7. Di permalukan

123 9 0
                                    

Berkuasa sih boleh, tapi tahu tempat.
Ingat, di atas langit masih ada langit lagi dan lo bukan apa-apa di sini.

_________

Istirahat telah tiba, semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin. Cerelia yang masih asik menulis tiba-tiba terhentikan dengan derit kursi yang ada di depannya. Yang ia tahu teman kelas yang ada di depannya itu sudah keluar sejak tadi.

Cerelia mulai berhenti menulis dan meletakkan pulpennya di meja. Mulai mendongak dan mengernyitkan dahinya.

"Hai, Cerelia." Maudy menyapa seraya menyebutkan nama Cerelia.

Cerelia memundurkan tubuhnya dan bersandar di kursi. Ia memperhatikan Maudy, Ayushita, dan Alifa yang datang ke kelasnya.

"Cuma mau ajak ke kantin, kok. Mau, ya." Alifa berbicara dengan nada memohon. Menurutnya, mungkin dengan cara ini agar Cerelia sedikit luluh.

Cerelia melihat ketiganya dengan bergantian. Otaknya tiba-tiba terlintas dengan perempuan yang sok berkuasa di sekolah ini. Ia berpikir jika berteman dengan mereka tidak ada salahnya juga. Mungkin, bisa menghancurkan perempuan itu.

Cerelia tersenyum dan mulai mengangguk, menyetujui ajakan mereka. Toh selama beberapa hari ini, dirinya belum ada akrab dengan siapapun, walau pun itu teman sekelasnya. Jadi tak ada salahnya berteman dengan mereka.

Selama di perjalanan, banyak yang memperhatikan ke empat cewek tersebut, terutama Cerelia.

Banyak pujian serta kekaguman pada Cerelia. Perempuan dengan aura dingin, kulit yang putih, serta tegas dan pemberani.

"Banyak juga fans, lo. Padahal baru tiga hari lo di sekolah ini. Pesona lo gak main-main," ujar Ayushita seraya melihat sekitar yang secara terang-terangan memperhatikan Cerelia.

Cerelia tersenyum, hal itu sudah biasa baginya. Tapi sebenarnya ia muak atas pujian orang lain.

"Makasih. Oh iya, cewek rese yang kalian bilang itu, dia siapa sih?" Cerelia bertanya hal ini, bermaksud untuk mengetahui asal-usul perempuan angkuh itu. Ia ingin mengetahui seberapa pentingnya dia di sekolah SMA Dewangga ini.

"Namanya Bernika. Lengkapnya Bernika Olivia Edlyn. Anak dari konglomerat dan donatur terbesar di sekolah ini. The queen of bullying, orang-orang bilangnya begitu. Karena memang banyak korban bullyan yang dia lakukan bersama sahabatnya, Cathrine Gemi Rivea." Maudy menjelaskan siapa itu Bernika pada Cerelia.

"Oh iya, mereka juga sangat-sangat berkuasa di sekolah ini. Gak ada yang boleh nandingin mereka kalau gak mau jadi korban bully. Kepala sekolah maupun guru gak ada yang bisa memberhentikan tindakannya yang sudah sangat fatal itu, karena mereka lebih memilih bungkam dan mempertahankan reputasi sekolah." Ayushita ikut menimpali perkataan Maudy, supaya lebih jelas.

"Bernika dan Cathrine adalah dua manusia bertampang iblis. Hanya kita yang berani sama dia, karena memang gak ada untungnya juga takut sama dia. Oh iya, kebetulan pacar Ayushita itu sahabat dari pacarnya Bernika, namanya Darel. Lo boleh anggap itu adalah tameng buat kita. Karena jika berurusan dengan sahabat Darel, gak ada yang berani bertindak lebih, termasuk Bernika dan Cathrine." Alifa pun sama, ikut menjelaskan siapa itu Bernika.

Cerelia menganggukkan kepalanya seraya mengedarkan pandangannya ke depan. Penjelasan dari mereka cukup membuatnya mengerti, siapa itu perempuan angkuh dan tak berperasaan.

Sampai lah mereka di kantin. Cerelia dan Ayushita memilih untuk mencari kursi yang kosong, sementara Maudy dan Alifa mulai menuju ke stand makanan.

Cerelia memang baru kenal dengan ketiganya, tapi ia merasa jika sudah kenal lama. Pertemanan mereka baik, positif, makanya Cerelia merasa jika mudah mengakrabkan diri dengan mereka. Pun mereka sangat welcome padanya. Berteman dengan mereka membuatnya sedikit merasa lega. Karena masih ada yang mau berteman dengannya, meskipun dirinya sedikit ketus, dingin, dan berwajah datar.

Heart's Owner (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang