08. SURPRISE

23 0 0
                                    

Beberapa hiasan ulang tahun sudah terpasang di dalam markas zervanos, keisha sengaja meminta bantuan kepada anggota geng motor zervanos agar sedikit lebih mudah.

"Kei, udah beres". Bagas menghampiri keisha yang berdiri sambil memperhatikan kue ulang tahun yang bertulisan 'happy birthday davanka'.

Keisha melirik bagas. "Kira kira, kak davanka suka gak ya?".

"hmm, suka deh kayak nya, apalagi dikasih surprise sama lo".

Keisha sedikit tertawa. "Kak bagas bisa aja".

Tidak lama, tamara dan kirana datang ke markas zervanos.

"hai guyyyss!!" teriak tamara.

Tamara berputar putar dengan dress putih nya, serta make up yang sedikit menor.

"Eh badut, lo ngapain pakai baju begituan?". Teriak nadeo.

Tamara memberhentikan tingkah aneh nya. "Dih, sewot banget sih lo, gue lagi pamer baju baru dong".

Nadeo menghampiri tamara, ia sedikit tertawa. "Lo kira mau ngerayain ulang tahun cherrybelle? Ini ulang tahun davanka woi, ketua geng motor zervanos".

Tamara berdecak kesal. " Ya biarin lah, suka suka gue, yakali gue pake baju item semua mau ngelayat apa?".

Nadeo mencubit telinga tamara. "Gak ada yang nyuruh lo pake baju hitam semua, sederhana aja maksud gue".

"ih sakit bodoh! Main jewer jewer anak orang aja lo".

"eh udah udah berisik banget sih kalian bedua". Ujar rayyanza.

"Gas, gimana? Davanka udah sampe mana?"

Bagas meraih ponsel nya didalam saku celana. Ia membuka room chat nya dengan davanka.

"Belum gue chat". Bagas tertawa.

•••••

Davanka baru saja membersihkan diri nya, ia meraih jaket hitam yang bertulisan zervanos dibalik pintu kamar nya. Ia melangkahkan kaki nya keluar dari kamar. Di ruang tamu, terlihat keke yang sedang menonton televisi.

"Ma, dava mau pergi dulu".

Keke melirik davanka. "Kemana?".

"Markas". Keke menghampiri davanka, lalu mencium pipi nya. "Happy Birthday Ya nak, semoga hidup kamu lebih bahagia dari sebelum nya, maafin mama belum bisa jadi yang terbaik buat kamu".

Davanka melotot. Dia baru menyadari hari ini adalah hari ulang tahun nya, sedangkan sedari tadi ia belum menerima satu pesan pun dari teman temannya yang mengucapkan ulang tahun.

"Oh, iya ma thanks, yaudah dava pergi dulu". Davanka bergegas keluar dari apartement nya menuju parkiran motor nya.

Sebelum ia menaiki motor ninja nya, ia mendapat pesan dari bagas.

Buruan, ke markas

Davanka menyimpan ponsel nya didalam saku celana, ia bergegas menekan gas motor melaju dengan kencang.

Dipertengahan perjalanan, davanka tidak sengaja melihat rebecca ditepi jalan dengan jaket tebal yang menutupi kepalanya, tetapi ada satu yang berbeda, perut nya tidak lagi besar seperti sedang mengandung. Davanka memberhentikan motor nya tepat didepan rebecca. Rebecca tersentak melirik davanka yang berada dihadapan nya.

"Davanka?". Bisik nya pelan, rebecca berniat membalikan badannya, tetapi davanka bergegas meraih pergelangan tangannya.

"Lo mau kemana re".

"lepasin gue dav, gue mau pergi".

"Gak". Davanka melirik perut rebecca. "Perut lo?".

Rebecca menunduk ketakutan. "Lo jadi ngelakuin hal bodoh itu!". Teriak davanka.

"dav! Udah ya! Ini hidup gue, biar gue yang tanggung, lo gak usah ngurusin hidup gue lagi".

"Gue kaya gini karena gue sayang sama lo re!".

Rebecca tertawa. "Kalau lo sayang sama gue, terus kenapa dulu lo sia sia in perjuangan gue".

Rebecca tiba tiba teringat sewaktu itu dia pernah menyukai davanka, ia selalu mengejar dan mencari perhatian dari davanka, tetapi davanka tidak menyukai rebecca sama sekali. Davanka terus terusan menolak ketika rebecca menyatakan perasaan nya kepada nya.

Davanka hanya terdiam. "dan kenapa lo tiba tiba mau belain gue waktu gue diperkosa sama alex?".

"Gue kasian sama lo re, gue nggak mau balas perasaan gue sama lo, karena lo sahabat kecil gue".

Rebecca tersenyum miring. "Emang gak mungkin kalau sahabat kecil bisa jadi pacar?".

"Gue gak mau itu terjadi, gue gak mau kalau seandainya putus terus kita lost contact"

"Lo bohong! Kalau lo gak mau itu terjadi, kenapa sekarang lo masih baik baik aja sama keisha".

"Apa gue beda sama keisha?!".

"Oh, apa karena keisha bukan sahabat kecil lo?".

Davanka tidak bisa berkata kata lagi, ia lebih memilih memeluk erat tubuh rebecca. Malam ini cukup dingin, tetapi karena kehangatan yang diberikan oleh davanka semua kenyamanan dan kehangatan terasa lebih baik.

Rebecca memejamkan matanya, kini tangannya melingkar dibalik jaket hitam milik davanka, dada bidang dan keharuman davanka terasa lebih jelas.

•••••

Tidak terasa malam semakin larut, keisha dan teman temannya, merasakan ngantuk karena menunggu davanka yang tidak datang sedari tadi. Keisha meraih ponselnya lalu melihat jam yang kini sudah menunjukan pukul 23.59. Satu menit lagi ulang tahun davanka akan berakhir.

"Kak bagas, kak davanka kemana ya?". Bisik keisha lesu.

Bagas yang berdiri di gerbang markas melirik keisha. "Chat gue gak dibalas kei, cuma di read".

Keisha menghela nafasnya, hari ini dia benar benar kecewa dengan davanka. Dia harap esok tidak akan bertemu dengan orang yang benar benar menyakiti perasaan nya.

Kirana mengusap pundak keisha. "Pulang aja yuk kei, udah malam. Gak baik anak perempuan pulang malam malam".

Keisha melirik kirana. Ia mengangguk, kirana, keisha, dan tamara pergi dari markas zervanos.

"Gue pulang dulu kak". Keisha melirik bagas.

Bagas menatap kepergian mereka bertiga, ia masuk kedalam markas, dengan tatapan kecewa kepada davanka. Hias hiasan yang sudah tersusun rapi serta kue ulang tahun yang sangat bagus terletak di atas meja, perjuangan ini terasa sangat sia sia.

"Davanka kemana sih gas, kecewa gue". Gevan berdecak kesal.

•••••





DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang