Are you Cinderella part 26
Deidara dan Naruto saling menatap. Keduanya berbicara tanpa kata dan berakhir menghela napas. Mereka duduk terkulai lemas di bangku taman.
"Bagaimana ini?"
"Aku tidak tahu. Sepertinya kita harus merelakan gaji kita tiga bulan ke depan."
"Yang benar saja." Deidara frustasi. Tidak menyangka ide gilanya akan menjebaknya seperti ini. Hanya demi menyelamatkan sang CEO dan gebetannya.
"Mungkinkah kita beralasan data perusahaan bocor?"
"Tidak mungkin. Lagipula kita sedang di Cina bukan di Jepang. Mereka bisa melacak di mana saja transaksi voucher itu digunakan."
Naruto juga sama frustasinya. Entah angin apa yang mengiyakan ide Deidara untuk memberikan kode voucher diskon. Ini semua bertujuan untuk mengalihkan perhatian para penggemar dan wartawan yang sedang mengejar kedua orang merepotkan itu. Padahal voucher voucher itu seharusnya baru diluncurkan bulan depan. Deidara dan Naruto yang merupakan staf marketing, tentu tahu menahu tentang kode itu dan cara penggunaan karena mereka yang merancangnya.
"Apa kita harus berterus terang pada Sasuke?"
"Kau mau cari mati?"
Sepertinya mereka sedang berada di ambang pintu neraka.
***
Jika itu orang lain, mungkin Sakura akan percaya. Pernyataan cinta yang begitu manis dan pastinya ia akan berbunga bunga setelahnya. Namun kali ini berbeda. Mendapatkan pernyataan cinta dari Sasuke membuatnya kebingungan, kepalanya terus berpikir hingga ia merasa lelah.
Seharusnya ia senang. Apalagi memang? Bukankah Sasuke adalah pria yang diimpikan banyak gadis. Dan dirinyalah orang beruntung itu yang bisa membuatnya menyatakan cinta.
"Bolehkah?" lirih Sakura. Ia menenggelamkan kepalanya di bathtub berkali kali berharap isi otaknya akan mencair dan bisa mencari jalan keluar.
"Apa aku boleh berharap bahwa perkataannya sungguhan?"
Sebagai gadis biasa, Sakura tentu menganggap Sasuke sedang bercanda. Tidak mungkin seorang pria dengan status tinggi seperti Sasuke menyatakan cinta pada gadis seperti dirinya.
"Apa yang dia lihat dari aku?!" Sakura berteriak. Rasanya gila sekali. Ia terus mendoktrin pikirannya bahwa semua itu hanyalah candaan Sasuke. Ia tidak ingin terlalu percaya diri. Namun nada suaranya saat itu tidak terdengar seperti bercanda. Ayolah, mana yang benar?
Salahnya sendiri. Setelah Sasuke mengantarnya ke hotel, Sakura malah bungkam. Ia tidak berani bertanya pada pria itu mengenai apa yang diucapkannya. Apa itu sungguhan, apa hanya bercanda saja? Sakura khawatir kedepannya hubungannya dengan Sasuke yang semula canggung akan semakin canggung.
"Apa pria tampan hobi menyatakan cinta?"
......
Sasuke membasahi kepalanya dengan perasaan lega. Rasa lelahnya perlahan hilang bersama aliran air shower yang membasahi tiap lekuk tubuh kekarnya. Ada satu beban yang akhirnya terangkat. Benar, ternyata mengungkapkan perasaan bisa semudah itu. Walaupun sebenarnya ia mengumpulkan keberanian itu sudah dari jauh jauh hari.
Yang pasti ia belum merasa puas, karena tak ada respon apapun dari Sakura atas pernyataan cintanya. Mungkinkah Sakura tidak menyukainya? Ataukah dia sudah memiliki kekasih? Haruskah ia mencari cara agar Sakura putus dengan pacarnya dan membuatnya berlari ke sisinya?
"Ha ru no Sa ku Ra."
Gadis yang membuat Uchiha Sasuke bersikap tidak seperti biasanya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Cinderella
FanfictionHaruno Sakura secara tak sengaja menganggap bahwa sang CEO yang merupakan atasannya adalah seorang duda dengan satu anak. Gosip itu menyebar begitu luas hingga sampai ke telinga banyak orang. Benarkah berita itu? Disclaimer © Masashi Kishimoto Pair...