12. REBECCA?

28 0 0
                                    

'ha! Dia sekolah?'

'Njir udah hampir setahun ngilang tu anak'

'Woi, dia udah melahirkan?'

'Anak nya kemana?'

'Bini davanka nih'

'Berani banget dia sekolah, gak malu apa ya'.

Satu sekolah dibuat heboh dengan kembalinya rebecca ke sma negeri jakarta. Semua orang benar benar tidak menyangka dengan kedatangan rebecca, semua orang menyebutnya tidak tau malu. Tetapi, tidak ada satupun orang yang berani menyindir rebecca dari dekat, karena sepengetahu mereka biang nya adalah davanka. Kecuali, Raya.

Raya mendekati rebecca yang berjalan menunduk di koridor sekolah. Ia sengaja menyenggol pundak rebecca dengan kasar.

"Ups! Sorry". Rebecca melirik raya dengan tatapan tajam nya.

"Hmm, kok berani ya orang yang namanya udah kotor, dan udah gak perawan lagi, balik kesekolah?".

Raya melirik rebecca. "Lo gak punya urat malu lagi ya bec?". Rebecca menampar pipi raya sehingga membuat nya kesakitan.

"Kenapa lo udah kaya gini sama gue! Kenapa lo udah berubah?". Teriak rebecca, aksi mereka berdua diperhatikan oleh semua orang yang ada di koridor sekolah.

Raya tertawa. "Gue berubah? Ya iyalah,  mana ada orang yang masih mau temenan sama orang yang udah gak suci lagi beca!".

Rebecca terdiam, kali ini raya memang sudah berubah, tidak seperti dulu. Yang selalu mendukung nya dan selalu ada untuk nya. Memberi nasehat untuk nya dan selalu menjadi sahabat terbaiknya.

"Lo berubah!". Rebecca bergegas memasuki kelas XII mipa 5.

Didalam kelas, semua memandang heran kepada rebecca yang selalu menutupi wajahnya dengan tangan.

"Rebeca?". Salah satu teman kelas rebecca yang selalu menunjuki nya jawaban ujian, namanya citra.

Citra memeluk erat tubuh rebecca. "Kamu kemana aja bec? Kamu udah melahirkan?". Bisik citra, sambil membawa rebecca duduk di bangku.

Rebecca mengangguk. "Gue keguguran". Citra melotot. "Kamu kecapean ya? Yang sabar ya bec". Citra mengelus pundak rebecca.

"Iya, thanks". Citra menatap wajah rebecca yang sudah lama tidak ia lihat. Kini rebecca semakin putih dari sebelum nya, wajah nya pun juga semakin cantik.

Tidak lama, segerombolan anggota inti zervanos menghampiri rebecca yang sedang duduk. Davanka mendekati rebecca dengan tatapan serius, rebecca memundurkan badannya, agar sedikit menjauh dari davanka.

"pergi". Davanka melirik citra, diikuti olehnya.

"lo sekolah juga". Davanka kembali melirik rebecca.

"Udah siapin mental lo? Dari orang orang yang mulut nya pedas?".  Rebecca terdiam, entah mengapa hari ini rasa takutnya kepada davanka memuncak.

"Kenapa lo diam? Lo takut sama gue? Apa lo sengaja kaya gini, biar semua orang tau kalau benar benar gue yang udah ngelakuin ini?".

Rebecca melirik davanka. "Gue gak ada niat kaya gitu ya dav, mending lo pergi dari sini".

Davanka terkikih, sifat yang dimiliki davanka memang selalu berubah ubah. Kadang sifat nya yang lembut, kadang sifat nya yang seperti ingin menerkam mangsanya.

"Lo malu?".

"Dav, gue bilang pergi! Jangan tunggu gue teriak".

Davanka tersenyum. "Okey, kalau ada yang apa apain lo bilang sama gue". Davanka meninggalkan kelas XII mipa 5 diikuti oleh keempat temannya.

DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang