39. PAPA?

1.6K 63 1
                                    


Hai kembali dengan tata!

Gpp blum 14k udah update <3

Oh ya gimana kabar kalian?

Jangan lupa vote nya kawan<3

Happy Reading


09.00 AM

Yunanda, Alex, Abyyan bahkan keluarga Sandra dan teman-teman lainnya  menunggu dokter keluar dari ruang UGD. Mereka tak berhenti mengucapkan doa, supaya Sandra selamat.

Ceklek!

Dokter keluar dari ruang UGD setelah 4 jam berada disana, Yunanda langsung mendekat menatap Dokter penuh harap.

"Gimana keadaan adik saya?" tanya Yunanda, namun dokter hanya menghembuskan nafasnya pasrah.

"Saya bisa bicara dengan orang tuanya?" ujar Dokter tersebut, membuat mereka saling pandang.

"Saya orang tuanya," ujar Rendi, membuat Dokter menganggukan kepalanya.

"Baik ikut keruangan saya, kalian boleh jenguk pasien tapi jangan ribut." Rendi dan Vivi lantas mengikuti Dokter ke ruangannya. Sementara mereka segera masuk ke UGD.

Sangat nampak, Sandra terbaring lemah di bankar rumah sakit. Dengan banyak selang di tubuhnya, perban di kepalanya, tangan dan bahkan lehernya.

Alex mendekat dengan cepat, dia duduk di samping bankar Sandra. "San.... Maafin gue," lirih Alex, kepada Sandra yang masih memejamkan mata.

"Bukan salah lo kok ," sahut Yunanda, yang kini berada di belakang Alex.

Alex menggelengkan kepalanya, dia mengambil tangan Sandra yang masih hangat dan menciumnya dengan lama. "Gue janji, kalau lo udah bangun.. Gue bakal selalu ada di samping lo, gak bakal ninggalin lo lagi. Gue janji ."

Alex kini berdiri, dan mempersilahkan Yunanda agar duduk di kursi. Sementara dirinya lebih memilih keluar, tidak kuat melihat keadaan Sandra yang sangat menyakitkan bagi dirinya.

Bagas, Agnes, Dara, Deylinda pun mendekat ke Bankar Sandra. Sementara yang lainnya, lebih memilih diam di sofa dan duduk menunggu Sandra hingga sadar.

"Andra.. Bisa denger suara Ana gak?" tanya Yunanda, dengan mata yang sudah berkaca-kaca tanda  air  mata sudah siap keluar.

"Maafin Ana, Ana telat datang nyelamatin Andra.."

Deylinda mengelus pundak Yunanda. "Kita sekarang cuman bisa berdoa, agar Sandra cepat sadar," ujar Deylinda.

"Bangun lo! Lemah banget sih jadi orang!" bentak Dara tiba-tiba membuat mereka langsung tertuju kepadanya.

"Gini aja lo udah tepar, bangun bangsat!" bentak kembali Dara, air matanya sudah keluar. Suasana seperti ini mengingatkan tentang temannya yang lama.

"Sabar Ra, kita doa biar Sandra cepet sadar," ucap Agnes, sambil memeluk Dara yang sudah mulai menutup matanya dengan kedua telapak tangan.

"Nes, Geo, Ra. Kalian inget gak, ini tanggal berapa?" tanya Bagas membuat mereka dengan cepat mengambil hp.

Deg!

Mereka semua diam, Dara dengan cepat mengambil tasnya dan langsung pergi meninggalkan mereka yang masih penuh tanya.

"Tepat hari ini, hari kematian Sandra Claudia Devie yang ke 2 tahun."

***

Alex kini berada di sebuah pemakaman umum. Dia berjalan sendirian melewati banyak kuburan, hingga tubuhnya berhenti di sebuah makam dengan batu nisan bertuliskan Sandra Claudia Devie.

DIA SANDRA(Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang