Are You Cinderella 22
Sebuah lipatan kertas putih dengan keterangan surat tugas tergeletak dengan rapi di meja. Sakura buru buru meraihnya untuk membacanya. Di ruangan itu baru ada Kiba yang tumben sekali datang pagi. Pria itu sibuk bermain game dengan telinga tersumpal earphone.
"Chongqing?" Sakura mengerutkan alisnya. Memeriksa pengelihatannya sekali lagi untuk memastikan nama yang tertera pada surat tugas itu.
"Bukankah hanya staff penting yang akan terbang ke sana?" gumamnya heran. Mengenai pameran, Sakura hanya tahu jika acara itu tentunya akan dihadiri pegawai UCI. Mungkin sekelas Karin atau Deidara, atau maksimal Naruto yang akan dikirim ke sana. Tapi kenapa dirinya tiba-tiba mendapat surat tugas untuk ikut serta?
Sakura lalu menghampiri Kiba. Tanpa permisi gadis itu melepas earphone pria itu dengan paksa.
"Hah mengganggu'saja," desah Kiba malas. Padahal ia sedang battle dan hampir menang di game. "Ada apa?" tanyanya.
"Kau juga pergi ke Chongqing?"
Kiba mengangguk, lalu tangannya mengambil sesuatu dari dalam laci mejanya. Sebuah surat tugas yang sama seperti milik Sakura.
"Kurasa semua orang di departemen kita akan ikut ke sana."
"Woow benarkah?" Mata Sakura melotot sempurna. Jujur saja, ia masih pegawai baru namun sudah menerima tugas untuk dinas ke luar negeri. Sungguh kesempatan langka.
"Entahlah. Yang jelas jangan sia sialan kesempatan ini Sakura."
"Oh." Sakura mengangguk semangat. Selama ini dirinya belum pernah ke luar negeri, meskipun hanya ke negara tirai bambu yang masih terbilang negara paling dekat dengan Jepang. Mungkin kali ini adalah kesempatan dirinya untuk ke sana.
"Ngomong-omong ada apa dengan matamu?" Kiba tiba-tiba bertanya yang membuat Sakura salah tingkah.
"Tidak apa, hanya menonton drama Korea semalaman." elak Sakura dengan sok santai. Tak mungkin ia menceritakan masalah ibunya dengan Kiba, bukan?
"Cih dasar wanita. Apa bagusnya drama Korea."
"Lalu apa bagusnya game?" ujar Sakura sambil memencet tombol pada PC Kiba yang membuat benda itu seketika mati.
"Sakura kau! Sialan!" teriak Kiba geram.
Gadis itu lalu berlari terbirit keluar ruangan demi menghindari amukan pria cerewet itu. Yah, Sakura berencana ke toilet untuk membasuh wajahnya agar terlihat fresh.
....
Deretan pesan yang masuk ke ponsel miliknya sudah puluhan lebih. Sakura langsung menghapusnya satu per satu tanpa membaca isi pesan itu.
Sudah terbiasa dengan keadaan ini. Ibunya akan terus menerornya jika sedang dalam masalah. Dan inti dari masalah itu adalah sudah dibahas di kedai kopi kemarin. Sakura merasa ia tak perlu memikirkannya lagi. Karena hanya akan menambah bebannya saja. Bukan tidak peduli, hanya saja ia akan membantu keluarganya jika sudah menemukan solusi. Ia sangat benci basa basi, hal itu hanya akan menganggu fokusnya pada pekerjaan.
Sakura menatap dirinya di depan cermin. Air yang ia percikan di wajahnya berhasil membuatnya lebih baik dari sebelumnya.
"Sakura semangat!" ucapnya pada dirinya sendiri.
****
"Beruntung sekali, Sasuke-san membawa semua orang departemen pemasaran ikut ke Chongqing."
"Benarkah? Bukankah biasanya tiap departemen hanya mengirimkan satu atau dua perwakilan saja, apalagi untuk event ke luar negeri."
"Sasuke-san pasti ada maksud tertentu " seseorang tiba tiba saja masuk ke dalam obrolan para pegawai yang sedang berbincang santai. Mereka berjalan bergerombol selepas dari toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Cinderella
FanfictionHaruno Sakura secara tak sengaja menganggap bahwa sang CEO yang merupakan atasannya adalah seorang duda dengan satu anak. Gosip itu menyebar begitu luas hingga sampai ke telinga banyak orang. Benarkah berita itu? Disclaimer © Masashi Kishimoto Pair...