Are You Cinderella part 28
Gedung UCI terlihat sepi dari luar, dengan lampu lampu yang mulai meredup tanda departemen store sudah tutup sejak satu jam yang lalu. Hanya tampak logo di depan gedung yang menyala terang sepanjang malam hingga pagi nanti.
Tapi, tahukah, bahwa ada salah satu ruangan di dalam gedung itu yang kini sedang melakukan sebuah sidang darurat dengan tersangka yang diminta duduk ditengah tengah ruangan.
Uchiha Sasuke menghela napas. Bisa bisanya ia terjebak dalam lelucon para orang gila ini. Kabur bukanlah solusi, karena pria Inuzuka itu berjaga di depan pintu dan akan menghalau siapapun yang berani keluar dari departemen pemasaran.
"Baiklah kita mulai." Deidara memulai dengan Naruto di sampingnya. Sepertinya mereka berdua adalah juru bicara dalam sidang darurat malam ini.
"Apa yang akan kalian lakukan?" Sakura tampak jengah. Namun salah satu lengannya ditahan oleh Tenten. Ya benar, gadis tomboy itu tidak lagi dipihaknya sekarang.
"Sakura, kau dilarang bicara!"
"Apa hakmu melarangku heh?"
"Ck, diamlah, kami melakukan ini demi masa depanmu." ucap Naruto sambil mengerling malas. Membuat Sakura mengatupkan bibirnya dengan tidak ikhlas.
"Cepat...apa mau kalian? Aku tidak punya waktu untuk meladeni hal hal seperti ini."
"Hey, jangan banyak asalan Sasuke-san. Lagipula ini sudah malam. Apakah kau akan pergi ke ruanganmu setelah ini? Sepertinya tidak mungkin." Deidara memiringkan bibirnya sambil menaikan alisnya. Membuatnya terlihat seperti ibu tiri yang sedang menghakimi anaknya.
"Dia akan berkencan dengan Sakura. Aku berani taruhan." timpal Naruto.
"Hoaaam!" terdengar Karin menguap lebar. Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada sambil melihat kebodohan teman temannya.
"Baiklah, untuk menyingkat waktu. Kami akan melakukan tanya jawab padamu Sasuke-san, harap kau menjawab dengan jujur---"
"Karena kau telah mengencani Sakura yang sudah kami anggap seperti adik bungsu di tim kami." sahut Deidara melanjutkan kata kata Naruto.
Sasuke terlihat diam saja. Wajahnya yang datar semakin tampak menyeramkan. Namun hal itu tidak membuat para penghuni departemen pemasaran gentar. Hanya Sakura yang tampak khawatir. Berkali kali ia memberikan kode pada Sasuke agar pergi dari ruangan itu, namun pria itu diam saja, dan tetap duduk meladeni orang orang gila itu.
"Ayolah, hanya Kiba yang berjaga di pintu. Bahkan aku bisa membuatnya kehilangan kesadaran hanya dengan sekali pukulan." Sakura.
"Sakura atau kau yang mengejar duluan?" tanya Deidara.
"Aku yang mengejarnya."
Tenten tampak menganga saat jawaban itu keluar dari bibir atasannya. Dia menyenggol lengan Sakura sambil berkedip menggoda. Sepertinya ia telah memenangkan taruhannya waktu, yeyyy makan siang gratis selama sebulan!
"Sejak kapan kau menyukainya?"
"Sudah lama."
Naruto dan Deidara saling berpandangan. "Bukankah ini aneh, Sakura baru beberapa bulan bekerja. Apa kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?"
"Mungkin. Aku tidak ingat detailnya."
Kini Sakura yang mengernyitkan keningnya. Apakah yang dimaksud Sasuke adalah pertemuan mereka di sebuah mall waktu itu?
"Kau berpacaran dengan Sakura sekarang. Apa kau yakin tidak ada masalah di kemudian hari yang menganggu hubungan kalian. Kudengar kau sudah memiliki kekasih sebelum ini." Naruto dan Deidara berbicara bergantian. Mereka berdua sangat fasih bak seorang jaksa yang bertanya pada terdakwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Cinderella
FanfictionHaruno Sakura secara tak sengaja menganggap bahwa sang CEO yang merupakan atasannya adalah seorang duda dengan satu anak. Gosip itu menyebar begitu luas hingga sampai ke telinga banyak orang. Benarkah berita itu? Disclaimer © Masashi Kishimoto Pair...