37. Berlibur

82 7 0
                                    

Liburan tahun baru adalah hal yang paling di nanti-nanti oleh banyak orang. Selain bisa merayakan tahun baru bersama sanak saudara, juga di mana hari libur tertera di beberapa tanggal tersebut.

Darel sangat menantikan hal ini, lantaran ia ingin mengajak Cerelia liburan bersama dengan keluarganya. Mama Kinanti, Papa Fitho, Liovanda, bahkan para sahabatnya.

Momen ini akan semakin indah jika di rayakan bersama. Tahun-tahun sebelumnya memang sama seperti itu, tapi kini ada Cerelia sebagai pelengkap.

Rencananya ia ingin berlibur ke Bandung. Di mana banyak tempat wisata serta penginapan yang bagus. Mungkin orang semacam keluarga Darel harusnya minta saja jalan-jalan ke luar Negeri, namun Darel memilih ke Bandung, lantaran selain dekat juga bisa melepas penat barang sejenak.

Lagi pula Darel tahu, orang tuanya tak akan mungkin bisa ke luar Negeri. Karena masih banyak urusan kerjaan di sini. Selama liburan, Fitho tetap mengisi luang untuk mengerjakan pekerjaan kantornya. Memang Fitho itu termasuk orang yang workaholic. Tapi biar begitu, Fitho selalu menyempatkan waktunya untuk istri dan kedua anaknya.

"Papa sudah booking tempatnya. Jadi nanti kita bisa langsung ke sana aja. Kamu ajak teman-teman kamu, kan? Teman Cerelia juga ikut?"

"Makasih, Pa. Iya, mereka semua ikut. Papa gak masalah, kan?"

"Kamu ini, kaya sama siapa aja. Papa gak masalah sama sekali, justru Papa senang. Kapan lagi tahun baru bisa kumpul ramai seperti ini? Lagi pula biar Cerelia juga mendapat momen berharga. Dan kebetulan, suruhan Papa sudah booking penginapan yang cukup luas. Jadi biar nyaman kita istirahat di sananya." Seusai mendapat penjelasan dari Fitho. Darel segera beranjak menuju kamarnya, untuk mengemasi barang-barang serta memberitahu pada teman-teman yang lain agar segera packing. Supaya nanti langsung berangkat. Fitho bilang enaknya berangkat malam, kebetulan mumpung belum hari H tahun baru, jadi di jalan belum begitu macet.

***

Di tempat Cerelia, terdapat Ayushita, Maudy, dan Alifa. Mereka memang sengaja menginap di tempat Cerelia, lantaran tahun baru ini mereka akan berlibur bersama.

Kemudian mereka mendapat pesan dari grup yang berisikan Darel dan para sahabatnya, juga mereka berempat. Jika mereka harus segera packing, karena malam nanti mereka akan berangkat.

Mereka berempat pun segera mengemasi barang-barang yang sekiranya penting untuk di bawa. Cerelia terkekeh melihat cara Maudy yang agak ribet untuk menimang mana barang yang memang harus di bawa atau di tinggal. Ada lagi Ayushita, dia meributkan apa harus membawa hair dryer atau tidak. Alifa yang mengamati pun hanya menggelengkan kepala melihat kedua sahabatnya dengan tingkah aneh.

Cerelia tersenyum pada mereka bertiga. Dengan adanya mereka, hidupnya lebih berwarna. Tak ada tekanan batin yang membawanya menuju dalam kesedihan mendalam. Yang ada seperti warna pelangi setiap kali bersama mereka. Secerah itu memang dan itu mampu membuat Cerelia bersyukur berkali-kali memiliki sahabat seperti mereka.

Beberapa menit kemudian, Darel dan Janu datang. Mereka menitah Cerelia, Ayushita, Maudy, dan Alifa segera keluar sekaligus membawa barang-barang mereka.

Darel dan Janu mengambil alih membawa barang milik Cerelia dan Alifa. Sementara yang lain membawa sendiri.

"Ezra sama Rama mana?" tanya Maudy pada Darel dan Janu.

"Lagi bantuin nyokap di rumah. Mau ada barbecue an nanti. Jadi nyokap nyiapin barang cukup banyak buat nanti di sana." Darel menjawab dengan lugas.

"Ini berarti kita berapa mobil?" tanya Ayushita.

"Tiga mobil. Nanti ada gue sama Janu yang bawa mobil." Ayushita mengangguk tanda mengerti kala mendapat penjelasan dari Darel.

***

Tepat pukul 20:00, mereka memulai perjalanan menuju ke tempat yang akan mereka kunjungi. Ada tiga mobil di antaranya mobil Fitho bersama dengan Kinanti juga Liovanda. Di mobil ke dua ada Darel dimana dirinya yang menyetir, ada Cerelia, juga ada Ezra dan Ayushita di sana. Di mobil ke tiga ada Janu yang menyetir, Alifa, serta Rama dan Maudy.

Selama di perjalanan mereka banyak mengobrol di sertai dengan candaan. Terlebih di mobil Janu, ada Rama yang selalu berceloteh dengan riang. Belum lagi Maudy yang selalu karaokean, menambah kesan ramai. Janu tidak mempermasalahkan mereka yang berisik. Selagi tidak menganggunya menyetir, itu aman-aman saja. Lagi pula, cukup menemani waktu malamnya selama perjalanan. Kalau mereka tidur kan, terasa sangat sepi juga.

Beda lagi di mobil Darel, di sana Ayushita yang sering berceloteh tentang ini dan itu, belum lagi menggosip dari murid-murid SMA Dewangga hingga ke artis papan atas. Ezra sih hanya menanggapi seadanya saja, dia sudah tahu watak pacarnya itu yang sering berceloteh. Cerelia pun sama, terkadang dia tanggapi jika ada hal yang menurutnya sepemahaman. Bahkan Darel pun terkadang ikut membuat bahan gosipan baru jika Ayushita bingung dengan topik apa lagi yang akan di bahas.

Tak terasa perjalanan mereka telah usai. Kini mereka sudah sampai di tempat yang sudah di booking oleh Fitho sekeluarga. Baru di lihat dari luar saja tempatnya sangat nyaman, apalagi jika sudah masuk ke dalam penginapannya.

"Woah, interiornya bagus banget dong. Betah nih gue kalo kaya gini," ujar Maudy sambil melihat-lihat sekitaran ruangan.

"Gimana tempatnya, bagus?" tanya Fitho pada para sahabat Darel dan Cerelia.

"Bagus banget Om, baru lihat segini aja langsung wah banget. Apalagi semakin liat ke kamar kali, ya, bisa tidur nyenyak ini, sih." Ayushita menjawab dengan nada takjub pada penginapan yang memang sangat nyaman.

"Ya sudah, selamat beristirahat, ya, kalian. Saya juga mau beristirahat. Selamat malam."

"Selamat malam, Om." Mereka menjawab dengan serempak.

Kini di tengah malam, mereka memutuskan untuk beristirahat agar kembali pulih esok hari.

Jadi, mereka berada di dalam tiga ruangan yang berbeda. Dengan adanya kamar pada masing-masing ruangan.

Jika Fitho sudah pasti bersama Kinanti serta Liovanda. Sementara Cerelia dan para sahabatnya di tempat yang sama, begitu pun dengan Darel juga para sahabatnya.

Satu ruangan terdapat dua kamar serta kasur dengan ukuran cukup besar. Jadi mereka bisa membagi tempat tidur dengan baik.

Kini mereka tertidur dengan nyenyak, menunggu hingga matahari terbit dengan pancaran cahaya yang indah.

________

Terima kasih ❤

Heart's Owner (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang