Part 18

2.2K 437 45
                                    

Are You Cinderella part 18

"Kenapa kalian diam saja?" Sakura membuang napasnya frustasi. Setelah menceritakan semua duduk perkara dari awal, kenapa mereka semua malah terdiam dengan mimik muka yang sulit untuk dipahami. Apalagi kalimat Deidara yang membuatnya kebingungan untuk menjawabnya.

"Jadi kau sungguh bersama Sasuke di kamar hotel semalam?"

Sakura sudah menjelaskan semuanya namun sepertinya mereka semua masih ingin mengetahui lebih lanjut.

"Kalian tidak percaya padaku?" Lirih gadis itu dengan raut wajah sedih. Selain itu ia juga menahan rasa sakit akibat robekan di sudut bibirnya, namun Tenten dengan cekatan mengambil kotak P3K dan memberinya sebuah salep antibiotik.

"Tenang saja, kami sangat percaya padamu. Benar kan Dei, Kiba, Tenten?" Timpal Naruto dengan senyum yang ditahannya sejak tadi.

"Benar...."

"Hmm."

"Lalu kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku tidak berbuat apapun, sungguh."

"Sebenarnya jika kau melakukannya sesuatu kami tidak akan melarang."

Plak

Satu gumpalan kertas mendarat di kepala Kiba. Sakura yang melakukannya. "Tak usah berkomentar."

Kiba langsung mengunci bibirnya rapat.

"Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Sepertinya Shion akan menaruh dendam padamu seumur hidupnya."

Sakura membuang napasnya sekali lagi. Matanya menatap kosong lurus ke depan. Entah, ia juga tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Bukankah kesalahpahaman itu tidak seharusnya terjadi? Apakah Sasuke tidak menjelaskan apapun ke Shion?

"Kenapa kalian berkumpul seperti itu?"

Naruto, Deidara, Kiba dan Tenten mendadak gugup. Mereka membubarkan diri dari posisi yang semula berkumpul di meja Sakura. Minus Karin karena ia sedang ada urusan dengan departemen lain. Mereka semua tak menyangka jika seorang Sasuke akan menyambangi departemen pemasaran sepagi ini.

"Ada apa?" tanya Sasuke dengan sedikit kerutan di dahi.

Semua tersenyum canggung sambil menggerakkan tangannya, terutama Naruto yang jauh lebih akrab dengan Sasuke dibandingkan yang lain. Pria rubah itu merasa harus bertanggung jawab untuk menjelaskan semuanya.

"Tidak apa apa Sasuke. Hanya...eemm hanya--" Naruto melirik ke arah Sakura. Gadis itu memberi kode dengan menggelengkan kepalanya pelan. Sakura juga terlihat menutupi wajahnya dengan sebuah kertas dengan hanya memperlihatkan matanya saja.

"Hanya?"

"Oh itu emmm Sakura...ya Sakura...Dia sepertinya sedang tidak enak badan, benar kan teman teman?" Naruto menatap rekan seruangannya satu persatu.

"Benar Sasuke-san. Sakura sedang flue, jadi kami hanya memastikan kondisinya saja. Setelah itu kami akan kembali bekerja." Sahut Tenten. Lalu duduk tegap kembali menghadap layar monitor di hadapannya.

Sakura langsung terbatuk setelah Tenten mengatakan omong kosong itu, membantu menyempurnakan kebohongan mereka.

Terlihat Kiba dan Deidara yang hanya bisa menggaruk kepalanya dengan cengiran bodohnya.

"Tumben sekali kau ke ruangan kami?" Deidara berusaha mencairkan suasana. Mengalihkan topik pembicaraan lebih tepatnya.

"Hn. Rapat pembahasan mengenai kerjasama dengan golden entertainment di mulai jam sepuluh."

Naruto langsung menepuk jidatnya sendiri. Ia melupakan hal sepenting itu. Departemen pemasaran sangat terlibat dalam meeting kali ini.

"Kalian semua harus hadir--" ucap Sasuke dengan menggantungkan kalimatnya. Matanya mengarah ke Sakura dengan tatapan lembut. "Kau-----ikutlah setelah pergi ke klinik."

Are You CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang