Epilog !!

269 9 0
                                    

Jemari itu tak berhenti sejak tadi di papan keyboard. Layar monitor yang menyala mampu membuat matanya menjadi merah. Tugas yang tak ada hentinya, membuat ia ingin menyerah saja saat ini. Namun, itu tak akan mungkin terjadi. Karena ia tidak mungkin menyerah begitu saja. Lagi pula, ini sudah tahap akhir, sayang sekali jika harus menunda atau bahkan mengulang kembali. Itu sama saja menjebloskan diri ke dalam jurang yang amat dalam.

"Hufft, lelah banget. Tapi harus selesai, gak mau kalau sampai nunda-nunda lagi." Sang empu menggeser laptopnya dan membenamkan wajahnya ke meja dengan mengarah ke samping. Ia mengamati pintu yang tertutup. Ingin rasanya ada dia di sampingnya. Namun, lagi-lagi itu tidak mungkin. Lantaran dia sekarang lagi sibuk dengan kerjaan kantornya. Perusahaan yang di gadang-gadang masuk list perusahaan terkaya nomor satu di Indonesia, mampu membuatnya menjadi kecil. Lantaran, ia masih saja berkutat dengan tugas kuliah sementara dia sudah begitu sukses.

Yah, kini dirinya mulai merasa insecure kembali. Susah sekali mengenyahkan kata itu. Meskipun sudah meyakinkan diri, tapi tetap saja masih selalu menghantui dan membuatnya sedikit takut akan hal yang terjadi kedepannya.

Takut akan hal masa depan misalnya. Karena yang ia lakukan, ya hanya itu-itu saja. Bisa dibilang terlalu monoton akan kehidupannya saat ini.

Waktu tengah menunjukkan pukul 17:45. Laptop yang menyala sudah ia matikan, dan beberapa buku juga sudah ia bereskan. Kini dirinya bersiap untuk mandi dan memasak. Kebetulan perutnya sudah keroncongan minta di isi.

***

Selesai membersihkan diri, Cerelia kini sedang berkutat di hadapan kompor serta wajan.

Ia sedang memasak udang crispy, sambal goreng, sup jagung, tumis kangkung, serta ayam cincang saus tiram.

Sengaja dirinya memasak banyak, karena ia ingin.

Semenjak menginjak bangku kuliah, bahkan semakin tinggi semester, justru dirinya malah semakin banyak makan. Pokoknya tidak boleh telat sedikit untuk makan.

Beruntungnya, berat badannya itu tetap stabil. Mungkin juga ia barengi dengan olahraga ketika waktu luang. Makanya makan banyak pun, ia tetap segitu-segitu saja tanpa perubahan yang jauh.

Saat baru saja menyendokkan nasi ke atas piring, pintu sudah terbuka oleh sang pemilik senyum manis.

Kemeja yang di gulung, dasi yang sudah mengendur, serta rambut yang sedikit berantakan. Tapi masi tetap terlihat tampan, bahkan terlihat sexy.

"Baru pulang banget?" tanya Cerelia dengan menghampiri Darel.

"Iya, baru banget pulang ngantor. Tapi langsung mampir ke sini. Udah kangen banget tahu." Darel membenamkan wajah Cerelia ke dada bidang miliknya. Ia tidak peduli Cerelia mencium bau keringat di kemejanya karena bekerja seharian. Ia hanya ingin menyalurkan rasa rindu yang sejak kemarin tertahan.

Karena kesibukannya di kantor, sampai lupa jika ada sosok orang yang selalu menunggu kabar darinya.

Cerelia melepaskan pelukannya dan mendongak menatap Darel.

"Aku masak banyak hari ini, yuk makan bareng!" Tanpa menunggu jawaban Darel, Cerelia langsung menggeret tangan Darel menuju meja makan.

Darel yang melihat masakan yang tersedia di meja, menahan air liur yang bisa saja tumpah jika ia tidak menutup mulutnya rapat.

"Calon istri pinter banget, si." Darel mengacak rambut Cerelia gemas, lalu mereka mulai menyantap masakan tersebut yang memang sangat menggugah selera.

Heart's Owner (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang