36. RENCANA

1.4K 67 1
                                    

Hai kembali lagi dengan tata!

Semoga suka dengan cerita kali ini!

Vote dulu bestih!

Jangan lupa Folow! Folow juga ih aku: @mngyuuu_

Happy Reading

Brumm... Brum...

Cit....

Sandra membuka helm full face nya, sembari mengibaskan rambut panjangnya. Dia menatap remeh ke arah Yunanda, yang menjadi lawannya malam ini.

"Gue bilang apa, lo gak bakal bisa kalahin, gue," ucap Sandra, dengan kagak sombongnya.

Yunanda hanya memutar bola matanya malas, setelah mengajak Sandra ke sirkuit, dia ditantang oleh Sandra, dengan uang taruhan 10 juta.

Sandra memarkirkan motornya di pinggiran jalan, karena akan ada balapan lagi. Dia menghampiri Yunanda, dengan santainya mengadahkan tangan.

"Uang?"

Yunanda mengeluarkan Black card nya, membuat Sandra bersorak girang. "Itu isinya 20 juta, 10 juta gue kasih karena lo menang, lagi 10 juta terserah lo mau apain."

"Siap, komandan!" ucap Sandra, sambil hormat menghadap ke Yunanda.

Yunanda memakai helmnya. "Pulang, udah jam 2 malem, besok lo sekolah, kan?"

"Oke, duluan aja gue ambil motor dulu." Sandra pun menghampiri motor miliknya, dia hendak memasang helm namun dia melihat sosok yang menatap dirinya dari jarak jauh.

"SANDRA BURUAN!"

Sandra pun mengalihkan pandangannya, dan ketika dia ingin melihat kembali sosok itu hilang. Namun Sandra tak ambil pusing, dia segera menancapkan gas motornya untuk pulang kerumah sebelum Vivi dan Rendi memgomeli dirinya.

***

SMA ARWANA

Hari ini senin, seluruh siswa melaksanakan upacara bendera dengan khimat. Banyak siswa yang mengeluh terkena sinar matahari pagi, dan lamanya berdiri karena kepala sekolah yang sangat lama memberikan instruksi.

"Baik, sekian dari bapak," ucap Pak Bondan, mengakhiri pidato yang tadi dia sampaikan.

"Lama banget lagi, ah. Tinggal bubarin aja, kek," omel Sandra, sambil membuka topinya dan digunakan untuk kipas.

Dara menyengol lengan Sandra. "Pakai topi, lo."

"Lo tau panas? Panas banget, lagian gue gak bakal kelihatan disini," ucap Sandra santai, dia memang berjongkok di barisan laki-laki berhubung tubuh dia juga kecil dan mungil jadi tidak akan kelihatan dengan badan-badan besar yang menjadi tameng.

Setelah beberapa menit mengakhiri upacara bendera, mereka dibubarkan membuat seluruh siswa Mendesah lega. Banyak yang langsung berbondong kekantin, mencari minuman untuk mengisi kerongkongan yang sudah sangat kering.

Beda halnya dengan Sandra, yang lebih memilih menghampiri Alex yang duduk di bawah pohon jambu, di pinggir lapangan upacara.

"Hai!" sapa Sandra, namun tak diumbris oleh Alex.

DIA SANDRA(Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang