Feby menutupi senyumnya dengan menunduk. Keduanya juga masih nampak malu-malu setelah akhirnya resmi pacaran. Walaupun begitu, tangan mereka masih bertaut di atas meja, seolah tak ingin saling melepaskan diri.
"Feb..." Eirlys memanggil dengan suaranya yang bergetar. Feby menegakkan kepalanya, berusaha untuk tetap bersikap tenang. "Ayo kita... makan dulu." Ucapnya yang langsung mengalihkan pandangan.
"Oh iya, ayo makan..."
"Iya, ayo..."
"Yaudah ayo..."
Mereka tak kunjung makan, masih dengan senyuman mengembang di sana.
"Tapi, Feb, gimana caranya kita makan kalo pegangan tangan gini?"
Feby yang baru menyadari itu, langsung melepaskan genggamannya sembari tertawa kikuk. "Ahahaha, iya iya... Yaudah, yuk, makan."
Mereka pun makan, ditemani kecanggungan yang tak kunjung hilang.
****
Ceklek!
"Eh, udah pulang anak Mama... Gimana? Makanannya enak gak?"
"Enak pastinya, Sal, orang gratis." Rhea menimpali.
"Hahahahaha! Iya ya bener! Yaudah gih kamu bersihin diri dulu, abis itu langsung tidur. Ini udah malem."
"Iya.." Feby berjalan menuju kamarnya masih dengan mempertahankan senyuman itu.
"Dia senyum-senyum, ya, Sal?"
"Iya kayaknya. Mungkin gara-gara habis makan enak?"
"Dia pergi sama Eirlys, kan, tadi?"
"Iya."
Rhea terdiam sejenak. "Salwa........."
Melihat kekasihnya yang seolah mendapatkan sesuatu dari pikirannya, membuat Salwa penasaran, "Kenapa??"
Mata Rhea membulat, wanita itu juga tersenyum. "Mereka...."
***
Tok tok tok!
"Kamu udah tidur?"
"Belum, Mom! Masuk aja!"
Rhea pun masuk ke dalam kamar sang anak yang tidak di kunci. Nampak Feby yang sedang duduk di kasurnya. Ia pun mendekat. "Tadi kamu ngapain aja di sana?"
Feby tercekat mendengar pertanyaan itu, "H-hah? Ngapain apa? Kan, makan..."
"Selain itu."
"U-um.."
"Tell meee! Mommy kepo, nih!"
Feby menunduk, menyembunyikan mulutnya yang menyunggingkan senyuman lagi. "I...kissed a girl and I liked it." Gadis itu langsung menutup wajahnya menggunakan bantal.
Rhea menganga di tempatnya.
Tadi saat kedua gadis itu sudah selesai makan dan berada di dalam mobil.
"Besok mau ketemu habis pulang sekolah?"
Eirlys mengangguk. "Boleh, di mana?"
"Kamu mau di mana?"
"Um...mau di danau?"
"Okay, kita ketemu di sana besok."
Gadis berwajah lembut itu tersenyum, "Iya..."
Feby memakai sabuk pengamannya. Setelah selesai, tangan gadis itu mencengkram sabuk sembari melirik-lirik pada Eirlys yang duduk di sampingnya.
"Gak jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending My End
Teen Fiction(Completed) Mereka menyebutnya gadis yang cantik, baik, sopan dan penyayang. Mungkin memang benar. Tapi, ada satu fakta yang tidak mereka ketahui. Entah dengan atau tanpa alasan, diam-diam dirinya sering melakukan hal yang membuat seseorang kehilang...