Part 21

1.9K 346 29
                                    

Part 21 Are you Cinderella

"Ah cantik sekali."

Wanita itu membelai sebuah pakaian musim semi, setelan formal bermotif kotak dengan kerah melebar. Tangannya tak henti meraba bahan halus yang membuat pori porinya terasa nyaman.

" Ini adalah koleksi setelan yang sedang trend saat ini Nyonya. Sangat fleksibel, cocok digunakan untuk acara apapun."

Wanita paruh baya itu sangat setuju dengan penjelasan sang SPG. Setelan itu memang sangat bagus. Hanya dengan sekali pandang saja mereka sudah berhasil memikatnya. Apalagi kegunaannya yang sangat pas jika digunakan dalam berbagai acara. Sangat cocok untuk dirinya yang sangat jarang membeli barang berbau fashion.

"Dua ratus dolar saja, Nyonya, itu sudah termasuk diskon karena harga semula bisa mencapai dua ratus dua puluh lima dolar."

"Oh...begitu ya." Wanita itu dengan lemas menarik tangannya dari setelan itu. Perkataan sang SPG serasa membunuh harapannya. Apanya yang 200 dolar, itu sama dengan pengeluarannya selama sebulan. Tak mungkin ia akan menggadaikan perutnya hanya demi sebuah setelan kualitas premium ini.

"Aku ingin melihat yang lain dahulu." katanya pada sang SPG yang mempersilahkannya dengan ramah.

Mebuki akhirnya melipir ke tempat yang sedikit sepi. Uchiha Departement Store sangat ramai bahkan di malam hari. Tak mudah bagi Mebuki untuk memilih tempat untuknya berdiam diri sementara waktu. Ya, kedatangannya ke tempat ini untuk bertemu putrinya, Sakura. Masalah di rumah membuatnya terpaksa harus menemui anak bungsunya itu segera.

"Kenapa tidak menjawab pesan ibu." geurutunya sambil mengecek ponsel. Padahal hari sudah mulai gelap yang artinya para pegawai kantor sudah seharusnya menyudahi aktivitasnya, termasuk putrinya yang katanya bekerja di UCI sebagai salah satu staf.

"Sakura, kemana dirimu?"

"Akh...ma maaf."

Mebuki reflek melindungi bahunya yang baru saja bertabrakan dengan seseorang. Akibat terlalu fokus dengan layar ponsel, ia tidak berjalan dengan benar dan berakhir menghalangi jalan orang lain.

"Oh maaf Tuan maaf." ujar Mebuki sambil menunduk.

"Bibi tidak apa apa?"

Suara berat dan dalam itu berhasil membuat Mebuki mendongak. Dalam sekejap bibirnya menganga terhadap apa yang ia lihat dengan matanya. Seorang pemuda tampan dengan badan atletis. Sungguh masuk ke dalam seleranya. Ah andaikan dirinya masih muda...hahaha.

"Bibi?"

"Oh iya Nak..em...Bibi tidak apa apa." ucap Mebuki tanpa mengedipkan mata. Terlalu fokus memandangi makhluk sempurna di hadapannya.

"Aa Bibi menjatuhkan sesuatu." Pria itu memberikan sebuah kunci rumah yang tadinya tergeletak di lantai.

"Ah ya terimakasih Nak, terimakasih." Mebuki dengan jeli merekam semua gerakan demi gerakan pemuda itu, bahkan menghitung berapa banyak ia mengedipkan matanya.

"Kalau begitu saya permisi."

"Tu tunggu!"  Mebuki menghentikan langkah pria itu dengan cepat. Ada hal yang membuatnya tertarik karena pria itu memegang sebuah dokumen. Penampilannya juga terlihat lelah seperti orang yang sudah seharian bekerja.

"Apa kau bekerja di sini?"

Pria itu terdiam sejenak lalu mengangguk.

"Ah kebetulan sekali Nak. Ada yang ingin ibu tanyakan padamu."

"Silahkan."

"Sebelumnya boleh ku tahu siapa namamu?"

"Panggil saja Sasuke."

Are You CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang