Komplein

4 3 4
                                    

Kondisi tubuh Margaret mulai di kerumuni lalat-lalat yang ukurannya besar berwarna hijau. Hewan kecil itu berterbangan di atas mayat pertanda jika tubuh Margaret akan membusuk. Bau anyir juga bau busuk memenuhi hidung, beberapa penghuni rumah kini ikut hadir, mereka menatap kasihan kondisi Margaret, tubuh wanita itu hancur, beberapa luka di tempat tertentu membuat yang melihat ngeri, tidak bisa dibayangkan jika rasa sakit saat Margaret mendapatkan luka itu.

"Margaret!!" teriak salah satu wanita di antara penghuni rumah yang berdiri menyaksikan Margaret, diketahui wanita itu sahabat Margaret.

"Kenapa bisa seperti ini!" tangis wanita itu. Tubuhnya menunduk menatapi Margaret.

"Ini semua salahmu! Tidak becus jadi penjaga rumah, bahkan mengurung kami di rumah ini tidak bisa! Lepaskan kami!" teriak Wanita itu lagi.

Bigael yang berdiri disamping Lucas melirik ke wanita yang tengah memasang wajah datar.

"Dia siapa?" tanya Bigael sedikit berbisik.

"Namanya Vyra, salah satu penghuni rumah ini, sepertinya dia akrab dengan Margaret," jawab Lucas. Ia menatapi gadis yang sedang marah-marah padanya, gadis itu bernama Vyra.

Sama halnya Lucas, Bigael menatapi Vyra yang mengoceh, menyalahkan Lucas akan tanggung jawab pria itu di rumah ini. Tidakkah Vyra tahu betapa besar tanggung jawab Lucas untuk keselamatan seisi rumah.

"Sudah puas mengocehnya? Kau bicara tentang tanggung jawab. Jika kau memang sahabat Margaret, tidakkah kau ketahui bahwa sahabatmu itu berusaha kabur dari rumah ini semalam. Mana rasa tanggung jawabmu sebagai sahabat? Masa iya Margaret kabur kau tidak tahu, aku sampai mempertanyakan ikatan persahabatanmu. Aku mengurung kalian karena tak ingin kejadian seperti Margaret terjadi, tapi jika kalian meragukanku silahkan keluar dari rumah ini. Aku tidak akan melarang, ini kunci gerbangnya." Lucas memperlihatkan kunci gerbang pada penghuni rumah lainnya, tak ada yang bergerak mengambil kunci itu mereka diam, takut melakukan hal seperti Margaret karena sudah tau akibatnya seperti apa.

Penghuni lainnya saling lirik, yang jaraknya berdekatan akan saling berbisik.

"Aku yakin ia memberitahu kita tentang Margaret karena ingin menakuti kita semua, aku yakin Lucas bersekongkol dengan pembunuh itu, bagaimana ia tidak tahu kematian seseorang, bukankah rumah ini dipenuhi CCTV kenapa ia tidak memantau dari CCTV itu agar kita semua merasa aman," bisik penghuni lainnya.

Walau berbisik Lucas bisa dengar, penjelasannya pada penghuni rumah sia-sia, dan akan lebih sia-sia lagi jika Lucas memaksa menjelaskan situasi yang terjadi, sama halnya lalat. Susah memberitahu lalat bahwa buah segar lebih nikmat dari sampah.

"Terserah kalian, jika sudah puas melihat Margaret beritahu padaku agar aku menyingkirkannya kalau kalian mau membantuku menyingkirkannya silahkan." Keacuah Lucas membuat Vyra geram. Ia bangkit dari posisi membungkuknya lalu memukul kepala Lucas menggunkan kayu yang tertancap di tubuh Margaret.

Bukannya tumbng Lucas malah memegang daerah tubuh yang dipukuli lalu menatap Vyra.

"Jangan membuatku marah dengan kelakuan pengecutmu!" tekan Lucas kembali melanjutkan jalannya. Bigael mengikuti Lucas, entah mengapa ia malah terasa terancam jika berada di antara penghuni lainnya, Bigael percaya jika Lucas bukan pembunuh Vuoto, berbeda dengan mereka yang asing untuk Bigael, mungkin pembunuhnya salah satu dari beberapa orang itu.

Langkah Bigael seketika terhenti. Bukankah pria aneh disamping kamarnya juga penghuni, kenapa pria itu tidak pernah kelihatan.
Bigael menatap satu persatu orang-orang, dan benar dugaanya pria itu tidak ada. Bigael menatap ke arah jendela kamar pria aneh, dan benar pria itu menyaksikan dari jauh, membuat Bigael merinding. Dengan cepat Bigael mendekati Lucas, hanya pria itu tempatnya untuk percaya pada orang lain.

"Sialan!" umpat Lucas memasuki ruangan. Ia menatapi CCTV, hampir semalaman ia menatap CCTV tapi tidak menemukan hal mencurigakan.

"Memang mereka kira cuma mereka saja yang rugi, akupun rugi, harus cuti lama dari pekerjaan hanya karena pembunuhan sialan ini," kesal Lucas ia duduk di sofa sambil memegang kepalanya, pembunuha yang terencana secara rapi, tidak meninggalkan jejak kecuali mayat, ada banyak alat yang ditinggalkan pelaku tapi tak ada bekas sidik jari di benda-benda itu, seakan sosok Vuoto sudah memperkirakannya.

Bigael ikut duduk disamping Lucas, bicara soal pekerjaan. Bigael ingat dirinya seorang pegawai kantoran hidupnya sangat menyenangkan sebelum masalah tentang Vuoto muncul. Kehidupan yang baik terjungkir balik secara singkat.

"Kehidupanku," lirik Bigael. Lucas melirik Bigael entah sejak kapan wanita itu mengikutinya.

"Tak akan ada berubah jika kita hanya tinggal diam, aku akan menyelidiki khasus ini kau memantauku jika aku berada dalam masalah," ucap Bigael. Lucas bernafas berat.

"Sosok Vuoto bukanlah pembunuh Amatiran, diberi umpan bakal keluar, dia sangat cerdas, jangankan ketangkap bukti yang memberitahukan identitasnya saja tak ada, hanya ada kata Vuoto yang kita tahu," Bigael berdiri.

"Serahkan semua padaku, kau tinggal memantauku saja, karena aku akan jadi korban selanjutnya, biarkan aku bertindak sebagai umpan" ucap Bigael. Lucas menatap Bigael raut keseriusan terlihat jelas di wajah wanita itu.

He's In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang