9. Escape

1K 146 12
                                        

"Ahhh!!!!"

"..."

Kepalanya perlahan menoleh ke samping, di mana kapak itu tertancap pada kayu lemarinya.

"Satu."

Glek!

"Dua."

"GILAK!" Dengan segera Chelsy mendorong Feby yang menghalangi aksesnya keluar dari lemari, lalu ia berlari sekuat tenaga ke arah pintu agar bisa keluar dari rumah ini.

"Tiga!"

"Fuck! Pintunya dikunci! Kemana dia sembunyiin kuncinya???"

"Ada di saku aku, Chel..."

Gadis itu menendang pintu lalu pergi ke arah lain untuk mencari tempat sembunyi. Dengan keadaan rumah yang cukup besar dan banyak ruangan di sana, seharusnya bisa memudahkan dirinya untuk bersembunyi.

"Empatt!!!"

"Hiks, siapapun tolong aku...." Chelsy berhasil bersembunyi di kamar ayahnya, tepatnya di kolong tempat tidur. Ia berharap dirinya akan aman di bawah sini.

"Limaaa!!!"

"Hiks." Gadis itu membekap mulutnya. Suara tangisnya terlalu bahaya jika terdengar oleh temannya itu.

Ayolah...temannya? Apakah Feby benar-benar temannya sampai nyawanya menjadi terancam seperti ini?

"Enammm!!! Dimana kamu???"

"Sial... Pisau tadi malah ketinggalan." Matanya melihat ke sekitar kamar dari bawah sini. Tak ada tanda-tanda Feby masuk, bahkan suaranya pun terdengar menjauh.

"Tujuh!" Betul-betul menjauh.

Chelsy pun keluar dari balik tempat tidur dan berjalan ke arah pintu lalu menguncinya dengan hati-hati agar tak mengeluarkan suara.

Dengan segara, ia mencari sesuatu di kamar ayahnya demi bisa melindungi dirinya dari gadis di luar itu.

Saat laci nakas dibuka, ia mendapati ada sebuah kotak di dalam sana. Kotak itupun ia ambil lalu ia buka tutupnya. "Aku tau Papa pasti punya seenggaknya senjata kayak gini buat jaga-jaga dari orang yang punya niat jahat." Ia mengambil benda itu dan menggenggamnya dengan hati-hati. "Aku gak mau lakuin ini, Feby. Tapi kalo kamu kayak gini, gak ada yang bisa aku lakuin selain nembak kamu."

Perlahan, gadis itu berjalan ke arah pintu. Kepalanya menunduk dan ia pun mengintip keluar melalu lubang kunci. "Hmph!" Segera saja ia membekap mulutnya saat melihat tangan seseorang tepat berada di depan lubang kunci itu. Artinya, Feby ada di depan pintu.

Tok tok tok!

Chelsy langsung mundur. Tubuhnya bergetar hebat saat melihat knop pintu mulai berputar. Gadis itu menyiapkan ancang-ancang dengan mengarahkan pistol ke arah pintu.

Keringat semakin mengucur deras saat pintu tak kunjung terbuka namun masih diputar oleh orang di luar sana. Ia yakin, Feby pasti sedang berusaha membuka pintu itu entah dengan cara apa.

Brak!

"Aaa!" Ia terkejut saat mendengar suara pukulan keras di sana. Apa yang Feby lakukan?

Brak!!!

"...."

Ceklek!

Matanya membulat ketika melihat pintu berhasil terbuka. Nampak Feby berdiri di sana dan juga nampak knop pintu yang rusak seperti dihantam oleh sesuatu. Ia langsung mengetahui bahwa gadis itu pasti merusak pintu menggunakan kapak yang berada di tangannya.

"Hai!"

"Jangan mendekat!!! Aku peringatin kamu buat jangan mendekat, Feby!" Pistolnya semakin mengarah ke depan sana. "Kalo kamu berani maju selangkah lagi, peluru yang ada di dalem sini, bakal langsung tertembak ke arah kepala kamu!"

Ending My EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang