CHAPTER 37: Black Family, perasaan, tahanan Azkaban.
"Aku akan mengirim surat pans...jangan khawatir..."
"Bagaiaman kau bisa tenang dirumah mu ada si mudblood dan para Weasley"
"Aku akan tinggal di Malfoy manor untuk liburan kali ini"
Itu lah percakapan terakhir ku dan pansy sebelum kami pulang.
"Larina ayo" cissy merangkulku sedangkan Draco membantuku membawakan koperku.
"Cissy, bisa kau ceritakan padaku bagaimana kejadian saat ayahku menikah dengan ibuku?"
"Ya tentu sweetheart, dulu ibumu sangat dekat dengan nenekmu Karna ibumu Slytherin dan meskipun ibumu memiliki kemampuan delacour itu tak membuat nenek dan kakekmu menentang pernikahan mereka. Aku sangat senang dulu sahabatku menikah dengan kerabat ku meskipun aku tak menyukai ayahmu. Asal kau tahu, hal yang paling ku sesali adalah berbohong pada ibumu bahwa Regulus pamanmu itu menyukai ibumu lebih dari apapun dan sebelum ayahmu menyukai ibumu dia sudah menyukainya, reg selalu memintaku memberikan pemberiannya kepada ibumu dia sangat mencintai ibumu tapi dia meninggal sebelum menyatakan cintanya..." Cissy menyeka air matanya.
Perjalanan pulang ini kini menjadi perjalanan paling panjang menurutku.
Aku sangat khawatir, apakah aku masih bisa bertemu ibuku lagi atau tidak, atau apakah besok aku masih bisa melihat wajah Draco.
🌼🌼🌼
"Cissy, perasaanku tak enak. Kurasa akan ada yang terjadi. Aku harus bertemu dengan Tom"
"Larina, kurasa kau harus berhati-hati saat berbicara dengan tuan Voldemort."
"Tak usah takut padanya cissy. Aku sudah bilang jika dia terlalu memaksamu katakan padaku. Aku bukan anak kecil lagi"
"Tidak, kurasa kau harus sedikit sopan pada pamanmu."
"Dia sangat aneh dan jelek. Dia bukan paman yang ku ekspektasikan, dia tak punya hidung" sedikit bercanda.
"Larin, kau mau sesuatu?" Tanya draco saat kereta kami melewati market sihir semacam diagon Alley.
"No, drac. Aku ingin membuat kue hari ini. Kau ingin membantuku?"
"Ya, tentu" aku merasakan draco akhir-akhir ini sedikit pendiam dan sering mengurung diri.
Kurasa aku harus memarahi si botak itu.
🌼🌼🌼
"Larina, kau akan ikut kami membebaskan Bellaetrix?" Si botak Voldemort bertanya padaku.
"Aku tak mau, kau saja paman. Kau tak lihat aku sedang tidur dengan Nagini" aku kesal. Padah aku sedang mendongengkan cerita untuk Nagini. Nagini diam saat aku membacakan surat kabar.
"Ah yeah, it's okay princess lakukan apa yang kau mau"
Aku mual. Sepertinya dia sudah dimarahi ibuku.
"Nagini, pergilah. Tuanmu akan mati jika kau tak ada disisinya" sindirku.
Nagini mengangguk, lalu turun dari sofa hangat itu.
"Cissy tak usah ikut" aku memotong pembicaraannya. Berani sekali dia melibatkan wanita dalam pembantaian nya hari ini. Aku tak setuju.
"Cissy, boleh kutanya sesuatu?"
"Apa ada yang menggangu pikiranmu?" Tom mencoba masuk ke pembicaraan.
"Aku berbicara pada cissy bukan padamu"
"Larina... sudahlah..apa yang ingin kau tanyakan sweetheart?" Cissy duduk disampingku.
"Aku rasa aku menyukai pria, tapi aku belum mengatakannya. Aku takut persahabatan kami rusak. Bagaiaman menurutmu?"
"Menurutku....sebaiknya kau katakan saja, cepat atau lambat itu akan terkuak....boleh kutahu siapa pria itu?"
"Tidak...aku takkan memberitahu siapapun" aku memalingkan wajah, malu.
'cissy, aku menyukai putramu' batinku.
"Aku takut dia tak menyukaiku, cissy..."
"Itu bukan hal yang harus kau takutkan larin, yang harus kau takutkan adalah terlambat menyatakannya"
🌼🌼🌼
Author POV
Pagi yang indah, Larina dan pansy menikmati hari ini dengan makan salad sepuasnya Karna mereka berhasil menyelesaikan tugas dari profesor Snape, hadiah ini diberikan oleh Blaise untuk mereka.
"Thanks Blaise....ini makanan yang sangat sehat..." Pansy tertawa.
"Drac, kau harus coba ini. Buka mulutmu.." Larina ingin menyuapinya namun Draco menolak.
"Why?" Draco menggeleng. "Tidak latihan, aku sedang tidak nafsu"
"Malfoy! Adikku membuatkan cookies untukmu kau harus coba" itu Daphne.
Draco dengan senang hati mencobanya, ini pertama kali Astoria membuatkannya cookies.
"Kau menolak makanan sehat, tapi kau memakan makanan tinggi gula" celetuk pansy.
"Blaise, thanks. Aku harus pergi. Pans malam ini kunci pintu kamar aku tak kembali. Aku kembali besok" ya, hari ini adalah hari paling santai Karna Larina telah menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan rumahnya tanpa satupun yang terlewat. Jadi dia memiliki waktu yang banyak untuk bersantai.
Larina meninggalkan great hall, dia tak ingin berada di situasi menyebalkan. Dia tak suka Astoria membuatkan Draco cookies, dia tak suka Draco menolaknya, dia cemburu.
Larina ber-appart ke Malfoy manor.
"Hai, darling...do you know me?"
Larina memiringkan kepalanya. "Who?"
"Aku yang memberimu buku spell, sweetheart"
"Aunt bella!...tapi..bagaiamana bisa keluar dari Azkaban?"
"Tuan Voldemort yang membawaku kesini, apa kau tak mau memelukku huh?"
Aku memeluk nya erat. "Bukumu snagt berguna, aku selalu mendapat nilai terbaik Karna buku itu"
"Bukan Karna buku itu, tapi Karna ketekunan mu. Kau sangat cantik, cantik seperti ibumu..."
"Terimakasih, aunty Bella..."
"No problem darling."
"Aku jadi rindu meda"
"Bagaiaman kabarnya? Apa adikku baik?" Tanya Bellatrix.
"Kurasa, aku sudah lama tak bertukar surat dengannya. Kukira aunt bella tak menyukai meda lagi"
"Jangan panggil aku aunty panggil bella saja. Meskipun dia menikah dengan mudblood, meda tetap adikku."
"Aku akan menceritakan semua hal tentang ibumu padamu. Kau sangat ingin tahu kepribadian ibumu kan?"
Larina mengangguk semangat. "Yaayaya tentu" Bellatrix memberi Larina tempat di sofa. "Kemarilah, akan ku ceritakan."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲
FantasyLarina Black, putri semata wayang dari pasangan Sirius Black dan Marin Delacour yang mewarisi darah veela namun dia juga memiliki darah Slytherin atau bisa disebut keturunan Salazar Slytherin. Larina adalah kesatuan yang seharusnya tidak ada, kekuat...