04. HANCUR?

52 2 0
                                    

Davanka baru saja memarkirkan motor nya di parkiran depan rumah mewah nya, terlihat disana sudah ada beberapa koper, serta kardus kardus yang terletak di teras rumah. Selama 1 bulan dia tidak pulang kerumah, saat pulang kali ini ia melihat barang barang rumah nya yang kosong dan terbalut kain putih. Davanka bergegas masuk kedalam rumah nya. Terlihat disana sudah ada romeo dan keke serta bi lusy.

"Ma? Kenapa rumah kita kaya gini?". Teriak davanka.

Keke bergegas memeluk erat tubuh davanka dengan air matanya yang mengalir. 

"Davanka!". Davanka kembali memeluk erat tubuh keke.

"Ma? Ini kenapa? Kenapa semua rumah kita di kosongin? Kita mau pindah?". Ujar davanka bertanya tanya.

Romeo yang masih saja terdiam dengan mata nya yang berkaca kaca, davanka hanya melirik romeo karena kecanggungan dari mereka masih tersimpan didalam diri.

"Rumah kita di sita sayang, papa gak sanggup bayar utang".

Davanka melirik romeo, "kenapa ma? Bukannya aku selalu ngirim uang untuk papa sama mama disini?".

"Tapi papa gak bayarin kesitu nak, papa bayarin ke asyah". Teriak keke dengan air mata nya yang bercucuran.

Tangan davanka kini mengepal erat, urat urat nya keluar serta wajah nya yang memerah. Davanka meraih kerah baju romeo.

"Kenapa papa ngelakuin itu pa!". Teriak davanka, sehingga romeo hanya terdiam dan tidak melirik davanka sedikit pun.

"Dava emang brengsek pa! Dava emang anak yang gak berguna, dava emang anak yang suka ngelawan sama orang tua. Tapi dava gak akan biarin papa terus terusan nyakitin mama kaya gini pa! Papa gak mikir gimana perasaan mama setiap kali liat papa berduaan sama tante asyah! Bodoh!".

Romeo memukul tepat di dagu davanka, sehingga mengeluarkan darah dibagian bibir nya. Keke bergegas memeluk davanka dari belakang.

"Mas! Ini anak kamu! Kamu keterlaluan!". Teriak keke.

"Dia anak yang gak patut di lahirin ke dunia! Anak yang gak berguna! Mending kamu mati!". Teriak romeo, membuat davanka dan keke melirik kearah nya.

Davanka menendang perut romeo sehingga terjatuh didekat kursi.

"Gue gak minta di lahirin! Gue juga gak minta ada di keluarga ini! Apalagi punya sosok ayah yang kaya lo! Brengsek!". Teriak davanka.

Keke berusaha menahan anak semata wayang nya yang kini sangat marah besar, keke berusaha membawa davanka keluar rumah agar bisa menenangkan putranya.

"Dava". Lantunan suara yang sangat lembut keluar dari mulut keke, isakan nya yang membuat davanka mengeluarkan air matanya.

"Maafin mama ya".

"mama kenapa minta maaf?".

"ini semua salah dava ma, papa dulu udah bilang sama dava, kalau dava gak boleh ikut geng motor, tapi dava sama sekali gak mau dengarin, ta-". Perkataan davanka terputus karena keke menjawab.

"Tapi mama biarin kamu ikut geng motor, padahal geng motor itu bahaya nak. Papa itu ngelarang kamu, karena dia sayang sama kamu, karena dia gak mau anak nya kenapa napa".

Davanka sedikit tersenyum, sambil sedikit tertawa. "Kalau papa sayang sama dava, kenapa papa selingkuh, ma?".

Romeo tiba tiba keluar dari rumah, lalu memotong pembicaraan mereka berdua.

"Ngapain kamu masih disini? Pergi!". Teriak romeo mendorong kasar pundak davanka.

Emosi davanka kembali memuncak, namun dia tetap berusaha menahan emosinya.

DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang