Are you Cinderella part 9
Liburan tiga hari hanya terasa sehari. Wajah lelah mereka membuat ruangan itu menjadi suram. Kiba absen tanpa keterangan, sedangkan Deidara duduk di mejanya dengan raut ditekuk. Yang lain tampak bermalas malasan sambil memandangi layar kerja masing-masing.
"Kiba akan menjadi gelandangan jika kembali tanpa alasan."
"Benar. Ku kira dia sedang sakit. "
"Tapi kenapa tak ada surat dokter yang masuk? Terumi hampir membuatku kehilangan jantung pagi tadi."
"Itulah kenapa jauhi ruang HRD." Naruto datang dengan tas coklat miliknya. Menyerobot di dalam pembicaraan antara Deidara dan Tenten. UCI sangat ketat mengenai absen. Satu kali cuti tanpa keterangan gaji akan terpotong 25%.
"Aku hanya kebetulan lewat dan dia bertanya tentang Kiba," Bela Deidara pada dirinya sendiri.
"Naruto, ini milikmu?"
"Hoy Sakura." Pandangan Naruto beralih pada sebuah berkas yang dibawa Sakura padanya.
"Laporan yang kemarin kau minta sudah selesai. Ada lagi?" Sakura merenggangkan otot ototnya yang kaku. Meski sama sama lelah, namun ia bertekad untuk tetap bersemangat. Agar tidak mencoreng citranya yang baik sebagai pegawai baru.
"Bagus." Naruto terlihat puas. Mengecek lembaran lembaran yang baru saja diterimanya.
"Sakura, kau ikut denganku nanti."
"Kemana?"
"Sudahlah menurut saja."
***
Sasuke menatap pada berkas berkas di hadapannya, yang sebenarnya hanya sampah yang belum terbuang. Mengalihkan matanya pada sosok tak diundang yang sedang mengelilingi ruang kantornya. Sesekali terlontar pertanyaan basa basi yang ditujukan padanya. Namun Sasuke memilih diam meski ia hanya pura pura sibuk.
"Aku ingat kau membawaku ke sini dulu. Saat Kak Itachi masih duduk di kursimu yang sekarang."
Terdengar suara anggun dari heels yang dikenakan wanita itu. Kakinya berjalan pelan, menyusuri tiap lantai yang besisikan dinding dengan banyak foto foto prestasi milik UCI.
"Astaga, kau masih menyimpan foto ini Sasuke?"
Mata sayu itu menyipit. Tersenyum pada sebuah foto dimana kenangan lima tahun yang lalu terabadikan di dalamnya. Hari saat pembukaan cabang departement store yang ke-35. Mereka mengambil gambar di depan sebuah karangan bunga yang besar. Sasuke saat itu tersenyum tipis sambil merangkul bahu gadis di sebelahnya.
"Ah, kau juga masih menyimpan yang ini?" Pekik wanita itu dengan nada bahagia.
Sasuke jengah. Menghela napas sebentar lalu menggulung kemejanya sebatas siku. Dan meletakkan kacamatanya yang bertengger di hidungnya yang mancung.
"Jika tak ada hal penting, sebaiknya pergi saja."
Wanita itu mengalihkan pandangannya dari foto ke arah Sasuke. Lalu berjalan dengan anggun mendekat. Duduk saling berhadapan dengan pembatas meja.
"Sasuke ayolah." Senyum wanita itu melebar. "Aku sudah resmi menjadi bagian UCI. Apa tidak ada sambutan untukku?"
"Aku tidak ada waktu meladenimu Shion."
Secara jelas itu adalah sebuah gertakan. Namun kalimat yang begitu menusuk itu tak mampu membuat Shion gentar. Ia tetap tersenyum seperti biasa. Memamerkan pesonanya yang selalu membuat pria memujanya.
"Pemotretan untuk promosi bulan ini sudah selesai. Kau tak berniat melihatnya? Beritahu apa yang kurang dariku"
Shion memiliki citra bersih sepanjang karirnya. Sebagai model papan atas sudah banyak brand-brand terkenal yang sudah berkerjasama dengannya, dan hasilnya sangat sukses. Kini UCI memilihnya, mempercayakan semuanya dalam beberapa tahun ke depan sampai batas kontrak selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Cinderella
FanfictionHaruno Sakura secara tak sengaja menganggap bahwa sang CEO yang merupakan atasannya adalah seorang duda dengan satu anak. Gosip itu menyebar begitu luas hingga sampai ke telinga banyak orang. Benarkah berita itu? Disclaimer © Masashi Kishimoto Pair...