Sidang

2 3 0
                                    

Semua penyelidikan telah selesai, Bigael kini tertahan, menunggu sidang keputusan, melihat semua bukti dan saksi, tak ada harapan untuk Bigael bebas, perbuatan yang dilakukannya begitu berat.

Tak ada yang tahu hasil akhir, tapi Bigael yakin akan mendapatkan hukuman berat.

"Ada yang ingin bertemu denganmu, " ucap pak polisi. Gael menatap polisi yang berdiri di depan pintu.

"Siapa? "Tanya Bigael.

"Kau temui sendiri, " balas Polisi membukakan pintu jeruji, membiarkan Bigael keluar.

Dalam pantauan polisi, Bigael kini duduk berhadapan dengan Deren, pria yang begitu dibencinya dulu, tapi tidak dengan sekarang. Dialah satu-satunya yang sering menjenguk Bigael, sedangkan Lucas ia tak pernah terlihat setelah hari putus mereka.

"Bagaimana keadaanmu? " tanya Deren saat Bigael sudah duduk dengan nyaman.

"Baik, " balas Bigael.

"Aku dengar besok sidang terakhirmu, aku akan hadir besok, " ucap Deren.

"Aku tidak tahu kenapa kau begitu perhatian padaku, seingatku kita tidak sedekat ini. Lagian jika memang kita memiliki kenangan bersama itu pasti ulah Vuoto. Kau harus tahu Vuoto itu pria, jadi lupakan perasaanmu. Bukankah Vuoto yang hampir membunuhmu, " ucap Bigael. Ia mengingatkan kembali bahwa Vuoto hampir membunuhnya.

"Tak apa aku hanya datang kemari karena ingin menghiburmu. "

"Menghiburku yang tak lama akan mendapatkan hukuman mati,  sebaiknya jangan datang lagi kemari,  kau akan kesepian karena tidak lama nyawaku melayang. Lagian melihatmu membuatku ingat masa lalu, aku ingin memulai hidup baru tanpa harus di temani masa lalu, aku ingin membuang semua masa laluku.
Jadi jangan menemuiku lagi, kau hanya akan menderita. " Bigael bangkit tadi duduknya meninggalkan Deren.

Deren mengerti maksud Bigael, tapi Deren tidk bisa menjauh, setidaknya Deren ada saat detik terakhir Bigael hidup.

"Maaf karena mengatakan hal kejam, tapi jujur melihatmu membuatku ingat pada pria yang penuh janji manis itu, aku harus melupakan kalian dan hidup dengan status baru, " batin Bigael kembali memasuki jeruji besi.

Hari yang Bigael tunggu akhirnya tiba, dalam ruangan keluarga korban sudah berdatangan duduk di kursi menunggu sidang dimulai.

Bigael bernafas berat ia sudah memprediksi hukuman apa yang akan diterimanya. Kasus yang dibuatnya sungguh kasus berat, karena membunuh dengan perencan.

Bohong kalau Bigael tenang, tangannya gemetar dan sesekali bernafas berat pertanda menenangkan dirinya dari rasa takut dan gugup, perasaan yang sering dirasakannya.

"Bigael, anda dipanggil memasuki ruang sidang, " panggil seorang pria. Bigael mengangguk ia berdiri dari duduknya, lalu mengikuti polisi itu keruang sidang.

Teriakan Bigael dapat saat memasuki ruang persidangan, keluarga korban tidak terima keluarganya mati mengerikan. Bigael duduk di kursi terdakwa.

Cukup lama menunggu hingga hakim memasuki ruangan.

Sidang dimulai, rangkaian demi rangkaian di lewati, jaksa penuntut umum membacakan tuntutan, Bigael menunduk mendengarkan semua tuntutan itu. Disini ia sama sekali tak memiliki pendukung, dulu ada tapi Bigael yang melarangnya datang.

Sidang berjalan cukup lama hingga hakim mulai membacakan hukuman untuk Bigael.

"Terdakwa atas nama Bigael, melakukan pembunuhan berencana ke beberapa korban, yang pertama Anita, Kedua Amy dan yang terakhir Margaret, terdakwa juga melakukan kekerasan pada korban Deren, dengan itu terdakwa dinyatakan tidak bersalah karena yang melakukan pembunuhan adalah alter egonya Vuoto dan terdakwa Bigael tidak bisa dijatuhi hukuman, tetapi ia harus ditahan di rumah sakit jiwa untuk menyembuhkan penyakitnya setelah sbuh barulah ia bisa bebas, dengan itu saya nyatakan sidang ini selesai. "

Tok tok tok

Ketok Palu jatuh, Bigael yang sudah takut langsung sujud sukur, ternyata dia terbebas dari hukuman, ia sempat berfikir jika dirinya akan dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup. Air mata bahagia mengalir deras di wajahnya, sungguh kebahagiaan yang tak bisa di ucapkan lewat kata-kata.

"Terimakasih, terimkasih, " tangis Bigael. Ia bangkit dari sujudnya menatap ke barisan penonton, dari kursi paling belakang Bigael bisa melihat orang yang dirindukannya duduk sambil tersenyum.

Lucas yang sedari awal mengikuti sidang hanya bisa tersenyum, apalagi mendengar keputusan akhir bahwa Bigael tidak bisa dijatuhi hukuman karena bukan ia pelakunya.

"Ayo, " ucap Polisi ia membawa Bigael ke belakang ruang sidang.

Lucas bangkit dari duduknya, sidang tadi sungguh membuatnya tersenyum lebar. Memang Lucas menghilang selama ini, tapi itu bukan berarti Lucas melepaskan Bigael ia mencari koneksi agar Bigael bisa terbebas dari hukuman, dan benar setelah mencari khasus pembunuhan yang sama tentang alter ego. Lucas menemukan Fakta jika Pemilik tubuh tidak bisa dijatuhi hukuman karena ia tidak tahu apa-apa, sama seperti kasus luar negeri, dan hanya di beri hukuman Penahanan di rumah sakit jiwa untuk memperbaiki kondisi psikisnya. Dan dokter Lufi adalah salah satu sahabat Lucas, karena Lucaslah Lufi mau menghipnotis Bigael dan mencari tahu apa motif pembunuhan dan siapa Vuoto. Ternyata usahanya tidak sia-sia Bigael bisa merasakan udara kebebasan.

"Kau ternyata bisa membantunya," ucap seseorang dari belakang. Lucas menatap sumber suara ternyata pemilik suara itu adalah Deren.

He's In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang