29.KHAWATIR

23 0 0
                                    

Davanka membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya. Semua badannya kini benar benar terasa lelah, bagian wajah nya kini dipenuhi dengan memar dan luka. Keke berjalan menghampiri davanka dengan membawakan peralatan obat.

"Sayang, kamu mama obatin ya". Keke menduduki dirinya diujung kasur milik davanka.

Davanka mengangguk. Keke mulai membersihkan beberapa luka yang ada di wajahnya.

"Sayang, kamu itu kurangin dong kelahi nya, mama khawatir".

"Dava gak bisa biarin zervanos diserang gitu aja ma". Celetuk davanka.

Keke hanya bisa menghela nafasnya dalam. Bagaimana pun davanka seorang laki laki, yang tidak harus dimanjakan seperti wanita.

Setelah selesai keke mengobati luka luka davanka, keke meninggalkan davanka untuk membiarkan nya beristirahat.

"Thanks, ma". Ujar nya.

Davanka meraih ponselnya yang terletak di atas meja, lalu melihat kearah layar ponsel yang menunjukan masih pukul 2 siang. Benar saja, keisha belum pulang sekolah pada jam segini.

Davanka meraih baju kaus hitam nya, lalu bergegas meninggalkan rumah.

•••••

Jam sudah menunjukan pukul 3 sore, lagi lagi, pak saryo belum mengangkat telfon, decakan terus keluar dari mulut keisha.

"Pak saryoo! Lama lama gue pecat juga ni bapak bapak".

'nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi'

Sebuah motor ninja berwarna hitam kembali muncul dihadapan keisha. Pandangan keisha serentak terkejut melihat davanka tidak menggunakan seragam sekolah.

"Naik".

Keisha bergegas naik keatas motor davanka, tanpa basa basi.

"Kak? Lo kenapa gak sekolah?" teriak keisha agar suaranya terdengar oleh davanka.

Davanka tidak menjawab, ia memberhentikan motornya di halaman taman mini.

"Turun".

"Kita ngapain disini?". Ujar keisha heran.

Davanka melepas helm nya, mata keisha melotot terkejut, tangannya mengelus wajah davanka.

"Kamu kenapa?".

"Gak papa".

"Gak papa apanya? Ini udah babak belur loh?".

Davanka menurunkan tangan keisha, lalu mengenggam nya.

"Gak usah kaya orang khawatir, gue gak papa". Ujar nya.

"ckk, kak!, lo habis berantem?". Keisha tidak bosan bosan nya menanyakan asal mula nya luka dan lebam yang ada di wajah davanka.

Davanka melirik keisha malas. "Iya, emang kenapa".

"berantem sama siapa? Kenapa separah ini?".

"Ckk, kei? Lo bisa gak sih tutup mulut lo? Denger suara cempreng lo, kepala gue jadi pusing tau gak?".

Keisha melotot. "Kak? Gue itu khawatir sama lo! Makanya gue tanya". Keisha menutup mulutnya.

DAVANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang