap. " polisi memborgol tangan Bigael dari belakang.

Bingung, itu yang dirasakannya karena Bigael tidak salah apa-apa ia yang melaporkan kenapa sekarang ia yang ditangkap.

"Apa-apaan ini?!" tanya Lucas .

"Kalian kenapa menangkapku! " bentak Bigael. Dirinya tidak terima apa yang terjadi seharusnya ia di beri terimakasih bukan di tangkap seperti ini.

" nanti akan jelaskan di kantor polisi, " ucap polisi ia membawa Deren dan Bigael pergi.

Lucas terdiam tidak mengerti, apa jaman sekarang yang melapor harus di tahan, kalau seperti itu tidak akan ada lagi orang yang melapor.

"Tunggu aku, aku akan menjemputmu, " ucap Lucas.  Bigael menggeleng ia tidak terima dibawa begitu saja.

Untuk pertama kalinya Bigael keluar dari rumah mewah yang mengerikan itu, tapi keluar bukan sebagai orang yang bebas melainkan orang yang diseret ke kantor polisi.

"Apa maksud semua ini, " tanya Bigael bingung, di sampingnya ada Deren. Pria itu di tangkap tapi tidak ditahan seperti Bigael, memakai borgol.

"Hy Deren kau tidak bilang apa-apa tntang semua ini? " Deren menunduk tak menghiraukan semua pertanyaan Bigael.

Mobil yang membawa Deren dan Bigael memasuki parkiran kantor polisi.

Anggota kepolisian lainnya membawa Bigael masuk kekantor.

"Hy siapapun bisa jelaskan kenapa saya di tangkap, saya tidak salah apa-apa, "teriak Bigael.

Pria bertubuh besar mendekati Bigael ia membawa kertas lalu melempar kertas itu ke wajah Bigael, "lihat apa yang kau lakukan, masih bialng tidak bersalah. "

Bigael menatap kertas dimana ada bukti tentang pembunuhan Vuoto, tapi bukti-bukti itu bukan drinya yaang mengirim.

"Kau Vuoto dan itu bukti bahwa dirimu pelakunya, pria yang datang bersamamu kemari adalah orang yang melaporkanmu.

"Deren melaporkanku?  Bukannya terbalik aku melaporkan Deren karena di pembunuh Vuoto itu, dia membalikkan fakta kalau dirinya Vuoto! " bentak Bigael.

"Ini bukti yang kau kirim, makanya kalian berdua di tahan untuk sementara karena ingin membuktikan siapa pembunuh sebenarnya, " ucap pria itu lalu pergi. Bigael menundukkan dirinya, buka akhir seperti ini yang ia inginkan, bayangannya setelah Vuoto tertangkap ia dan Lucas bisa bersama dan memulai hidup bahagia.

"Semua ini tidak adil untukku, aku bukan pembunuh, jangankan membunuh orang membunuh hewan pun Bigael kasihan. Lagian bagaimana ia bisa membunuh orang yang merupakan teman terdekatnya seperti Ami, bukankah hari itu ia bersama Ami saat kejadian seseorang menembakkan kayu. Semua kenyataan yang diketahuinya bertolak belakang.

"Kau baik-baik saj? " tanya seseorang.
Bigael menatap ke arah sumber suara. Mata Bigael seketika berair melihat Lucas berdiri di depannya.

"Aku bukan pelakunya,  kau percayakan?  Bukankah kita bersama dalam beberapa pembunuhan seperti Ami dan Deren kita bersama kan,  jadi percaya padaku, " tangis Bigael pecah ia menunduk tak sanggup menatap lelaki yang di cintainya.

"Aku percaya padamu, akan ku usahakan kau keluar dari sini, " ungkap Lucas ia menunduk memegang wajah Bigael.

"Aku yakin bukan kau pelakunya, " ulang Lucas lagi.

"Terimakasih sudah mau percaya padaku, " Lucas mengangguk ia mengelus kepala Bigael.

"Sabar ya, aku mau menemui polisi yang menangani kasus kalian, dan kabar penting. Orang-orang yang tinggal di rumah mereka semuanya sudah pergi tadi tinggal kita yang akan menempati rumah itu, " jelas Lucas.

Lucas mendekati polisi tampak keduanya berbicara serius.

"Aku menyimpan semua korban pembunuhan Vuoto, jika bisa kalian ambil di rumahku karena hanya membuat horor rumah mewahku. " ucap Lucas dengan nada sombong.

"Kalau seperti itu bisakah anda ikut untuk mengambil jenasah-jenasah itu, " ucap anggota kepolisian.

"Boleh, bukankah aksiku ini seharusnya mendapat apresiasi. " Lucas tersenyum .

"Biasanya sih ada tergantung, " balas anggota kepolisian.

"Jika tak memberiku hadiah aku takan mengeluarkan mayat-mayat itu, tinggal lama pun tak apa mereka terawat baik."

"Bicarakan dengan komandan kami.  Kami hanya menjalankan tugas, " jelas angota kepolisian lagi.

" baiklah tangkap aku juga karena aku tak lkan buka mulut jika kau tidak memberiku hadia, " ucap Lucas menyodorkan tangannya.

"Saya sudah bilang silahkan bicara dengan atasan saya. " polisi itu pergi meninggal.

He's In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang