05. SEKOLAH

43 1 0
                                    

Hari ini adalah hari senin, semua murid sma negeri jakarta melakukan upacara bendera, semua murid mulai mengambil barisan sesuai dengan kelas nya masing masing. Pak kenzo berdiri di barisan paling belakang kelas dua belas, dimana siswa laki laki nya yang paling sering membuat masalah, apalagi davanka dan teman temannya. Kali ini davanka dan teman temannya mengikuti upacara, tidak seperti biasanya. Yang selalu alfa jika di absen.

Davanka berbaris di barisan paling belakang, karena selain bisa berbicara, dia juga bisa melihat pandangan yang sangat indah. Yaitu, keisha. Keisha baris dibarisan paling belakang, karena ia baru saja sampai disekolah, sehingga tidak dapat untuk berbaris dibarisan paling depan.

Upacara pun dimulai pada pukul tujuh pagi. Semua siswa dan siswi mengikuti upacara dengan nikmat dan teratur.

"GOOD MORNING STUDENT! KALIAN SEMUA BENAR BENAR GOOD PADA PAGI HARI YANG CERAH INI, APALAGI DENGAN PEMANDANGAN SISWA YANG GANTENG GANTENG INI". Kata sambutan yang keluar dari mulut Ibu Dona, guru yang selalu memberi kan mood kepada semua murid, dengan sifat nya yang benar benar asik.

"Mulai deh nih si dona, gatel". Ujar tamara menyeggol lengan tangan kirana.

"JADI AMANAT KALI INI IBU CUMA MAU NYAMPAIN SEHAT SEHAT SELALU YA BUAT MURID MURID IBU YANG GANTENG DAN CANTIK, APALAGI UNTUK PAK KENZO". dona menutup mulut nya malu. "EH, MAKSUD SAYA UNTUK BAPAK DAN IBU SEMUANYA!".

Setelah semuanya selesai, pasukan upacara membubarkan barisan semua murid murid.
Keisha yang bertubuh mungil sedang berada di kerumunan siswa dan siswi yang sedang bubar dari barisan. Ia sama sekali tidak bisa keluar dari kerumunan badan badan yang cukup besar dari nya. Tiba tiba, sebuah tangan menarik pergelangan nya untuk mengikuti nya dari belakang. Keisha mengikuti tarikan itu, dan ternyata itu adalah davanka.

"Sesusah itu ya lo keluar dari kerumunan itu?". Davanka melirik keisha dengan tatapan tajam nya.

Keisha mengangguk. "Kalo aku jalan, yang ada aku malah kesenggol". Jawab nya santai.

Keisha melepaskan tangannya dari genggaman davanka. Tetapi, itu sama sekali tidak membuat davanka melepaskan genggaman itu begitu saja.

"Lepasin".

"Kenapa?".

"Mau masuk kelas, nanti telat".

"Kalo telat kenapa?".

"Ck, kak, Yang ada kalo telat aku dihukum lah".

"Gak papa, kan dihukum nya sama gue". Keisha melirik tajam mata coklat milik davanka.

"Dengan cara lo natap gue kaya gitu, Gue bakalan takut?".

Keisha menggeleng kan kepalanya. "Kak, lepasin, please".

"Gue gak mau keisha". Suara lembut yang keluar dari mulut davanka.

Suara bel masuk berbunyi, sementara mereka berdua masih saja berdiri ditengah lapangan.

"Kak! Itu udah masuk". Teriak keisha. Davanka hanya terdiam.

Semua murid sudah memasuki kelas nya masing masing, kini lingkungan sekolah sangat sepi tidak ada satupun murid murid yang tersisa.

Pak Kenzo yang baru saja ingin menuju ke kelas XI mipa 3, melihat kearah lapangan karena keberadaan davanka dan keisha disana. Pak kenzo bergegas menghampiri mereka berdua dengan satu penggaris kayu ditangannya.

"Heh!". Ujar pak kenzo, membuat davanka dan keisha melotot kearah nya.

"Ngapain kalian berdua masih disini? Pegangan tangan segala lagi, kalian mau belajar atau pacaran?".

"Iy-". Perkataan keisha terpotong karena davanka. "Pacaran". Jawab davanka santai.

Pak kenzo menggeleng. "Kalau kalian mau pacaran, mending gak usah sekolah".

"Terus kenapa? Bapak gak senang?". Davanka melirik tajam kenzo.

Kenzo mengernyitkan alisnya. "Ee, bukan gitu dav, tapi bapak iri".

"Yaudah, kalian berdua kalau gak mau masuk, pacaran nya jangan di lapangan, cari tempat yang romantis disana".

Perintah pak kenzo sepontan dilakukan oleh davanka, davanka menarik pergelangan tangan keisha, lalu membawa nya keluar dari gerbang sekolah yang ada dibelakang.

"Kak! Kak dava kalau mau bolos ajak teman teman kak dava aja, jangan aku, aku mau belajar kak!". Teriak keisha.

Davanka melirik keisha. "Pake acara bilang kalau kita pacaran lagi, kita udah putus!".

Davanka tertawa. "Kak dava kenapa ketawa? Gak lucu tau gak?".

"Emang kalau kita udah putus, gue gak boleh ya bilang masih pacaran".

"Ya enggak lah! Ngapain coba, kalau kak dava mau bilang pacaran bilang aja pacaran nya sama kak rebecca".

Davanka mencubit hidung mancung milik keisha sehingga memerah. "lo kalau cemburu bilang".

"Aw sakit kak!".

"Aku gak cemburu ya, ngapain coba cemburu sama orang kaya kak dava".

Davanka melepas genggaman tangannya dari tangan keisha. "Yaudah, kalo lo gak cemburu". Davanka berniat pergi meninggalkan keisha.

"Kak dava!". Teriak keisha. Davanka sepontan menoleh kearah wanita mungil dibelakang nya.

"Apa?".

"Mau kemana?". Satu kata terakhir yang berirama merengek seperti anak kecil.

"Mau ninggalin lo lah".

"Ikut!". Keisha berlari menghampiri davanka.

"Ngapain lo ikut?". Davanka sedikit menunduk karena badan keisha memang lebih kecil dari badannya.

"Aku gak tau mau kemana". Bisik keisha. Davanka tertawa kecil, tangan kekar nya merangkul pundak keisha, lalu berjalan menjauh dari lingkungan sekolah.

•••••

Bel istirahat berbunyi, tamara dan kirana melirik ke kiri dan kekanan untuk mencari keberadaan keisha yang sedari tadi tidak masuk ke kelas.

"Aduhhh, ini keisha punya jurus apa sih, bisa hilang gitu". Tamara menduduki badan nya di bangku kantin sekolah.

Diujung sana terlihat gevan, rayyanza, bagas, dan nadeo yang datang menghampiri mereka berdua.

"Liat dava gak?". Bagas menduduki dirinya didekat tamara.

"Nah, kita juga lagi cari keisha kak, apa jangan jangan mereka berdua bolos". Tamara melirik mereka berlima.

Nadeo melirik tamara dengan tatapan sinisnya. "Kemana coba?".

Tamara menghela nafasnya. "Ya mana gue tau, gue bukan emak nya".

Kirana melirik tamara. "Ck, kan barusan lo yang bilang kalau mereka berdua bolos".

"Ee, iya juga sih, tapi kan gue gak tau kalau mereka bolos nya kemana".

"Kalau lo gak tau, ngapain lo sok tau bodoh". Gevan mendorong pelan kepala tamara.

"Ih kak gevan, ada betulnya juga kok perkataan gue, kalau mereka berdua gak ada di lingkungan sekolah, pasti mereka berdua bolos, ya kali udah di cari di lingkungan sekolah yang segini gak ketemu".

"Bener juga". Ujar rayyanza. Tamara tersenyum sambil melirik rayyanza.

"Salting! Untung aja lo gak jungkir balik kaya reok kesurupan". Ujar kirana.

•••••


DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang