Warning : Kata-kata kasar
.
.
.
.Tok tok tok!
"Sayang! Bangunn! Gak sekolah? Udah setengah tujuh, nih!!"
Tak ada jawaban.
"Feby! Kamu udah bangun belumm?? Buka pintunya dong, nak!"
Tok tok tok!
"Astaga ni anak... Rheaa!"
"Yaaa???"
"Siniiii! Ini Feby gimana gak ada nyaut dari tadi!!"
Rhea datang sembari berlari kecil. "Pintunya gak bisa dibuka?"
"Enggaak... Aku takut dia kenapa-kenapa... Semalem kamu inget kan dia pulang agak malem terus keadaan lesu. Aku mau deketin aja buat meluk, tapi dia malah bilang jangan ngedeket. Feby kenapa yaa??" Raut khawatir nampak jelas di wajah wanita itu.
"Um... bentar." Dengan cepat Rhea pergi dari sana dan berlari kecil menuju halaman belakang. Ia hendak mencoba masuk lewat jendela kamar sang anak. "Duh ditutup lagi." Kepalanya mendekat pada jendela dengan tangan yang ia tempelkan pula pada jendela tersebut agar bisa mengintip ke dalam. "Febyy!!" Matanya memicing.
Sepenglihatannya, kamar itu nampak kosong.
Tok tok!
"Feby kamu ada di dalam gakkk?? Ini Mommy!!"
Masih tidak ada jawaban.
Wanita itu pun kembali masuk menghampiri sang kekasih yang masih gelisah di depan pintu kamar sang anak.
"Gimana, Rhe????"
"Kayaknya di dalem gak ada orang."
"Hah??? Terus Feby kemanaaa???" Semakin panik saja Salwa sekarang.
"Kamu udah coba chat atau telepon dia?"
"Udahhh! Tapi WA nya juga terakhir aktif kemarin jam 3 sore. Ya ampun, anakku kemana... Hiks."
Dengan sigap, Rhea mendekap Salwa yang hampir tumbang, "Kamu tenang dulu, yaa. Kamu tau sendiri kan Feby anaknya sering kelayapan. Mungkin sekarang juga dia keluar dulu terus nanti balik lagi."
"Ihhh!! Gimana bisa tenang?! Dia perginya gak bilang dan sepagi ini!"
"Bentar aku mikir dulu..." Rhea menyisir rambutnya ke belakang, "Aku rusak aja ya pintunya? Biar kita liat ke dalem. Takutnya tadi dari luar emang dia ada di blind spot, makanya kamar kayak kosong."
"Yaudah terserah! Lakuin apapun asal aku bisa liat anakku sekarang!"
"Iya iya, sayang." Segera saja, Rhea mencari benda keras untuk merusak pintu tersebut. Jika didobrak pun, ia tak sekuat itu. "Kamu mundur dulu." Wanita itu mengambil ancang-ancang untuk menghantam pintu menggunakan kursi.
Brak!
Brak!!
BRAK!!
Rhea menaruh kursi tersebut setelah bagian kunci pintu rusak. Dengan cepat, ia membuka pintu dan masuk ke dalam. "Astaga..."
"Febbyyy!!"
"Kamarnya berantakan banget.."
"Feby kamu di mana???" Sementara Salwa terus mencari sampai ke toilet. Tapi hasilnya nihil. "Gak ada... Hiks..."
Kondisi kamar yang sangat berantakan semakin membuat keduanya panik, terlebih Salwa.
Tok tok tok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending My End
Teen Fiction(Completed) Mereka menyebutnya gadis yang cantik, baik, sopan dan penyayang. Mungkin memang benar. Tapi, ada satu fakta yang tidak mereka ketahui. Entah dengan atau tanpa alasan, diam-diam dirinya sering melakukan hal yang membuat seseorang kehilang...