02. TEKA TEKI

54 5 0
                                    

Sepulang mengantarkan keisha kerumah, davanka memarkirkan kendaraan keparkiran apartement nya. Dia bergegas berjalan kearah kamar, disana terlihat wanita cantik sedang duduk sambil mengelus perut nya yang lumayan buncit. Davanka menghampiri rebecca lalu duduk di sebelahnya.

"Lo udah pulang". Rebecca melirik davanka.

"udah, habis antar keisha".

"keisha gak marah lagi sama lo?".

Davanka menaikkan kedua bahunya. "Gak tau, sifat nya sekarang udah beda, ya pastinya dia masih kecewa sama gue".

Rebecca mengelus lembut pundak davanka. "Maafin gue ya dav, gara gara gue lo jadi bohong sama keisha". Tatapan rebecca kini teralih kearah lantai.

Davanka mengelus puncak rambut rebecca.  "Gapapa, lo sahabat gue gak ada satupun orang yang boleh jahatin lo".

Rebecca tersenyum, lalu memeluk erat tubuh davanka, dengan air matanya yang mengalir ke pipi.

"Thank you dav". Bisikan pelan yang keluar dari dalam mulut rebecca.

•••••

Keisha berdiri di balkon kamar nya, sambil melihat beribu ribu bintang yang ada dilangit malam. Keisha menatap kearah bintang, teringat dulu dia sering ke tepi pantai bersama davanka. Melihat banyak nya bintang, dan berharap kepada bintang jatuh agar mereka selalu bersama.

Lamunan nya seketika membuyar, ketika Ayu datang lalu berdiri di sebelah keisha. "Bintang ini indah ya kei, apalagi kalau ngeliat nya sama orang spesial, pasti semakin indah". Keisha melirik ayu yang tiba tiba mengatakan seperti itu.

"Iya, Tapi orang spesial nya sekarang udah gak ada kak". Keisha melirik ayu, dengan tatapan sayu nya.

Ayu merangkul pundak keisha beserta senyuman diwajah nya. "Cinta itu ada dua, cinta abadi, dan cinta sementara, mungkin saat ini kamu masih merasakan cinta sementara. Kalau dia jodoh kamu, kemana pun dia pergi, dia bakalan balik sama kamu, believe me".

Keisha merasa bahagia berada di lingkungan keluarga yang baik dan selalu mensupport nya bagaiamana pun kondisi nya. ayu dan keisha hanya berbeda 2 tahun, mereka mempunyai orang tua yang benar benar mendukung dan selalu ada untuk mereka.

•••••

Bagas menepuk keras sebuah meja berbahan kayu yang ada didalam markas Zervanos. Tatapan nya penuh kemarahan, beserta wajah nya yang memerah.

"kalau davanka tau, dia bakalan marah besar!". Teriak bagas kepada sebagian anggota zervanos yang ada di dalam markas.

"Kenapa sih bro? Lo belum kasih tau masalah ini". Ujar rayyanza dengan sebatang rokok di tangannya.

"Jadi gini, dua minggu yang lalu, davanka udah bakar alexander secara hidup hidup, dan berharap alex sekarang udah mati, tapi nyatanya gue dan gevan kemaren liat alex di jalan".

Dua motor ninja berwarna merah dan hijau melintas di jalan raya jakarta, tiba tiba motor gevan mati lalu mereka berdua berhenti di tepi jalan didekat gedung tua pusat jakarta.

"motor lo kenapa sih, gak isi bensin?". Cemooh bagas denga tatapan jijik.

"Yakali gue gak isi minyak, setiap beli minyak full terus bro jangan salah salah".

Gevan sibuk mengotak atik mesin motor nya, sementara pandangan bagas terfokus pada seorang lelaki yang sangat mirip dengan alexander, hanya saja baju nya yang seperti gembel dijalanan.

DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang