CHAPTER 22

275 22 0
                                    

CHAPTER 22: punch, Dad.

Hari yang melelahkan kembali terulang lagi, lagi dan lagi. Hari ini Larina sedang membaca buku sebenarnya dia tak tahu buku apa itu tapi ia baca untuk menambah wawasan saja. Itu katanya.

"Larin!"

"Pansy.."

"Kau harus menemui Draco, dia di hospital Wing."

"Ad—"

"Kau harus mendengarnya dari Draco sendiri."

"Baiklah, terimakasih Pansy."

Di hospital Wing hanya ada draco dan teman temannya sekarang. Dua tengah diobati oleh madam promfrey.

"Kau—hidung mu, kau terjatuh?"

"Tidak, ini seperti pukulan." Cela madam promfrey.

"Apa kau bertengkar drac?"

"Tidak."

"Siapa yang melakukannya padamu, berani sekali dia." Larina sudah tersulut emosi. Hidung mancung itu kini mengucurkan darah. Meskipun sudah sedikit mendingan.

"Hermione." Yang menjawab bukan draco melainkan Crabbe.

"Perempuan gila! Dimana dia sekarang?!" Semburat hijau seperti petir kecil keluar dari tangannya.

(Ini apa sih nanya yang pohon gede itu teh aku lupa eyy)

"Kalian berdua jaga dia." Lalu Larina pergi mencari Hermione.

"Kau membuat singa terbangun Malfoy." Sindir madam promfrey.

"Dia bukan singa madam, dia lebih menyeramkan dari singa."

Setelah sampai di (apasih namanya hutan apa sih dughh tau lah) tak melihat sedikit pun jejak Hermione.

"HERMIONE GRANGER! DIMANA KAU?!" Larina melihat Hermione dan Harry masuk kedalam lubang dibawah pohon itu.

Larina mendakiti pohon itu. "Larina, jangan maju satu langkah lagi atau kau akan mengapung."

"B-baiklah."
"Ayo sekarang Larina." Lupin menarik Larina masuk kedalam lubang itu dan—dia baru tahu kalau ada tempat seperti ini.

"Hermione Granger!" Dia tak lupa dendamnya.

Didalam terdengar suara gaduh.

"Expelliarmus!" Lupin mengeluarkan mantranya.

"Well well Sirius, kau tampak berantakan. Akhirnya rahamh merefleksikan kegilaan mentalmu."

"Kau tahu benar soal kegilaan dalam tubuhmu, benarkan Remus?"

"Wait, what Sirius black is here?"

"Kau—putriku Larina?"

"Hai dad, kita tunda pelukannya. Aku harus menghajar gadis itu."

"GRANGER! GARA-GARA KAU HIDUNG DRACO MENGELUARKAN DARAH DAN ITU MENGANGGU NAFASNYA. KAU INGIN MENJADI JAGOAN DISINI DASAR MUDBLOOD." Larina mengangkat tongkatnya layaknya Hermione yang mengangkat tongkatnya pada Draco.

(Anjay berasa jadi pillen gue, emang pilen sih)

"L-larina turunkan tongkatmu." Cicit Harry.

"Aku harus membalasnya Harry."

"Itu bukan hal yang serius." Cicitan Ron lebih kecil dari Harry tapi Larina masih bisa mendengarnya.

"Baiklah kau yang akan mendapatkan pukulan dariku. Kau ingin mencobanya? Pukulan di hidung?" Larina mulai mengepalkan tangannya dan melayangkannya tapi pipi Harry menghalanginya alhasil kepalanya mengenai pipi Harry bukan hidung Ron.

"Ya, Ron seharusnya kau tak bilang begitu." Sudut bibir Harry mengeluarkan darah membuat Ron diam bungkam.

"See, aku tak segan-segan."

"Dan kau—" Larina kembali melayangkan tatapan nyalqmg pada Hermione menatap jijik pada gadis itu.

"Dasar Muggle." Larina mengubah ekspresi wajahnya dan mentap ayahnya."hai dad, aku rindu padamu. Kau membuatku kesulitan akhir-akhir ini." Larina memeluk ayahnya itu. Sempat dibalas oleh Sirius namun dilepas olehnya.

"Bukan saatnya Larina."

"Baiklah."

Tiba-tiba Snape datang dan terjadi cek cok hingga Snape tak sadarkan diri karena Hermione. Lalu Peter si tikus milik Ron itu adalah animagus. Peter yang membunuh kedua orang tua Harry bukan Sirius. masalah ini, Larina sudah mengetahui yang sebenarnya tapi ia bungkam Karna tak ada yang ingin tahu dan larin atak ingin memberitahu pada orang lain sebab, dia yang akan mendapatkan banyak cacian. Tak ada siapapun disisinya yang membela Sirius.

Dan ini adalah hari terplot twist menurut Larina, ia baru tahu kalau Remus adalah animagus. Animagus Remus ingin menyakiti Larina, Harry, Hermione dan Ron tapi Sirius dengan cepat mengalihkan perhatian dan Snape bangun dari pingsannya dan membantu melindungi keempat bocah itu.

Animagus Sirius membuat perhatian agar anak-anak dan Snape bisa pergi.
Oh ya, Peter sudah kabur. Dia memanfaatkan situasi. Cukup pintar.

(Ini udah di hospital Wing)

Sejak saat itu Larina berpikir bahwa ayahnya tak menyayanginya dia lebih perduli pada Harry Potter.

Itu cukup membuat Larina sedih. Snape yang merasa jangal pada wajah Larina. Dia menepuk pelan kepala gadis itu dan pergi.

"Mrs. Black ada yang sakit?" Madam promfrey.

"Tak ada madam, aku harus pergi terimakasih."

Larina pergi ke asramanya dan meendam semua itu sendiri. Dia menangis di kamar mandi wanita sendirian. Bahkan myrtle saja tak boleh mendengar masalahnya meskipun hantu itu bisa mendengar kata hati Larina ia diam seperti takut pada Larina.

Tapi mrytle selalu menemani Larina saat ia menangis di kamar mandi wanita itu dan selalu menemaninya.








TBC

Segini aja yaaa
Papaiiii
Btw ini bonus

𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang